Kebon Dalem – Ketika kita menjadi seorang pengurus Dewan Pengurus Paroki, Ketua Tim Pelayanan, Ketua Wilayah, Ketua Lingkungan, aktivis gereja, dan sebagainya, menandakan bahwa kita merupakan seorang yang dipilih Allah. Allah sendirilah yang memilih kita untuk dapat melayani sesama, terlebih demi memuliakan nama-Nya. Namun, dalam pelayanan terdapat berbagai hal yang perlu kita perhatikan, termasuk motivasi kita dalam melayani. Melalui bincang santai yang diadakan di Paroki Santo Franciscus Xaverius Kebon Dalem pada hari Minggu, 14 Juli 2024, pukul 10.00 WIB, kita diajak untuk merefleksikan motivasi kita dalam melayani. Dalam melayani kita telah ‘memberikan diri’ untuk Tuhan, oleh sebab itu selalu ada ketulusan, tanggung jawab, kesetiaan, dan sukacita dalam pelayanan kita.
Bapak Cay Haryanto sebagai narasumber dari bincang santai ini mengatakan, bahwa dalam pelayanan kita harus memiliki motivasi: Menyertai dan menyenangkan Allah. Kita dipilih untuk menyertai Dia, memberitakan Injil (kabar sukacita) dan diberi kuasa “mengusir setan” (menentang kejahatan dan dosa, serta menebarkan kasih) yang berarti mendatangkan kerajaan Allah. Melalui pelayanan kita dipanggil melayani bukan untuk sukses tetapi untuk setia. Kita dapat setia dalam pelayanan dengan cara selalu gembira dan mencintai pelayanan kita, membangun komunikasi yang baik antar anggota kelompok pelayanan, selalu rendah hati dan mau terbuka, berkomitmen dan konsisten. Setiap orang yang dipersatukan dalam komunitas atau kelompok juga pasti memiliki kesibukan, kemauan, dan ekspektasi masing-masing. Namun perbedaan itu harus kita jadikan sebuah perbedaan yang memperkaya.
Melalui bincang santai ini kita diharapkan dapat melayani dengan tulus dan setia. Pelayanan membawa kita pada perjumpaaan dengan Yesus, maka yang kita rasakan hanya kasih, damai, sejahtera, sukacita, dan kebahagiaan. Banyak orang yang memulai pelayanan dengan baik, tapi sedikit orang yang mau bertahan dan tekun dalam pelayanan. Sehingga setelah diadakannya bincang santai ini para DPPH, para perangkat lingkungan, koordinator Timpel, dan lainnya dapat menjalankan tugas pelayanannya dengan tekun dan setia. Sebab buah pelayanan bukan hanya pada orang yang kita layani, tetapi juga dalam diri kita dan hidup kita sendiri, sebagai seorang pelayan. (Gracia Edelweissa Oscarla Putri)