Bandungan – Melihat kebutuhan pelayanan konseling perkawinan dan keluarga dewasa ini, Komisi Keluarga (Komkel) Kevikepan Semarang menyelenggarakan Workshop II Konselor Amatir untuk Tim Family Care Center (FCC) Paroki pada hari Sabtu-Minggu, 18-19 Mei 2024 di Rumah Retreat Wisma Syalom, Bandungan. Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari pelatihan Konselor Dasar, yang sudah diselenggarakan pada Maret tahun lalu.
Peserta pada pelatihan ini, sebagian merupakan peserta yang sudah ikut pelatihan sebelumnya, sehingga menambah wawasan mereka dalam melayani para keluarga. Disamping itu banyak juga peserta yang baru, hal ini menunjukkan bahwa paroki-paroki di Kevikepan Semarang juga semakin serius menggarap FCC sebagai wadah untuk konseling bagi para pasutri atau keluarga-keluarga di paroki mereka masing-masing.
Tema pelatihan kali ini adalah “Mental Health: Pendampingan Khusus Problematika Perkawinan dan Keluarga Katolik Berdasarkan Kebutuhan Psikologis dan Kesehatan Mental Pribadi”.
Acara ini menghadirkan narasumber yang sangat kompeten, yaitu Ibu Agnes Novita, S.Psi, CTC, CMNLP yang membawakan materi tentang “Tahap Perkembangan Psikologi Manusia” dan “Teknik Pengelolaan Masa Lalu” dengan metode Art Terapy.
Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mengenali situasi dan kondisi masa lalu dengan mempraktekkan menggambar garis tidak beraturan dan pemilihan warnanya. Dengan simulasi ini, para peserta dapat merefleksikan kondisi emosionalnya akibat kejadian yang pernah dialami pada masa lalunya. Diharapkan saat kita sebagai konselor mengetahui hal itu, bisa mambantu menenangkan klien supaya bisa lebih terbuka dan mendapatkan ide penyelesaian dari problem yang dihadapinya.
Pada hari kedua, Minggu, 19 Mei 2024 acara dibuka dengan Perayaan Ekaristi Hari Raya Pentakosta yang dipimpin oleh Romo Giovanni Mahendra Christi, MSF., selaku Ketua Komkel Kevikepan Semarang.
Selanjutnya, narasumber Ibu Ignasia Epifani, S.Psi, M. Psi mengajak peserta untuk memahami “Tahap-tahap Perkembangan Perkawinan dan Keluarga” tentu beserta contoh-contoh kasus yang sering timbul pada pasangan atau keluarga sesuai usia perkawinannya. Dengan paparan tersebut, maka para peserta sebagai konselor, dapat lebih memilah cara pendampingan saat menghadapi klien pasangan suami-istri maupun keluarga sesuai jenjang.
Sesi terakhir menghadirkan narasumber Ibu Annastasia Ediati, S.Psi, M.Sc, Ph.D yang menjelaskan mengenai Kesehatan Mental, yang banyak menyebabkan depresi dan mendorong orang untuk berperilaku melukai diri sendiri (Self-harm) bahkan dorongan ingin bunuh diri, beserta tips-tips menghadapi klien yang mengalami hal tersebut.
Dengan pembekalan ini diharapkan para Konselor Amatir Paroki yang menggawangi FCC Paroki semakin percaya diri untuk melayani pada pasangan suami-istri dan keluarga-keluarga yang sedang menghadapi persoalan relasi. (Epifani)