Ratusan Umat Jalan Kaki Menuju Katedral di Bawah Guyuran Hujan

Twitter
WhatsApp
Email
Sekira 320 umat dari 9 paroki di Kota Semarang berjalan kaki dari paroki masing-masing menuju Paroki Katedral tempat "Porta Sancta" (Pintu Suci) berada, sebagai bagian dari peziarahan Tahun Yubileum. Hujan lebat, Jumat (28/3/25) sore itu, tak menyurutkan niat mereka untuk terus melangkahkan kaki sebagai peziarah pengharapan.

Katedral – Sekira 320 umat dari 9 paroki di Kota Semarang berjalan kaki dari paroki masing-masing menuju Paroki Katedral tempat “Porta Sancta” (Pintu Suci) berada, sebagai bagian dari peziarahan Tahun Yubileum. Kesembilan paroki tersebut adalah Karangpanas (32 umat), Atmodirono (25), Sambiroto (30), Sendangguwo (38), Semarang Indah (25), Bongsari (80), BSB (20), Kebon Dalem (40), dan Lampersari (4).

Beberapa peziarah saat memasuki area Cathedral Center dengan berbasahria mengenakan jas hujan dan payung. (dok Elwin)

Hujan lebat, Jumat (28/3/25) sore itu, tak menyurutkan niat mereka untuk terus melangkahkan kaki sebagai peziarah pengharapan. Mereka ada yang mengenakan payung, jas hujan, bahkan ada yang hanya berselubungkan plastik untuk melindungi kepala dan badan. Tampak diantara peziarah adalah para suster dan lansia. Sekitar pukul 16.30 beberapa peserta telah bergerak memasuki kawasan Katedral. Tak ada wajah kelelahan, sebaliknya terpancar rona kegembiraan.

Peziarah memenuhi area Porta Sancta untuk mengawali ibadat doa Tahun Yubileum. (dok Elwin)

Sebagian dari mereka segera beberes dan membersihkan diri. Sementara yang sudah siap, berkumpul di depan gerbang “Porta Sancta” untuk memulai ibadat doa Tahun Yubileum. Di sini peziarah disambut dengan ramah oleh petugas Tahun Yubileum Paroki Katedral.

Romo Vikep mengajak umat untuk mendukung intensi Bapa Paus di bulan Februari berdoa bagi keluarga-keluarga yang sedang dilanda krisis. (dok Elwin)

Vikaris Episkopal Semarang Romo J.B. Rudy Hardono, Pr. tampak menyapa para peziarah. Setelah berbincang dengan beberapa umat, ternyata baru tahu bahwa banyak umat yang belum mengikuti misa harian hari itu. Tergerak oleh belas kasihan, Romo Vikep segera mengadakan misa bagi umat yang hadir. Dalam homili singkat, ia mengajak umat untuk berdoa bagi intensi Bapa Suci yaitu berdoa bagi keluarga-keluarga yang sedang dilanda krisis.

Peziarahan umat pada Jumat dalam masa prapaskah ditutup dengan ibadat Jalan Salib bersama. (dok Elwin)

Peziarahan sore itu ditutup dengan ibadat jalan salib, mengingat hari itu adalah jumat dalam prapaskah. Sampai jalan salib selesai, guyuran hujan masih membasahi area katedral malam itu. (BD Elwin)