87 Umat Paroki TDGY Macanan Menerima Sakramen Penguatan, Bapa Uskup: Roh Kudus Menyatukan dan Memadukan

Twitter
WhatsApp
Email

Paroki Macanan – Dalam gereja Katolik Roma, penguatan adalah salah satu dari tujuh sakramen. Penguatan dipandang sebagai pemberian sumber kebijakan, pengetahuan dan keberanian bagi penerima, bila penerima menginginkannya dengan hati terbuka.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang menerimakan Sakramen Penguatan kepada 87 umat di Paroki Tyas Dalem Gusti Yesus Macanan, didampingi oleh Romo Agustinus Tejo Kusumantono, Pr – selaku Pastor Paroki dan Romo Yustinus Joko Wahyu Yuniarto, Pr. Penerimaan Sakramen Penguatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 5 September 2025 sore.

Pemotongan tumpeng oleh Bapa Uskup, Mgr. Robertus Rubiyatmoko

Sebelum Perayaan Ekaristi Penerimaan Sakramen Penguatan, dilaksanakan doa syukur bersama Bapa Uskup dan pemotongan tumpeng. “Peristiwa sore ini sungguh istimewa untuk saya. Karena ini rasa-rasanya satu-satunya paroki yang secara khusus merayakan ulang tahun tahbisan sebagai uskup. Sungguh ini peristiwa yang sangat mengejutkan, karena saya sendiri sudah lupa kapan ulang tahunnya, “tutur Bapa Uskup.

“Persis satu windu saya ditahbiskan sebagai uskup, menjadi gembala buat Anda semua. Ini dukungan luar biasa dari umat, termasuk umat dari Paroki Macanan ini, sehingga karya pelayanan di Keuskupan Agung Semarang dalam kebersamaan dengan para imam, dengan para romo, bruder, dan suster serta seluruh umat bisa terlaksana dengan baik sekarang ini.”

Bapa Uskup menerima replika logo paroki, buah tangan Feby (OMK)

Bertepatan dengan ulang tahun ke-5 atau lustrum pertama, Romo Tejo memohon Bapa Uskup berkenan menerima tanda kasih berupa replika logo paroki yang disampaikan oleh Feby (OMK) mewakili umat Paroki Macanan. Replika ini buah tangan dari Feby sendiri.

Dalam homilinya, Bapa Uskup mengatakan, “Lima tahun perjalanan menjadi paroki pantas disyukuri. Apalagi kalau kita melihat perjalanan dalam 5 tahun ini, begitu banyak dinamika yang membuat kita semakin dewasa, semakin berkembang, dan semakin maju. Kemajuan secara fisik semakin tertata. Saya membayangkan, kok bisa ya umat sekian banyak ini bisa padu pada sore ini? Apa sebenarnya yang menggerakkan kita ini?”

Bapa Uskup, Mgr. Robertus Rubiyatmoko saat memberikan homili

“Ada banyak yang menggerakkan, tapi yang menggerakkan yang utama adalah Roh Kudus. Kita di paroki ini seperti satu tubuh, ada banyak anggota, namun bisa digerakkan secara harmonis. Dan hari ini persis ketika kita merayakan Sakramen Penguatan, Roh Kudus yang kita terima saat dibaptis kembali dinampakkan perannya secara istimewa, yakni membuat kita semakin dewasa dalam iman.”

“Refleksi saya, Roh Kudus itu mempunyai 2 peran sangat utama khususnya dalam konteks paroki merayakan lustrum pertama, yakni roh yang menyatukan, roh yang memadukan semua anggota paroki ini. Inilah yang menjadi kekuatan kita. Roh yang satu dan sama mengerjakan banyak perkara dalam diri kita, namun semuanya bersama bertujuan untuk kepaduan kita. Karena itu sangat penting kita sadari bahwa Roh Kudus yang kita terima hari ini dan yang kita terima ketika dibaptis adalah roh yang mempersatukan, bukan memecah-belah. Roh yang memadukan, bukan roh yang menyerak-nyerakkan, “lanjut Bapa Uskup.

“Roh Kudus menyatukan dan memadukan. Inilah yang menjadi kekuatan dan menjadi kesadaran kita bersama. Maka hari ini ada 87 umat menerima Sakramen Penguatan, menerima kepenuhan Roh Kudus, maka Anda sekalian saling menguatkan dalam iman.”

“Paroki tidak akan bisa maju dan berkembang jika tak ada kepaduan. Jika kita bersatu padu, saling menopang dan menolong, maka paroki ini akan berkembang dengan baik. Kalaupun ada perbedaan pendapat, perbedaan minat, jangan sampai itu memporak-porandakan komunitas kita. Roh Kudus selalu menggerakkan kita, dan kita dipanggil untuk bergerak dan berbuat sesuatu yang baik.”

Pagelaran wayang kulit Ki Lintang Samudra dengan cerita “Wahyu” menandai puncak acara lustrum pertama

Seusai perayaan ekaristi, sebagai puncak acara lustrum pertama, diselenggarakan pagelaran wayang kulit Ki Lintang Samudra dengan cerita “Wahyu” di halaman paroki. Selain itu juga dibagikan 1000 nasi bungkus untuk umat.

Dalam rangkaian acara ini hadir tamu undangan wakil dari DPD DIY, Lurah Madurejo Prambanan, Danramil Prambanan, Ketua FKUB Kapanewon Prambanan, Dukuh Potrojayan, RT 3 dan RW 19 Potrojayan, Ketua Desa Budaya Kalurahan Madurejo, dan Tokoh Budayawan Kalurahan Madurejo Prambanan.

Clementine Roesiani (Komsos Macanan)