Semarang – Memasuki catur wulan terakhir di 2024, Komisi Keluarga (Komkel) Kevikepan Semarang, melaksanakan agenda Temu Rayon Tim Pastoral Keluarga Paroki (TPKP) per rayon. Acara ini dimaksudkan untuk mendapatkan informasi terkait kegiatan-kegiatan pelayanan dari Timpel TPKP di Kevikepan Semarang. Dalam pertemuan ini didapatkan berbagai informasi kegiatan yang telah dilaksanakan dan juga tantangan serta hambatan-hambatan yang dialami oleh anggota TPKP. Hal ini yang akan dipakai sebagai dasar dari Komkel Kevikepan Semarang untuk menyusun Rencana Pelayanan di 2025, agar semakin bisa dilaksanakan dan dirasakan di Paroki-paroki yang dilayani.
Pertemuan pertama dilakukan hari Minggu, 15 September 2024 di Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, untuk Rayon Timur Selatan. Dihadiri oleh Tim TPKP perwakilan dari Paroki Atmodirono, Paroki Sendangguwo, Paroki Lampersari, Paroki Karangpanas, Paroki Banyumanik, Paroki Kebon Dalem serta Paroki yang baru lahir, yakni Paroki Administratif Maria Bunda Allah, Plamongan Indah. Absen dalam pertemuan tersebut TPKP dari Paroki Sambiroto.
Masing-masing TPKP mensharingkan dinamika yang telah dilaksanakan di parokinya, sebagian besar sudah memiliki Tim Katekese Persiapan Hidup Berkeluarga (KPHB) dan secara rutin melaksanakannya, kecuali Plamongan Indah dan Sambiroto. Sebagian juga mencoba melayani umat dalam wadah Family Care Center (FCC).
Acara dibuka oleh Romo Albertus Edwin Nur Istanto, MSF selaku Vikaris Parokial Atmodirono yang menyambut baik upaya dari Komkel Kevikepan Semarang ini untuk mengumpulkan TPKP se-Rayon, dimana acara ini dapat dimanfaatkan untuk saling bertukar ide-ide pelayanan untuk keluarga-keluarga Katolik di paroki masing-masing.
Secara istimewa dalam pertemuan ini, juga dihadiri Romo J.B. Rudy Hardono, Pr.,Vikep Kevikepan Semarang. Romo Rudy dalam peneguhannya juga berpesan agar TPKP bisa berkolaborasi dengan tim pelayanan yang lain di Paroki, tidak hanya melihat keluarga-keluarga yang bermasalah, namun juga melakukan pembinaan iman bagi semua keluarga, yang disesuaikan dengan kondisi keluarga tersebut. Untuk Keluarga muda, keluarga dengan anak balita, sampai pasutri usia lanjut.
Temu Rayon selanjutnya untuk Busidiana dilaksanakan pada 29 September 2024 di Paroki Stella Maris Jepara, dihadiri 45 peserta perwakilan dari Paroki Jepara, Kudus, Purwodadi, Gubug dan Juwana. Paroki Pati absen dalam acara ini. Dalam sambutannya Romo Andrianus Sulistyono, MSF, selaku Pastor Paroki Jepara mengingatkan kepada para anggota TPKP atau sering disebut juga sebagai Pendamping Keluarga agar dalam pendampingan jangan sampai ada hal-hal yang bertentangan dengan prinsip-prinsip kesatuan keluarga seturut ajaran Gereja Katolik, serta harus senantiasa menjaga kerahasiaan klien.
Dalam diskusi antar Paroki, perwakilan dari Juwana menceritakan bagaimana TPKP mengawali pelayanan dengan Kunjungan Keluarga, yang dari sana bisa didapatkan data-data umat yang melakukan perkawinan diluar Gereja Katolik, dan selanjutnya bersama Pastor Paroki, dilakukan Pemberesan Perkawinan mereka. Fokus pelayanan yang berbeda diceritakan dari Paroki Gubug, khususnya di wilayah Penadaran, karena disana banyak janda dan duda, yang kemudian menjalin hubungan ke arah pernikahan, maka oleh Romo Paroki, diadakan KPHB khusus untuk janda dan duda tersebut.
Temu Rayon ketiga diselenggarakan di Paroki Santo Ignatius Krapyak pada 6 Oktober 2024, dengan pertimbangan khusus, pertemuan ini mengumpulkan sekaligus Rayon Barut dan Rayon Keris dengan peserta mencapai 65 orang, meskipun dari paroki BSB dan Tanah Mas absen dalam acara ini. Dalam kesempatan ini paroki Krapyak selaku tuan rumah dengan bimbingan Romo Yohanes Sunaryadi, Pr. mensharingkan bagaimana upaya mereka membentuk TPKP ini menjadi “keluarga” dengan berbagai dinamikanya. Hal ini menjadi motivasi untuk paroki lain seperti di Weleri dan Sukorejo, yang kesulitan mencari kader-kader penerus untuk menjadi anggota TPKP ini.
Temu Rayon Bagusto, menjadi penutup rangkaian Temu Rayon TPKP Kevikepan Semarang, diselenggarakan di Paroki Santo Stanislaus Girisonta pada tanggal 20 Oktober 2024. Dihadiri perwakilan dari paroki Bedono, Ambarawa, Ungaran, Girisonta, Salatiga, Tegalrejo dan Stasi Karanganyar. Acara berjalan meriah dan hidup, terutama saat sharing antar paroki. Kesempatan ini terlihat sangat dimanfaatkan bagi paroki-paroki yang ingin melakukan pelayanan yang dirasa dibutuhkan.
Dalam setiap pertemuan, Romo Giovani Mahendra Christi, MSF, selaku ketua Komkel Kevikepan Semarang, juga menyampaikan oleh-oleh dari Pertemuan Komkel Regio Jawa yang dilaksanakan akhir Agustus 2024 di Baturaden, Keuskupan Puwokerto. Dalam sambutannya Romo Ivan mengajak semua anggota TPKP, untuk lebih mendalami permasalahan-permasalahan di keluarga yang terjadi saat ini. Bagaimana kita sebagai anggota TPKP harus lebih peka terhadap potensi-potensi penyimpangan, yang semakin hari semakin dianggap hal yang wajar, seperti Child-Free, LGBT, pembagian kontrasepsi di kalangan pelajar, dll. Dan Romo Ivan juga memotivasi para anggota TPKP untuk tidak berkecil hati jika mengalami hambatan dan tantangan dalam melaksanakan pelayanan ini. Satu hal yang disampaikan adalah Keluarga yang dipulihkan memulihkan keluarga yang lainnya.