Atmodirono – Perayaan pesta emas atau 50 tahun baik itu hidup berkeluarga maupun hidup membiara adalah peristiwa langka, terlebih di zaman milenial ini. Begitu pula pesta emas hidup membiara ke-enam anggota tarekat Para Misionaris Keluarga Kudus atau MSF Provinsi Jawa ini. Pesta meriah yang diselenggarakan di Gereja Keluarga Kudus Atmodirono, Jumat (24/1/25) ini tak hanya dihadiri dua Uskup yubilaris (pestawan), namun juga Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko dan Bapa Julius Kardinal Darmaatmadja, SJ. Bahkan hadir pula Jenderal Kongregasi MSF, Romo Agustinus Purnama Sastrawijaya, MSF bersama dengan Vikarius MSF Romo Marian Ryzard Kolodziejczyk, MSF yang datang dari Roma.

Keenam yubilaris itu adalah Mgr. Yustinus Harjosusanto, MSF (Uskup Samarinda); Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka, MSF (Uskup Palangkaraya); Romo Antonius Marga Murwanta, MSF; Romo Antonius Gunardi Prayitna, MSF; Romo Nikolaus Wiranto Antosaputro, MSF; dan Romo Paulus Maria Sunarkawihardjo, MSF.

Dengan memakai perumpamaan Romo Marga, salah satu yubilaris, mengatakan dalam homili, bila kita merebus air dan mulai mendidih maka mengepullah asap atau uap dan disertai bunyi desis. Dan bagi pencinta kopi tubruk begitu nikmat bila air mendidih itu dituangkan ke kopi dan dicampur gula, dibiarkan beberapa saat agar mengendap (Jawa: menep). Baru kemudian diminum dan kemepyar rasanya menghilangkan rasa kantuk.
“Begitulah kiranya seorang MSF yang matang akan memperlihatkan tanda-tanda yang kelihatan dari identitas seorang MSF: asap atau uap mengepul (ana kebule). Ada kesadaran dan rasa tanggung jawab atas tugas yang dipercayakan kepadanya. Misal, sebagai imam atau religius bangun pagi secara disiplin, menciptakan keheningan dan rajin berdoa, ibadat, dan Ekaristi tepat waktu.”
Tambahnya, “Kopi mengendap (menep) artinya sikap hidup tidak reaktif, sensitif, dan emosional, keputusan dan tindakannya tegas dan bijaksana, dan terbiasa menangkap kehendak Allah dari setiap peristiwa, kegembiraan dan pengharapan, kesedihan dan kecemasan.”
Sementara itu, yubilaris lain Mgr. Sutrisnaatmaka, MSF menandaskan pentingnya ketaatan kualitatif, yaitu mengarah kepada ketaatan akan Yesus Kristus. “Kata taat berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu kata dasar ‘atati’ yang berarti ‘patuh’ atau ‘menaati’. Dalam bahasa Indonesia berarti tunduk terhadap peraturan, perintah, atau kewajiban,” ucapnya.

Pesta emas hidup membiara ini ditandai dengan pembaruan kaul di hadapan provinsial oleh para yubilaris. Selain itu ditandai pula dengan pemotongan tumpeng oleh keenam yubilaris. Potongan tumpeng pun diberikan kepada Romo Purnama, Jenderal MSF. Sebaliknya Romo Jenderal kemudian memberikan kenang-kenangan kepada para yubilaris. Selain para pembesar tarekat, pada kesempatan itu hadir pula puluhan imam dan bruder MSF serta biarawan-biarawati serta umat.
Kapitel MSF dan Propinsial Baru
Perayaan Ekaristi malam itu, selain merayakan pesta emas hidup membiara, juga sebagai ucapan syukur atas terselenggaranya Kapitel MSF Pronvinsi Jawa 2025. Secara umum kapitel adalah rapat umum tarekat yang diadakan secara berkala untuk membuat keputusan-keputusan dan memilih pemimpin umum (provinsial) untuk periode tertentu. Kapitel MSF kali ini berlangsung di rumah provinsialat dan berlangsung selama 5 hari (Senin-Jumat, 20-24/1/25). Hadir 35 bapa kapitel utusan dari berbagai komunitas MSF, seperti dari Flores, Sumatera, juga dari MSF Provinsi Kalimantan, dan bahkan Jenderal MSF dan wakilnya dari Roma.

Dalam sidang besar itu, para romo dan bruder MSF mengevaluasi gerak pastoral dan kerasulan tarekat MSF sebagai langkah untuk semakin menjadi berkat bagi umat di masa mendatang. Dalam kapitel ini terpilih DPP baru yaitu provinsial baru beserta beberapa asistennya, periode 2025-2028. Romo Yohanes Risdiyanto, MSF terpilih sebagai provinsial baru. Sedangkan asistennya adalah Romo Aloysius Yuli Dwianto, MSF (asist I/vikaris); Romo Yohanes Berchmans Prasetyantha, MSF (asist II); Rm Agustinus Widyo Rahardjo, MSF (asist III); dan Romo Yusup Sunarno, MSF (asist IV).

Melalui akun IG (msf_java), Romo Risdi menyatakan keterkejutannya dan tidak menyangka akan ada tugas baru sebagai propinsial. Ia menjawab ‘ya’ saat provinsial sebelumnya menanyakan kesediaanya. “Saya seorang MSF dan yang memilih saya adalah konfrater saya MSF yang selama ini telah berjalan bersama. Maka saya berharap kita makin bisa berjalan bersama seturut teladan keluarga kudus Nazareth. Karena siapa yang berjalan bersama akan sampai tujuan dengan baik,” ucap provinsial baru. (BD Elwin)