Ungaran – Sehubungan dengan langkah awal dalam membangun, menghidupkan kembali serta memantapkan iman dan kasih dalam kehidupan menggereja bagi Orang Muda Katolik (OMK) di Kevikepan Semarang, Komisi Kepemudaan (Komkep) Kevikepan Semarang telah melaksanakan kegiatan Temu Raya OMK se-Kevikepan Semarang yang dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 2-3 November 2024 dengan tema: Berakar Dalam Iman Berbuah Untuk Sesama. Acara diadakan di Efrata Retreat dan Camping Hill Suruhan, Ungaran Barat. Acara ini diikuti oleh sekitar 130 peserta.
Registrasi peserta dimulai pukul 14.00, peserta langsung diberi cocard dan souvenir berupa totebag dan diarahkan ke aula untuk menikmati snack dan beberapa persembahan lagu dari band Kosmus. Setelah itu acara dimulai dengan mendengarkan sambutan dari Ketua Komisi Kepemudaan Kevikepan Semarang, Romo Yohanes Dwi Andri Ristanto, Pr., dan Ketua Panitia, Maria Valentina Rachmawati. Setelah sambutan selesai acara dilanjutkan dengan ice breaking agar semua peserta menjadi kenal satu sama lain. Acara dilanjutkan dengan FGD yang berisi tentang permasalahan apa yang terjadi di paroki masing-masing dan permasalahan ditulis di kertas untuk disampaikan pada wawanhati bersama Romo Vikep, Romo J.B. Rudy Hardono, Pr.
Acara wawanhati dibuka dengan penyampaian materi yang membahas kondisi Orang Muda Katolik (OMK) di setiap paroki. Berdasarkan hasil survei, perkembangan OMK di berbagai paroki mengalami kemajuan yang cukup baik. Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah anggota dan semakin banyaknya kegiatan yang menarik minat anak muda untuk bergabung dengan OMK. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa paroki yang belum terlalu aktif dalam mengadakan kegiatan yang dapat menarik minat anak muda agar lebih aktif dan terlibat.
Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa beberapa paroki mengalami situasi OMK yang kurang aktif. Di antaranya adalah kesibukan para anggotanya dalam bekerja, kuliah, dan terlibat di aktivitas gereja lainnya. Selain itu, jarak yang cukup jauh antara tempat tinggal anggota dan lokasi kegiatan juga menjadi hambatan. Faktor lain seperti pasangan yang berbeda agama turut mempengaruhi, ditambah lagi dengan tantangan yang dihadapi selama pandemi COVID-19. Masa pandemi mengakibatkan banyak kegiatan OMK berkurang, terutama di bagian program kaderisasi dan pembinaan, sehingga kondisi migrasi OMK menjadi tantangan tersendiri bagi paroki dalam melanjutkan kaderisasi.
Setelah pemaparan materi, acara dilanjutkan dengan pembagian kelompok melalui permainan. Setiap kelompok diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana kondisi OMK di paroki teman-teman? Apakah jumlah OMK tetap atau bertambah, serta adakah banyak kegiatan yang dilakukan? Jika terdapat anggota yang tidak aktif, apa saja kendala yang menyebabkan mereka kurang berpartisipasi? Migrasi OMK juga menjadi tantangan yang sering kali menghentikan kaderisasi di paroki. Bagaimana tanggapan teman-teman terkait situasi tersebut? Apakah di paroki teman-teman ada kegiatan yang dapat mengembangkan iman dan semangat OMK? Apa saja harapan dan masukan teman-teman sebagai OMK?
Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab bersama Romo Rudy yang memberikan solusi serta pandangan terkait permasalahan dan hambatan yang dihadapi OMK di setiap paroki. Sesi ini membuka kesempatan bagi peserta untuk mendapatkan masukan yang baik dari Romo Rudy, agar kegiatan OMK di paroki masing-masing dapat terus berkembang dan semakin memberdayakan OMK di wilayah mereka. Setelah acara wawanhati dilanjut dengan makan malam.
Ini dia acara yang ditunggu, yaitu sesi bersama Kak Feli, Kak Feli adalah seorang MC yang telah aktif dalam kegiatan gereja sejak kelas 4 SD, tidak hanya terlibat dalam OMK, tetapi juga berkontribusi di berbagai kegiatan gereja lainnya, seperti menjadi lektor. Komitmennya tidak hanya terbatas di dalam lingkup gereja, tetapi juga mencakup kegiatan di luar gereja. Dalam pertemuan di Temu Raya OMK ini, Kak Feli memberikan beberapa saran yang inspiratif terkait pertanyaan-pertanyaan seputar bagaimana mengajak teman-teman muda untuk aktif dan terlibat dalam kegiatan OMK. Menurutnya, salah satu cara efektif untuk menumbuhkan minat dalam kegiatan OMK adalah dengan mengajak teman-teman untuk menemukan minat atau passion mereka yang bisa dikembangkan dalam kehidupan, khususnya dalam pelayanan gereja. Misalnya, mereka yang menyukai bernyanyi bisa bergabung dengan kegiatan koor, sedangkan yang memiliki minat dalam bermain musik bisa menjadi pemain musik untuk mengiringi lagu dalam Perayaan Ekaristi. Kak Feli juga mengingatkan bahwa keikutsertaan dalam kegiatan gereja, termasuk OMK, tidak perlu dipaksakan. Rasa keterpanggilan dan keinginan untuk terlibat sebaiknya muncul secara alami. Sesuatu yang dilakukan secara terpaksa biasanya tidak membawa kebaikan. Menurutnya, dalam berorganisasi juga tidak perlu berlebihan, yang penting adalah menyamakan frekuensi dengan teman-teman. Kedekatan dan saling mengenal bisa menjadi dasar kuat untuk mewujudkan sesuatu yang positif bersama. Selain itu, Kak Feli juga menyinggung soal kesenjangan antara OMK dan orang-orang tua di lingkungan gereja. Mengatasi perbedaan ini membutuhkan sikap “bergerak, berbenah, dan berbuah,” yaitu mengajak OMK untuk tidak hanya diam, tetapi terus memperbaiki diri dan memberi dampak positif. Sesi ini ditutup dengan doa bersama, di mana setiap peserta diajak untuk berdoa bagi keluarga, pasangan, studi, karir, serta kehidupan sosial masing-masing yang dituliskan dalam sebuah kertas.
Sebelum tidur, teman-teman OMK di ajak untuk berdinamika dalam kegiatan bersama Optimus, kita diundang untuk membangun ikatan yang erat dan penuh makna, bukan hanya dengan teman-teman OMK dari paroki kita sendiri, tetapi juga dengan teman-teman dari paroki lain. Ini adalah kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam, berbagi pengalaman, dan menyemangati satu sama lain dalam perjalanan iman dan pelayanan kita di OMK. Kita diajak untuk manfaatkan waktu ini untuk membuka diri. Mungkin dalam beberapa minggu terakhir, kita masing-masing telah menghadapi berbagai tantangan dan pergumulan di paroki kita. Inilah momen yang tepat untuk berbagi cerita, saling mendengar, dan menyadari bahwa kita tidak pernah sendirian. Satu sama lain dapat saling menguatkan dan menyebarkan energi positif. Dengan saling mendukung, kita dapat menjadi sumber inspirasi dan semangat baru bagi sesama.
Selanjutnya, kita masuk ke dalam keheningan, kita diajak untuk berdiam diri, merefleksikan segala hal yang telah kita lalui dalam pelayanan dan kegiatan OMK. Momen hening ini memberi kita ruang untuk merenungkan makna setiap pengalaman, baik suka maupun duka, dan menyadari keberadaan Tuhan yang selalu mendampingi. Kita diingatkan bahwa energi positif yang kita sebarkan adalah buah dari cinta dan kasih Tuhan yang kita terima setiap hari. Kita menutup sesi ini dengan doa bersama. Dalam doa ini, kita akan memohon kekuatan dan bimbingan dari Tuhan, agar kita terus dikuatkan dalam pelayanan dan kehidupan. Semoga kita dapat menjadi saluran berkat bagi sesama, membawa cahaya dan semangat bagi komunitas kita. Dengan penuh syukur dan kerendahan hati, kita berserah diri kepada Tuhan yang senantiasa memelihara dan membimbing langkah kita. Dan ditutup dengan doa malam dan berkat dari Romo Andri.
Acara pada hari kedua dimulai dengan outbond bersama dengan Optimus. Di dalam kegiatan ini, teman-teman OMK diajak untuk aktif di kegiatan dan permainan outbond. Kegiatan outbond bersama Optimus ini bertujuan untuk menjalin relasi antar paroki dan kerjasama antar pribadi. Setelah acara outbond selesai, peserta diajak untuk bersiap mengikuti misa penutupan di aula. Kami juga membacakan ujub yang semalam sudah kami tulis pada doa umat. Misa dipimpin oleh Romo Andri. Setelah misa, di lanjut dengan pemutaran vidio affter movie dokumentasi selama acara.