Santo Yusuf, Pelindung Gereja dan Pekerja
Renungan Bulan Katekese Liturgi Keuskupan Agung Semarang 1 Mei 2021

 

 

Hari ini kita libur. Kalau libur, orang biasanya berpikir: mau apa hari ini, mau ke mana, mau makan apa. Yang suka naik sepeda (gowes) akan ajak-ajak: “Yuk gowes, mumpung libur…, lalu nanti mampir makan soto atau bubur ayam”. Itu tentu baik demi kesehatan kita. Akan tetapi marilah kita mengingat liburnya hari ini adalah karena Hari Buruh Internasional.

Menurut sejarah, hari buruh ini diadakan untuk memperingati peristiwa Haymarket di Amerika Serikat pada tahun 1886, yaitu ketika kaum buruh menuntut 8 jam kerja sehari. Hari buruh mengajak kita untuk menghormati martabat dan hak-hak kaum buruh, para pekerja, pegawai, upahan kita.

Tercatat juga dalam kalender liturgi, kalau hari ini adalah Peringatan Fakultatif Santo Yusuf-Pekerja. Peringatan ini ditetapkan oleh Paus Pius XII pada tahun 1955 untuk mengajak kita meneladan Santo Yusuf dan mohon agar Tuhan menyucikan pekerjaan kita, serta Santo Yusuf melindungi pekerjaan kita.

Yang khas kali ini adalah peringatan Santo Yusuf-Pekerja ini dalam rangka Tahun Santo Yusuf yang telah ditetapkan oleh Paus Fransiskus. Sri Paus menghendaki agar kita meneladan Santo Yusuf yang selain tekun melaksanakan pekerjaan kita demi kebaikan hidup bersama, juga meneladan kerelaannya untuk bekerja di belakang layar, tidak banyak omong tetapi bekerja dengan tekun dan setia.

Pada masa pandemi ini, kita perlu meneladan sikap Santo Yusuf yang banyak hening dan berdoa, tetapi tetap terus bekerja bagi kepentingan dan keselamatan sesama.
Santo Yusuf mengajari kita untuk tidak banyak publisitas diri, melainkan bekerja nyata bagi sesama, dibarengi doa yang tekun dan tiada henti bagi segera berakhirnya masa pandemi Covid-19 ini.