Ambarawa – Puncak peringatan nasional 100 tahun Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) diselenggarakan di Gua Maria Kerep Ambawara (GMKA) oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Wanita Katolik RI dan dihadiri sekitar 2000 anggota dari hampir seluruh DPD Wanita Katolik RI di Indonesia, Sabtu (27/7/24). GMKA pun bak lautan biru seragam ormas Katolik ini.
Puncak peringatan ini ditandai dengan Perayaan Ekaristi konselebrasi yang dipimpin oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko bersama sembilan imam penasehat rohani (penroh) dan penasihat organisasi (penor). Mereka diantaranya Romo PC Siswantoko, Pr. (Penroh DPP), Romo YR Edy Purwanto, Pr. (Penor DPP), Romo G Budi Subanar, SJ (Penor DPP), Romo FX Endra Wijayanto, Pr. (Penroh DPD Jawa Tengah), dan empat romo penasehat rohani dari DPC se DPD Jawa Tengah yaitu Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, Romo Yohanes Wegig Hari Nugroho, Pr., Romo Agustinus Budi Nugroho SJ, Romo Robertus Triwidodo, Pr. dan Romo Zeko Suwandi Marlindo, Pr.
Menjelang Perayaan Ekaristi dari podium Ketua Presidium DPP Wanita Katolik RI, Elly Kusumawati Handoko, memberikan sambutan berupa ajakan yang membakar semangat seluruh anggota. Ia mengajak seluruh pengurus dan anggota untuk mengingat kembali semangat dan sikap dasar dari pendiri organisasi Wanita Katolik RI. “Lahirnya organisasi Wanita Katolik RI pada tahun 1924 didorong oleh panggilan untuk melakukan sesuatu terhadap keprihatinan masyarakat, khususnya membela martabat perempuan,” seru Elly Kusumawati.
Tegasnya lagi, “Melalui seminar yang telah diadakan pada tanggal 25 Juli 2024 lalu, seluruh anggota organisasi diajak untuk berani melakukan sesuatu terhadap keprihatinan masyarakat, khususnya persoalan yang dihadapi perempuan. Seluruh anggota diajak menjadi agen perubahan, yakni berani melakukan pencegahan terjadinya kekerasan seksual pada perempuan dan anak serta dewasa rentan di era digital ini.”
Elly juga menyatakan bahwa persembahan bunga mawar bagi Bunda Maria pada peringatan 100 tahun Wanita Katolik RI di GMKA tidak hanya mengungkapkan penghormatan kepada Bunda Maria, tetapi juga dapat membantu para petani bunga yang ada di sekitar GMKA, dengan memberikan tambahan pendapatan yang lebih bagi petani.
Sementara itu, Bapa Uskup dalam homili melontarkan tiga pertanyaan refleksi bagi Wanita Katolik RI. “Pertama, sejauhmanakah WKRI sampai sekarang ini membentuk dan memperkembangkan saya sebagai seorang wanita Katolik? Kalau saya sudah ikut WKRI sekian lama, apakah WKRI membentuk saya menjadi pribadi yang semakin Katolik? Ini adalah pertanyaan yang mendasar sekali,” ucap Bapa Uskup.
Pertanyaan kedua, apakah yang sudah WKRI lakukan untuk pembangunan Gereja Katolik selama ini? Apakah dengan kehadiran WKRI, Gereja semakin hadir dan berkiprah di tengah masyarakat? “Inilah cita-cita kita. Kalau pun belum, maka akan kita kembangkan terus menerus,” tandasnya.
Dan pertanyaan refleksi ketiga adalah apakah yang sudah WKRI berikan untuk perkembangan masyarakat di masa lampau dan sekarang?
“Inilah pertanyaan refleksi yang penting untuk kita lontarkan dalam rangka mensyukuri 100 tahun perjalanan kita, sebagai wujud nyata bahwa kita terlahir kembali. Lahir kembali dalam semangat sang pendiri untuk mengobarkan dan mewujudkan cita-cita dari WKRI sejak didirikan oleh Ibu Soelastri,” tandas Bapa Uskup.
Di akhir homili, Bapa Uskup mengajak seluruh anggota Wanita Katolik RI untuk membangun semangat dan tekad yang baru, supaya semakin berarti, semakin bermakna bagi diri sendiri, bagi masyarakat, dan juga semakin berkiprah yang nyata.
Dalam kesempatan tersebut, sebelum berkat penutup, Kapres DPP Wanita Katolik RI menyerahkan tali kasih kepada Panti Wredha Maria Sudarsih Kerep yang diwakili oleh Bernadeta Rini Widiastuti dan kepada Warung WKRI DPC Kabupaten Semarang yang diwakili oleh ketua DPC Kabupaten Semarang, MG Sri Wahyuningsih. Kepada perwakilan keduanya masing-masing diserahkan secara simbolis sejumlah dana.
Masih sebelum berkat, panitia pelaksana perayaan nasional dalam hal ini Wanita Katolik DPD Jawa Tengah mengucapkan terima kasih. Ucapan tersebut disampaikan oleh Kapres DPD Jateng Veronica Pramadini Pudji Utami. Ucapan terima kasih disampaikan kepada selebran utama Perayaan Ekaristi Mgr Robertus Rubiyatmoko, para romo penasehat rohani. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada anggota Wanita Katolik RI yang hadir.
Harapannya, semoga sepulang dari sini semakin menghayati spirit Ibu Soelastri yaitu semakin peka, semakin peduli, dan semakin berani untuk bertindak kepada sesama, khususnya kepada mereka yang kecil, lemah, miskin, dan difabel.
Seusai Ekaristi, Bapa Uskup bersama para romo menandatangi komitmen sebagai agen perubahan pada kain sepanjang 100 meter yang bertuliskan “Perempuan Sebagai Agen Perubahan: Pencegahan Kekerasan Seksual pada Perempuan, Anak dan Dewasa Rentan”. Selanjutnya Bapa Uskup melakukan tabur bunga di pusara Ibu RA Maria Soelastri pendiri Wanita Katolik RI.
Peringatan nasional ini dihadiri hampir semua DPD Wanita Katolik RI di Indonesia, termasuk DPD dari luar Jawa. Diantaranya dari ujung Indonesia: DPD Jayapura dan juga DPD Maumera. Mereka telah hadir beberapa hari sebelumnya dan mengikuti seminar di Yogyakarta (24/7) serta napak tilas di Mendut (26/7).
Perwakilan DPD Jayapura Lidwina Renyaan (Ketua DPC Gembala Baik Abepura) menyatakan bersyukur boleh hadir pada puncak peringatan ini. “Selain bisa saling mengenal dan bertukar pengalaman dengan Wanita Katolik RI lainnya, kami bertekad sepulang dari sini akan mengadakan seminar serupa tentang kekerasan perempuan dan anak di tempat kami,” tandasnya.
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua DPD Maumere, Hilde Djone. Ia dan teman-temannya akan membawa semangat para anggota WKRI yang ditemui pada peringatan tersebut. “Meskipun sudah tua, ibu-ibu WKRI di sini semangat-semangat. Kami akan tularkan semangat ini ke Maumere, supaya bisa mengembangkan WKRI dan membantu karya pastoral di tempat kami,” ucapnya. (BD Elwin J)