Timpel KPKC Bekali Remaja Dengan Penyuluhan Penyalahgunaan Narkoba

Twitter
WhatsApp
Email
Penyalahgunaan Obat Terlarang dan Narkoba kian marak terjadi, bahkan bentuknya makin beragam. Maka remaja dan orangtua perlu memahaminya supaya dapat menangkal dan melindungi anak-anak remaja dari bahaya tersebut. Demikian disampaikan Pendeta Dr Daniel Darwito Sugito MA dalam sebuah penyuluhan di aula Panti Mandala Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Minggu (19/5/24) siang.

Atmodirono – Penyalahgunaan Obat Terlarang dan Narkoba kian marak terjadi, bahkan bentuknya makin beragam. Maka remaja dan orangtua perlu memahaminya supaya dapat menangkal dan melindungi anak-anak remaja dari bahaya tersebut. Demikian disampaikan Pendeta Dr Daniel Darwito Sugito MA dalam sebuah penyuluhan di aula Panti Mandala Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Minggu (19/5/24) siang.

Siswa-siswa SMP St Yoris, anak-anak penerima beasiswa paroki, dan OMK paroki mengikuti penyuluhan penyalahgunaan narkoba (dok. Elwin)

Tak kurang dari 100 orang menghadiri penyuluhan yang diselenggarakan oleh Tim Pelayanan Keadilan, Perdamaian, dan Keutuhan Ciptaan (Timpel KPKC) Paroki Atmodirono ini. Mereka terdiri dari anak sekolah SMP Santo Yoris, anak penerima beasiswa Paroki Atmodirono, OMK, dan para ketua wilayah serta lingkungan.

Pendeta Dr Daniel Darwito Sugito MA narasumber tunggal penyuluhan penyalahgunaan obat terlarang dan narkoba di Paroki Atmodirono (dok. Elwin)

Mengawali penyuluhan ini Ketua Yayasan Cinta Kasih Bangsa, Ungaran, ini memaparkan seputar kenakalan remaja. Dikatakan, kenakalan remaja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu internal dan eksternal. “Kenakalan remaja yang disebabkan faktor internal, karena adanya krisis identitas remaja, lemahnya kontrol dalam diri remaja, masa pubertas yang dialami, dan ketidakmampuan remaja mengendalikan diri,” tandas Daniel.

Untuk faktor eksternal, tambahnya, dipengaruhi oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orangtua, minimnya pemahaman mereka tentang agama, dan pengaruh dari lingkungan sekitar. Acapkali orangtua pun tidak konsekuen dalam memberi contoh sikap yang benar. “Remaja itu butuh contoh dan teladan. Misal, bapak melarang anak laki-lakinya untuk tidak merokok tapi si bapak tetap merokok di depan anaknya. Ini contoh yang tidak benar. Orangtua itu panutan bagi anak,” tandasnya.

Selanjutnya ia menyampaikan tentang bahaya penyalahgunaan obat terlarang dan narkoba. Menurutnya, dari hasil pendataan di Jawa Tengah ini narkoba yang paling banyak disalahgunakan adalah sabu-sabu, baru kemudian ganja, ekstasi, magic mushroom, dan inhalant atau ngelem.

“Dampak buruk dari penyalahgunaan narkoba bagi diri sendiri adalah rusaknya hati, otak, ginjal, jantung, syaraf. Pemakai bisa saja ditangkap dan direhabilitasi, bisa dipenjarakan, bisa jadi pasien RSJ, terakhir bisa saja mengalami kematian,” tegasnya.

Yosef Danang Purwanto selaku ketua timpel KPKC merasa bersyukur atas terselenggaranya acara ini. Selain sebagai program pelayanan (propel), kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan dan edukasi bagi remaja dan orangtua, sekaligus sebagai usaha preventif untuk melindungi kaum muda. (BD Elwin J)