Semarang – Tim Peduli Pendidikan (TPP) Kevikepan Semarang bersama Yayasan Insan Sekolah Kasih (YISK) kembali menggelar Workshop Peace-Leader melalui program ANDALAN (Anak Muda Berdaya, Lingkungan Aman dan Nyaman, Bebas Kekerasan). Tahun ini, kegiatan difokuskan pada tema P3K Kesehatan Mental, sebagai upaya memperkuat kapasitas siswa dalam membangun budaya damai di sekolah.

Sebanyak 21 siswa dan 4 guru dari empat sekolah mitra ikut ambil bagian, yakni SMK PL Tarcisius Semarang, SMA PL Don Bosco Semarang, SMA Santo Bernardus Pekalongan, dan SMK Negeri 6 Surakarta. Workshop berlangsung di Aula BPR Restu Arta Makmur, Semarang pada hari Kamis, 28 Agustus 2025 dengan suasana interaktif yang menggabungkan diskusi, simulasi peran, serta praktik peer support.

Fasilitator utama, Samuel Oxy, S.Psi., C.HA, membekali peserta pemahaman dasar kesehatan mental sekaligus keterampilan praktis agar mampu menjadi first responder bagi teman sebaya yang tengah berjuang menghadapi masalah psikologis. Materi utama yang diangkat meliputi:
- Kesehatan Mental Remaja, Penting? – pentingnya kesadaran diri dan dukungan lingkungan.
- Gimana dengan Sekolah Kita? – refleksi kondisi sekolah terkait iklim damai dan kesehatan mental.
- Agen P3K Kesehatan Mental – pelajar dilatih jadi penolong pertama.
- Praktik Active Listening dan Teknik Bernafas – keterampilan langsung yang bisa diterapkan di lingkungan sekolah.
Koordinator Program ANDALAN YISK, Hartanti Nugraheni, menegaskan, “Workshop ini menjadi langkah penting melatih siswa sebagai Peace-Leader sekaligus Agen P3K Kesehatan Mental. Harapannya, mereka bisa menguatkan awareness sekaligus memberi dukungan nyata bagi teman sebaya yang tengah struggling dengan kesehatan mental.”
Manfaat kegiatan ini juga dirasakan langsung para peserta. Clementine Aurell, siswi SMA Santo Bernardus Pekalongan, mengaku banyak mendapat ilmu baru. “Kita belajar apa itu kesehatan mental, penyebab, dampak, hingga cara menolong dengan active listening dan teknik pernapasan relaksasi. Semuanya dipraktikkan langsung sehingga lebih mudah dipahami,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Jean Gabrielle Antonia Agnieszka dari SMA PL Don Bosco Semarang. “Role play -nya seru banget dan bermanfaat. Aku bakal coba terapin semua yang diajarkan supaya bisa bantu teman-teman,” katanya.
Melalui kegiatan ini, YISK meneguhkan komitmennya untuk terus berkolaborasi dengan sekolah mitra dalam membangun ekosistem pendidikan yang aman, nyaman, bebas kekerasan, sekaligus melahirkan generasi muda yang peduli, berdaya, dan menjadi penggerak perdamaian. (BD Elwin)
 
				 
															