Bunda Maria Diarak Sepanjang 700 Meter Menuju Gua Maria Kendalisodo

Twitter
WhatsApp
Email
Seiring meredupnya sang surya di ufuk Barat, tatkala petang menjelang, patung Sang Bunda perlahan beranjak dari pelataran Kapel Maria Asumpta menuju Gua Maria Kendalisodo yang berjarak 700 meter.

Girisonta – Seiring meredupnya sang surya di ufuk Barat, tatkala petang menjelang, patung Sang Bunda perlahan beranjak dari pelataran Kapel Maria Asumpta menuju Gua Maria Kendalisodo yang berjarak 700 meter. Pantung Bunda Maria petang itu tampak anggun berkat lingkaran cahaya yang memancar di atas kepala.

Patung Maria ditandu menjelang diberkati dan diarak (dok. Elwin)

Empat penandu memikul tandu Sang Bunda menapaki jalan menanjak, menyusuri kampung yang mayoritas umat Katolik Paroki Santo Stanislaus Girisonta Kabupaten Semarang. Dengan iringan angklung, ratusan umat dengan nyala lilin (elektrik) di tangan mengiring Sang Bunda sambil melantunkan beragam lagu rohani. Cahaya lilin itu sungguh menerangi sepanjang jalan yang dilalui. Medan yang menanjak sama sekali tak menyurutkan umat untuk terus mengiring Sang Bunda. Tua muda terus menapaki anak tangga dengan derajad kemiringan yang curam. Sampai akhirnya prosesi berhenti di pendapa Ekaristi tempat patung Maria ditahtakan sepanjang misa berlangsung.

Itulah seklumit acara yang bertajuk Perarakan dan Persembahan Pesta Cahaya untuk Bunda Maria, Sabtu (11/5/24) petang. Acara kolaborasi antara alumni Sekolah Evangelisasi Pribadi Exekutif atau SEPEx ke-10, SEPEx ke-9 dan Tim Pengelola Taman Doa dan Samadi Kendalisodo selama 4 bulan ini mempersembahkan acara untuk menghormati Bunda Maria. Acara di bagi dalam 4 bagian acara.

Vanessa Axellia ketika melantunkan lagu Derek Dewi Maria (dok. Elwin)

Pertama antara pukul 16.30-17.45 berupa hiburan lagu rohani yang dibawakan apik oleh De Gus Paroki Banyumanik. Selanjutnya sepanjang satu jam umat diajak mengarak patung Bunda Maria dengan lilin di tangan. Berikutnya perayaan Ekaristi konselebran yang dipersembahkan bersama Vikep Kategorial, Romo Yohanes Dwi Harsanto, Pr. dan Romo Agustinus Mintara, SJ dari Paroki Santo Yusup Ambarawa. Rangkaian acara ini ditutup oleh hiburan yang menghadirkan finalis The Voice Indonesia Vannesa Axellia yang melantunkan lagu Bunda Suci Mulia dan Derek Dewi Maria.

Romo Dwi Harsanto Pr bersama Romo Mintara SJ dalam Ekaristi konselebran (dok. Elwin)

Dalam homili Romo Dwi Harsanto mengajak seluruh umat untuk meneladan Bunda Maria dengan menjadi cahaya-cahaya yang memancarkan cahaya Kristus. Lalu caranya bagaimana? “Tak ada cara lain, kecuali dengan menjadi saksi Kristus dalam kata-kata dan perbuatan yang baik dan kudus. Kudus tak lain adalah hidup penuh sukacita dan terberkati. Sama seperti Bunda Maria yang diberkati di antara semua wanita,” tegasnya.

Usai acara, seluruh umat diajak untuk menikmati hidangan UMKM Stasi Glodagan dengan cara membeli kuliner yang tersedia. Satu hal yang patut diapresiasi adalah bahwa acara ini seluruhnya di-handle oleh OMK Stasi Maria Asumpta Glodogan. (BD Elwin J)