Pertemuan Keempat
KELUARGA YANG BERSUKACITA DAN
BERBUAH

Tujuan
Umat semakin dikuatkan untuk menjadikan keluarga ragi
evangelisasi di masyarakat yang bersukacita dan berbuah kasih

Pengantar
Pertemuan Adven keempat menjadi simpul dan tindak lanjut atas refleksi dari ketiga pertemuan sebelumnya. Melalui pertemuan ini, umat diajak menempatkan visi keluarga dalam kerangka Rencana Induk KAS Road Map 2021-2025 mengenai keluarga sebagai “Seminari Dasar.” Istilah “Seminari Dasar” dipilih untuk memberikan tekanan visi keluarga sebagai pendidik pertama dan utama. Disamping itu, keluarga yang dicita-citakan merupakan keluarga yang menjadi “tempat pembibitan” para tunas dan kader muda yang aktif dalam menggereja dan memasyarakat. Paus Fransiskus mengistilahkannya dengan ragi evangelisasi. Maka, peran keluarga untuk menanamkan nilai-nilai Injili sangat vital, sebab keluarga merupakan tempat pertama dan utama bagi seseorang mengenal nilai iman, moral dan kedewasaan.

Pandemi Covid 19 menjadikan tantangan bagi kita para keluarga Katolik. Ketangguhan, keutuhan dan komitment kita diuji begitu rupa. Bukan hal yang mudah, ketika beban hidup mendera, membuat kita menjadi kurang memperhatikan pendidikan, kualitas dan komunikasi dalam keluarga. Namun, dari beberapa pertemuan sebelumnya, kita tetap diajak semakin bertumbuh untuk menjadikan keluarga kita sebagai “rumah” “pengudusan” (Imam), pendidikan iman dan moral (Nabi), perlindungan dan “pamomong” (Raja) bagi anak-anak kita.

Harapannya, kita diajak agar mampu seperti yang diamanatkan oleh Rencana Induk KAS 2021-2025 mengenai keluarga, yaitu “semakin banyak keluarga yang sadar akan identitasnya sebagai Gereja mini, sekolah mini, dan seminari dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak.” Melalui pertemuan Adven keempat ini, keluarga diajak membuat komitment nyata bahwa di tangan merekalah persemaian ini tumbuh, baik panggilan hidup bhakti, menggereja maupun memasyarakat. Keluarga diharapkan menjadi pusat sukacita, mampu memberikan harapan dan kekuatan bagi seluruh anggotanya dalam mengatasi krisis, bahkan menjadi tempat pertolongan bagi orang lain yang membutuhkan. Bacaan yang diperdalam sebagai peneguhan dan renungan dari Luk 1: 39-45 mengenai perjumpaan Maria dan Elisabeth. Perjumpaan dua keluarga dan dua perempuan yang menggenapi janji keselamatan dari Allah supaya terwujud.

Langkah Proses Pertemuan
A. Pembuka
1. Nyanyian Pembuka
Pertemuan dapat dibuka dengan lagu-lagu yang memberikan nuansa harapan dan penantian serta keluarga sebagai pusat sukacita dan harapan masa depan.

2. Doa Pembuka
Doa ini hanya sebagai contoh. Dipersilahkan membuat doa sendiri sesuai dengan situasi setempat.
Allah Bapa Maha Rahim kami bersyukur ke hadirat-Mu karena melalui masa penantian Adven keempat ini, kami Engkau ajak untuk menjadikan keluarga kami menjadi pusat pembenihan bagi ragi evangelisasi di masyarakat. Semoga melalui pertemuan ini, kami Engkau berikan kekuatan baru dalam wujud pertobatan Adven untuk membawa keluarga kami “Tangguh, Bersukacita dan Berbuah dalam kasih.” Demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami, yang bersatu bersama Dikau dan Roh Kudus, sepanjang segala masa. Amin.

3. Penyalaan lilin Korona
Setelah doa pembuka, dilanjutkan dengan penyalaan Lilin Korona Adven yang keempat.

P: Tuhan, terangilah umat-Mu dengan cahaya kasih-Mu.
U: Agar kami semua dapat menjadi cahaya bagi sesama.
P: Ya Bapa, berbelaskasihlah kepada kami, para hamba-Mu yang merindukan Putera-Mu, cahaya kehidupan sejati. Nyalakanlah harapan kami yang gelap ini akan kehadiran Putera-Mu yang menjadi penerang bagi hidup kami. Bagaikan nyala lilin yang semakin terang, kami mohon agar hidup kami semakin diterangi oleh kehadiran Kristus. Semoga kami semua mampu menjadi Keluarga yang Tangguh, Bersukacita dan Berbuah dalam kasih, serta bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat demi terwujudnya kehadiran Kerajaan Allah. Demi Kristus, Tuhan dan Juruselamat kami, sepanjang segala masa.
U: Amin

B. Refleksi Pengalaman
1. Menengok dokumen Rencana Induk KAS mengenai keluarga
Pendalaman dapat diawali dengan membaca Dokumen Rencana Induk KAS Road Map 2021-2025
Membaca kembali Dokumen Rencana Induk KAS Road Map 2021-2025 mengenai keluarga (Buku Rencana Induk KAS Th. 2015 dapat dibaca pada halaman 68). Dalam Road Map 2021-2025 mengenai keluarga dikatakan 4 point paling mendasar yang ingin dicapai di KAS, yaitu:
a. Semakin banyak pasangan suami isteri yang aktif membangun ketahanan keluarga dalam seluruh aspeknya.
b. Makin terbukanya asesibilitas bagi keluarga untuk mendapat informasi tentang program-program kesejahteraan yang ditawarkan oleh instansi-instansi yang ada demi terpenuhinya kebutuhan asasi hidup anak.
c. Semakin banyak keluarga yang sadar akan identitasnya sebagai Gereja mini, sekolah mini, dan seminari dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak.
d. Tumbuhnya kerja sama antar Crisis Centers di wilayah kerja KAS dengan Crisis Centers lainnya

Berdasarkan 4 poin tersebut, point (c) menjadi point yang bagi kita paling penting kita sadari saat ini ditengah krisis pandemi ini. Dalam pertemuan Adven sebelumnya, kita sudah diajak untuk menjadikan keluarga kita tangguh, senantiasa berbenah dan terpanggil sebagai Gereja Mini” atau “Gereja Rumah Tangga” (Ecclesia Domestica). Kesadaran itulah yang hendaknya semakin memperkuat kita dan menjadikan keluarga kita sesuai amanat Rencana Induk KAS Road Map 2021-2025 yaitu keluarga sebagai “Seminari Dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak.”

2. Pendalaman
a. Berdasarkan uraian kutipan dokumen Rencana Induk KAS Road Map 2021-2025 tentang keluarga tersebut, Apa yang bisa Anda lakukan ?
b. Bagaimana pengalaman di dalam keluarga Anda masing-masing, untuk menjadikan keluarga sebagai “Seminari Dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak.” Bagikanlah dan ceritakanlah pengalaman Anda !

3. Refleksi Keluarga
Silahkan di dalam keluarga, Anda dapat melihat kembali dan merenungkan pengalaman dan situasi yang terjadi selama ini, khususnya upaya-upaya konkrit yang perlu dilakukan untuk membangun ketahanan keluarga dalam seluruh aspeknya dan mewujudkan panggilan keluarga sebagai seminari dasar bagi pertumbuhan iman serta panggilan anak.

C. Renungan Peneguhan
1. Bacaan Injil Luk 1: 39-45
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: “Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana.”

2. Simpul
Ada beberapa poin-poin yang dapat memperkaya/melengkapi dari bacaan.
• Dalam teks Kitab Suci tersebut, terjadi peristiwa yang mengaggumkan. Pertemuan dua wanita yang lebih dari sekadar pertemuan untuk saling berbicara tentang bayi yang dikandungnya. Ini lebih dari pertemuan untuk saling menguatkan atas kehamilan mereka. Ini adalah peristiwa pernyataan kenabian yang luar biasa, pernyataan yang diberdayakan Roh Kudus bahwa Yesus Kristus adalah Mesias. Kita tidak hanya melihat Maria dan Elisabeth bertemu untuk memperkuat dan menghibur, tetapi kita juga melihat keselamatan yang disiapkan sebelum Yesus dan Yohanes lahir. Dalam pertemuan itu, kita melihat pertemuan Perjanjian Lama dengan Perjanjian Baru. Pertemuan kedua wanita itu adalah pertemuan berkat keselamatan. Pertemuan mereka adalah pertemuan yang ditetapkan Tuhan.

• Betapa mulianya cara Tuhan menghubungkan dua janji berbeda yang disampaikan oleh malaikat kepada dua wanita. Dia berjanji kepada Elisabeth bahwa putranya akan dipenuhi oleh Roh dan kemudian putranya tergugah oleh Maria atas kehadiran Mesias yang baru dikandungnya. Allah juga berjanji kepada Maria bahwa Elisabet hamil dan kehamilan itu adalah mukjizat Tuhan. Iman Maria dikuatkan dan keduanya diberkati.

• Lukas ingin memberikan kita teladan iman, ketika Maria menerima pesan malaikat, ia segera pergi menemui sepupunya. Sekali lagi, iman ditunjukkan kepada kita sebagai iman yang tidak menunggu; melainkan bangkit dan pergi dengan mantap. Iman Katolik percaya bahwa tujuan dari kunjungan itu adalah untuk membawa rahmat ilahi bagi Elizabeth dan anaknya yang belum lahir. Meskipun ia masih dalam kandungan ibunya, Yohanes menyadari kehadiran Juru selamat Ilahinya; ia melompat kegirangan saat dibersihkan dari dosa asal dan dipenuhi dengan rahmat ilahi. Elizabeth pun menanggapi dan mengakui kehadiran Yesus. Demikianlah Maria, sekarang untuk pertama kalinya, menjalankan fungsinya sebagai perantara antara Allah dan manusia.

• Tampak kisah perjumpaan dan kunjungan Maria dan Elisabeth ini, membawa kepada kesadaran bahwa pewartaan sabda dimulai dari rumah tangga, bermula dari rumah ke rumah, keluarga berjumpa dengan keluarga. Dalam keluargalah kita menemukan sekolah doa pertama dan kebajikan moral serta sosial yang membentuk dasar bagi masyarakat. Maria menyebut dirinya ‘Pelayan Tuhan’ (Lukas 1:38) dan melalui ketaatannya pada Kehendak Allah, ia menerima panggilannya sebagai istri dan ibu dalam keluarga Nazaret. Begitu juga Elisabeth, seorang ibu rumah tangga di mana kesediaan ini akan membawa kabar gembira dari rumah.

• Maka tepatlah perjumpaan Maria dan Elisabeth menjadikannya “Ratu Keluarga.” Sebuah gelar yang ingin menegaskan bahwa Maria adalah Bunda Gereja. Keluarga dianggap sebagai “Gereja rumah tangga”, karena di sanalah benih iman yang ditanamkan dalam Sakramen Pembaptisan dipelihara dan ditumbuhkan oleh ajaran dan teladan baik dari orangtua dan anggota keluarga. Keluarga adalah sel terkecil dari gereja yang membangun Tubuh Mistik Kristus. Dalam keluargalah kita menemukan sekolah doa pertama dan kebajikan moral dan sosial yang membentuk dasar bagi masyarakat. Keluarga adalah tempat yang membangun dunia dengan menjaga dan meneruskan kebajikan dan nilai-nilai dari orangtua ke anak melalui apa yang diajarkan dan dijalani. Dalam Seruan Apostolik, Familiaris Consortio, mendiang Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 22 November 1981, menuliskan, “Semoga Perawan Maria, Bunda Gereja, menjadi juga ibu ‘Gereja keluarga’. Melalui Maria, semoga setiap keluarga Kristen menjadi ‘gereja kecil’ di mana misteri Kristus dihidupkan kembali.” Kami mohon kepada Bunda Maria, Ratu Keluarga
untuk memberkati, membimbing, dan melindungi setiap keluarga kami.

D. Penutup
Silahkan membuat niat dan aksi-aksi nyata yang bisa dilaksanakan secara konkret!
1. Pengendapan
Silahkan melakukan pengendapan dengan hening sejenak dalam batin selama kurang lebih 5-10 menit.
Ajakan untuk meresapkan secara batin:
Bagaimana arti kedatangan Kristus bagi hidup keluarga kita semua? Apakah kita mampu menjadikan keluarga kita sebagai pusat pendidikan dan pertumbuhan kedewasaan? Mampukah kita membangun keluarga kita untuk semakin sadar akan identitasnya sebagai Gereja mini, sekolah mini, dan seminari dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak? Ajakan untuk membangun niat:
• Di masa pandemi ini, marilah kita sebagai keluarga senantiasa memupuk rasa pengampunan dan saling menyadari kerapuhan emosional kita
• Marilah dalam keluarga kita, senantiasa memanfaatkan kualitas hidup bersama sebagai sebuah keluarga.
• Mari kita memupuk dan memperkuat saat-saat doa dalam keluarga.
• Mari kita memupuk tanggung jawab, kesabaran dan harapan dalam keluarga

2. Doa Penutup
Bapa yang terkasih, kami berterima kasih karena Engkau selalu ada dan mendampingi keluarga kami. Kami memuji Mu, karena Engkau tidak pernah meninggalkan kami dan senantiasa memegang tangan kami. Ya, Bapa semoga kedatangan Kristus ini, sungguh berarti bagi hidup keluarga kami semua. Semoga kami mampu menjadikan keluarga kami sebagai pusat pendidikan dan pertumbuhan kedewasaan anak-anak kami. Semoga kami mampu membangun keluarga yang semakin sadar akan identitasnya sebagai Gereja mini, sekolah mini, dan seminari dasar bagi pertumbuhan iman dan panggilan anak-anak kami dalam menggereja dan memasyarakat. Demi Kristus Tuhan dan pengantara kami. Amin.

3. Nyanyian Penutup
Pendalaman dapat ditutup dengan lagu-lagu yang memberikan semangat senantiasa bersama masyarakat memperjuangkan hidup yang sejahtera dan bermartabat. Untuk menutup Tahun St. Yusuf, lagu dapat menggunakan lagu Aku Bapakmu