Plamongan Indah – Paroki Administratif Santa Maria Bunda Allah (MBA) Plamongan Indah Semarang, akhirnya resmi ditetapkan menjadi Paroki mandiri per 1 Januari 2025 setelah menjalani 2 tahun sebagai Paroki Administratif. Pengukuhan menjadi paroki tersebut dilakukan dalam misa yang dipimpin langsung oleh Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang, Mgr Robertus Rubiyatmoko bersama 9 Imam sebagai konselebran, pada 25 Januari 2025, tepat Pesta Bertobatnya Rasul Paulus. Adapun Paroki Santa Maria Bunda Allah Plamongan Indah ini merupakan pemekaran dari Paroki Santo Paulus Sendangguwo Semarang yang berada di sebelah Timur.

Pertumbuhan dan perkembangan Paroki Plamongan Indah ini berjalan dengan baik, yang berawal dari wilayah menjadi Paroki Administratif, lalu pada akhirnya menjadi Paroki. Dulunya dikenal dengan nama Gereja Wilayah Yesus Maria Yosep (YMY), lalu berubah menjadi Santa Maria Bunda Allah ketika menjadi Paroki Administratif yang menghidupi spiritualitas Santa Maria Bunda Allah.
Spiritualitas Santa Maria Bunda Allah yang menjadi semangat hidup paguyuban umat beriman di Paroki Plamongan Indah dirumuskan dalam tiga kata, yakni Kudus, Taat, dan Pengabdian (disingkat KTP). Kudus, salah satu gelar Bunda Maria adalah Maria dikandung tanpa noda, sudah menunjukkan ke”kudus”an dan ketiadaan cela dalam diri Bunda Maria. Kenyataan hidup bunda yang tanpa cacat ini hendaknya juga mengalir dalam setiap tata kelola gereja yang tidak hanya dilakukan oleh pengurus namun juga seluruh umat. Setiap gerak hendaklah mengikut teladan Bunda yang Kudus, lurus dan suci. Menjauhkan diri dari keinginan atau tindakan yang tercela dan memiliki sikap lepas bebas dari kelekatan-kelekatan yang menghambat perkembangan iman.
Taat, perkataan agung dan abadi dari Bunda Maria adalah “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendah-Mu”. Hal ini menunjukkan teladan dan sikap hidup yang mengarah pada keberserahan total kepada kehendak Tuhan. Percaya bahwa setiap kehendak Tuhan adalah yang terbaik. Dalam kehidupan sehari-hari, Gereja sebagai persekutuan umat beriman mampu menghidupi semangat dan tekad ini yang tercermin dalam seluruh tindakan yang memperlihatkan ketaatan baik pada aturan-aturan, norma-norma dan tradisi. Selain itu, selalu berpikir dalam kerangka positif dan terus percaya bahwa Tuhan sudah merancang yang terbaik baik perkembangan gereja merupakan semangat hidup yang sungguh reflektif dan mengembangkan iman.
Pengabdian, beberapa kesempatan Tuhan berkata kepada Santo Yusuf melalui mimpi tentang apa yang harus dilakukan untuk putra tunggal-Nya yang sedang dikandung oleh Bunda Maria, seperti ketika harus membawa menyingkir ke Mesir. Meski Bunda Maria tidak mendengar langsung apa yang diperintahkan Tuhan, melainkan dari perkataan suaminya, Bunda Maria tetap melaksanakannya. Juga dalam kehidupan Gereja perdana di mana Bunda Maria tidak mendudukkan dirinya sebagai yang terutama, melainkan tetap para rasul yang berkarya dalam meluaskan kerajaan Allah. Ia tetap mengabdikan dirinya sepenuhnya. Dalam hidup menggereja saat ini pengabdian adalah hal mutlak. Pengabdian harus berada di atas kepentingan golongan atau bahkan pribadi. Karya yang dilandasi oleh ketulusan harus menjadi roh dari setiap pelayanan Gereja.

Spiritualitas Santa Maria Bunda Allah tersebut sungguh-sungguh menjadi gerak batin selama menjadi Paroki Administratif. Sejumlah 2.684 umat di Paroki Plamongan Indah dalam perjalanan peziarahan imannya boleh menerima kabar gembira yang mengagumkan sekaligus menggerakkan batin pada semangat keguyuban ilahi seperti yang terungkap dalam sambutan Pastor Paroki Plamongan Indah, Romo Laurentius Bondan Pujadi, Pr., “Sukacita yang besar bahwa hari ini 25 Januari 2025, kita seperti bayi dalam kandungan Elisabeth yang melonjak kegirangan, mendapat kabar berita Bapa Uskup tercinta mendirikan paroki baru, yaitu Paroki Santa Maria Bunda Allah Plamongan Indah di Semarang. Semoga kegembiraan ini menggerakan kita untuk bertumbuh dan berkembang bersama, terlebih kehadiran kita di tengah Perumahan Plamongan Indah, Mranggen dan Pucang Gading”.

Sejatinya menjadi Paroki bukanlah akhir dari peziarahan umat beriman di Paroki Plamongan Indah, justru menjadi awal peziarahan paguyuban umat beriman yang selalu bergerak dalam iman, harapan, dan kasih. Perjalanan 2 tahun menjadi Paroki Administratif setidaknya menjadi modal yang baik dan inspiratif untuk maju ke depan sebagai paroki seperti yang dinyatakan oleh Bapa Uskup KAS, “Selama dua tahun kita berjuang bersama-sama untuk membuktikan bahwa kita bisa berkembang. Bertumbuh bersama menjadi sebuah paguyuban yang guyub rukun dan santosa. Yang utama bagaimana kita membangun diri sebagai paguyuban umat beriman, yang sungguh-sungguh guyub, rukun dan akhirnya sentosa. Inilah modal dasar. Selama 2 tahun saya melihat paroki ini sangat berkembang luar biasa.”
Tantangan ke depan seiring dengan perkembangan dunia sangat besar dan menantang. Paroki Plamongan Indah yang memiliki 5 wilayah dan 23 lingkungan harus berani bergerak secara sinodal. Hal ini sangat ditekankan oleh Bapa Uskup penuh harap, “Menjadi paroki, tidak lain menjadi gereja yang utuh. Tubuh itu satu, namun terdiri atas banyak anggota, yang saling mengandalkan. Umat Gereja ada 2.684 orang. Jumlah yang tidak sedikit, dan oleh Tuhan diberikan rahmat dan karunia untuk berkontribusi bagi gereja”.
Pada akhirnya Bapa Uskup menegaskan bahwa Gereja harus mampu mewartakan kabar baik bagi mereka yang tertindas, termasuk penindasan karena konflik dalam keluarga. Lebih lanjut menekankan, menjadi paroki harus hadir secara nyata, memberi kontribusi bagi masyarakat sekitar, di mana kita berada. Paroki Plamongan Indah senantiasa mampu hadir secara mendalam dan reflektif dalam setiap karya pastoralnya untuk masyarakat luas. Proficiat dan selamat berziarah bagi paguyuban umat beriman di Plamongan Indah untuk semakin dimuliakannya nama Allah di muka bumi. (FX. Aris Wahyu Prasetyo)