SELASA Prapaska 5
“… Jikalau kamu tidak percaya bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu” (Yoh 8:24b)
Kutipan sabda hari ini mengingatkan kita bahwa perjalanan mengikut Yesus adalah perjalanan menjadi murid Kristus yang membutuhkan komitmen. Beriman kepada Yesus berarti menaruh kepercayaan sekaligus membangun komitmen menjalankan kehendak-Nya. Inilah tantangan bagi kita pada zaman ini: di tengah banyak hal yang menggerus iman dan kebanggaan sebagai pengikut Kristus, sanggupkan kita untuk bangga dan membangun semangat radikalisme kemuridan? Bukankah Yesus juga pernah bersabda, “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.”?
Radikalisme kemuridan yang pertama nampak dalam keberanian untuk menyangkal diri. Dengan keutamaan ini, kita diundang untuk senantiasa mawas diri terhadap hasrat ingin menonjolkan diri, dipuji dan dihormati. Sebaliknya, penyangkalan diri memampukan seseorang untuk rendah hati necep, neges, lan ngemban dhawuh Dalem Gusti. Radikalisme kemuridan kedua yaitu memikul salib. Setiap pengikut Kristus mesti bangga dipercaya untuk memikul salib setiap hari. Salib bukanlah beban atau kutuk, melainkan anugerah penyerahan diri. Di dalamnya terbentuk karakter hidup kita agar belajar menjadi serupa dengan Kristus di dalam ketaatan, kesetiaan dan pengorbanan. Radikalisme kemuridan yang ketiga adalah mengikut Kristus, yaitu membiarkan Dia yang menjadi pemimpin, pengarah dan penuntun hidup kita. Tak mudah tetapi murid harus belajar ikut seorang guru kepada apa yang guru inginkan, ke mana saja dan apa saja. Kalau kita masih mau mengikut kemauan dan keinginan serta kehendak kita maka sebenarnya kita bukanlah murid, tetapi kita hanya pengaku-ngaku kalau kita adalah murid.