Paroki Atmodirono Rayakan HUT ke-93: Mensyukuri Penyertaan Allah

Twitter
WhatsApp
Email
Hari Ulang Tahun ke-93 Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, 12 Maret 2025, membawa kita kenangan akan kehadiran 3 misionaris MSF dari Belanda di pulau Jawa yaitu Matthias Johannes Xaverius Wilkens MSF, Johanes Van Der Steegt MSF, dan Nicolas Havenman MSF, di tahun 1932 tepatnya 26 Februari. Demikian disampaikan Pastor Paroki Atmodirono, Romo Yusup ‘Nano’ Sunarno MSF di awal Perayaan Ekaristi Syukur atas HUT tersebut.

Atmodirono – Hari Ulang Tahun ke-93 Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, 12 Maret 2025, membawa kita kenangan akan kehadiran 3 misionaris MSF dari Belanda di pulau Jawa yaitu Matthias Johannes Xaverius Wilkens MSF, Johanes Van Der Steegt MSF, dan Nicolas Havenman MSF, di tahun 1932 tepatnya 26 Februari. Demikian disampaikan Pastor Paroki Atmodirono, Romo Yusup ‘Nano’ Sunarno MSF di awal Perayaan Ekaristi Syukur atas HUT tersebut.

Selanjutnya dikatakan, kepada ketiga misionaris MSF tersebut diserahkan Stasi Bangkong sebagai tempat berkarya, dengan wilayah pelayanan sampai ke daerah Kudus dan Pati. Pada saat itu, Paroki Semarang atau yang sekarang menjadi Paroki Gedangan, memiliki 3 stasi, yaitu Stasi Randusari, Stasi Candi, dan Stasi Bangkong. Sebagai gedung gereja pada waktu itu ialah Kapel Susteran OSF di Bangkong, yang masih dikenal sampai sekarang. Dengan hadirnya ketiga imam misionaris ini, Stasi Bangkong kemudian menjadi Paroki Bangkong. Para misionaris itu tinggal di sebuah rumah di Jl. Bangkong No. 28, yang di kemudian hari menjadi milik dr. Heyder, dan sekarang di atas tanah tersebut berdiri Bank Mayapada.

Dua hari setelah kedatangannya, pada 28 Februari 1932, yang merupakan Minggu III dalam masa Prapaskah, ketiga imam misionaris ini mempersembahkan Perayaan Ekaristi mereka yang pertama di Paroki Bangkong, yang pada saat itu memiliki sekitar 2000 umat.

“Pada tanggal 12 Maret 1932, Romo Nicolas Havenman MSF menerimakan Sakramen permandian yang pertama di Paroki Bangkong, yang nantinya menempati gedung gereja baru di Jl. Atmodirono dan menjadi Paroki Atmodirono. Peristiwa inilah yang kita peringati hari ini, sebagai Hari Ulang Tahun Paroki Atmodirono,” ucap Romo Nano.

HUT ke-93 Paroki Keluarga Kudus Atmodirono dirayakan dalam Ekaristi konselebrasi bersama ketiga romo paroki Romo Nano, Romo Edwin, dan Romo Fut. (dok Elwin)

Perayaan HUT ini diadakan dalam perayaan Ekaristi konselebrasi Romo Yusuf Sunarno MSF, Romo Albertus Edwin Nur Istanto MSF, dan Romo Aloysius Lioe Fut Khin MSF. Hadir pula 400an umat.

Romo Edwin dalam homili mengajak umat untuk mensyukuri pendampingan Allah selama 93 tahun bagi Gereja Atmodirono. (dok Elwin)

Kepada umat yang hadir, Romo Edwin MSF mengajak umat untuk mensyukuri usia paroki yang sudah mencapai 93 tahun. Dalam rentang usia yang panjang ini umat juga diajak menyadari akan penyertaan Allah di sepanjang perjalanan komunitas umat beriman. Diterimanya ketiga misionaris MSF di Kapel Bangkong juga menjadi tanda bahwa Allah sungguh begitu mencintai kita umat-Nya, sebagaimana ajakan Yesus dalam Injil hari itu, yaitu supaya kita menyadari akan tanda-tanda kehadiran Allah. Ini patut kita syukuri sebagai berkat Tuhan.

“Namun apakah kita sudah sungguh-sungguh bersyukur sampai kepada usaha untuk membagikan berkat dan kasih Allah itu kepada semakin banyak orang. Kita itu seperti kran air. Apakah aliran air berkat kita bisa bermanfaat bagi banyak orang. Kita adalah kran-kran berkat. Apakah kita bisa melakukan hal-hal yang baik, apakah sebagai anggota Gereja, anggota umat Allah. Apakah kita bisa saling mendukung, saling membangun, dan saling memperhatikan? Pertanyaan reflektif adalah apa yang kiranya bisa kita lakukan untuk Gereja?” tanya Romo Edwin.

Wakil Ketua II DPP Agustinus Sigid men-launching Barcode Litbang untuk menandai HUT ke-93 Paroki Atmodirono. (dok Elwin)

Sebagai penanda HUT ke-93 Paroki, Wakil Ketua II Dewan Pastoral Paroki Agustinus ‘Kenthus’ Sigid Suharto meluncurkan Barcode Litbang sebagai sarana aspirasi umat paroki. Selain itu, syukur atas HUT Paroki dilakukan pemotongan kue Ulang Tahun oleh Romo Nano. Namun sebelumnya lilin ulang tahun ditiup oleh Romo Edwin dan Romo Fut Khin. Potongan kue diberikan kepada Gregorius Asiadhi Bramantyo, Kabid Rumah Tangga Paroki, yang pada tanggal yang sama juga berulang tahun. Selanjutnya, seluruh umat menuju Panti Mandala untuk beramah tamah. (BD Elwin)