SENIN Prapaska 2
“Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36)
Merenungkan kutipan sabda pada hari ini, mengantar kita pada dua kesadaran, yaitu bahwa Allahlah yang pertama-tama lebih dahulu bermurah hati kepada kita dan bagaimana semestinya sikap kita setelah mendapatkan kemurahan hati Allah. Sebagai orang beriman, kita tidak ragu akan kemurahan hati Allah dalam aneka rahmat yang kita terima dalam hidup. Namun demikian, tidak setiap orang memiliki kepekaan dan rasa syukur yang sama atas aneka rahmat yang Allah anugerahkan. Ketika kita sadar akan siapa diri kita, kita yang bukan siapa-siapa dan tidak bisa apa-apa namun dikasihi oleh Allah dan mendapatkan kemurahan hatiNya, tidaklah sulit bagi kita untuk senantiasa bersyukur dan berterima kasih atas kemurahan hati Allah dengan mengusahakan kebaikan dan kemurahan hati yang sama kepada orang lain.
Semangat untuk melakukan kebaikan dan bermurah hati seperti di atas tentu berbeda dengan apa yang mungkin masih sering kita lakukan, yaitu kebaikan dan kemurahan hati yang dilandasi oleh semangat do ut des, saya memberi agar saya menerima. Saya melakukan kebaikan, agar nanti Tuhan membalas saya dengan kebaikan yang lain.
Marilah kita belajar bermurah hati seperti Allah yang lebih dulu bermurah hati kepada kita, bukan dengan kemurahan hati yang ala kadarnya, yang tersisa, atau yang tidak terpakai, namun kemurahan hati yang mengalir dari kasih yang tanpa batas, kasih yang tak berpamrih, dimulai dari hal kecil dan sederhana pada orang-orang di sekitar kita.