Nyaman

Mengamati foto ini, hati saya seperti tergugah. Ada seorang anak kecil yang tertidur pulas dalam dekapan sang ibunya. Meskipun ada keramaian di sekeliling anak dan ibunya itu, tetapi anak kecil ini demikian pulas. Tentu ada sesuatu yang menggerakkan anak kecil ini dalam menikmati tidurnya.

Alasan yang saya temukan adalah rasa nyaman. Rasa nyaman dalam dekapan sang ibu menjadikan anak kecil itu dapat menikmati tidurnya. Rasa nyaman itu pula yang menggerakkan si anak merasa aman. Sekalipun ada keramaian, tetapi anak itu merasa aman dalam dekapan ibunya.
Pengalaman anak kecil dan ibunya ini dapat menginspirasi kita untuk mengukur alasan kita tinggal dalam Kristus. Pertama-tama, kita harus memiliki alasan kuat untuk tinggal dalam Kristus. Alasan yang kuat itulah yang akan menentukan seberapa mendalam kita akan bersatu dengan Kristus.

Mengikuti Kristus tidak bisa karena alasan terpaksa. Mengikuti Kristus harus muncul dari kedalaman hati dan keputusan yang matang. Itulah sebabnya proses menjadi murid Kristus membutuhkan waktu yang panjang: 1 tahun katekumen. Hal ini tidak berarti dipersulit untuk menjadi murid Kristus. Lamanya proses menjadi murid ini bertujuan supaya calon murid sungguh yakin dengan keputusannya. Keputusan menjadi seorang murid bukanlah keputusan yang main-main. Jika kita sudah berani mengatakan YA, maka kata itu berakibat untuk selamanya.

Ketika alasan yang kuat sudah ada, langkah berikutnya adalah membuat keputusan. Dalam kehidupan sehari-hari juga demikian. Ketika kita berkunjung atau berada di tempat yang baru tidak serta merta kita merasa nyaman di situ. Butuh adaptasi supaya kita bisa enjoy dan betah. Semakin kita enjoy dan betah, semakin kita berlama-lama berada di tempat itu. Demikian halnya dalam berelasi dengan Kristus. semakin kita betah dan nyaman dengan Kristus, semakin kita betah pula tinggal bersama-Nya. Karena kita merasa nyaman, maka kita memutuskan untuk tinggal dalam Kristus.

Setelah keputusan itu dibuat, maka kita harus berani menghidupi keputusan itu. Ada pepatah mengatakan “choose your love, love your choice”. Hanya yang kita cintailah yang mestinya kita pilih. Ngapain kita memilih sesuatu yang kita tidak sukai? Motivasi dan alasan yang kuat itu bisa muncul karena banyak faktor: warisan keluarga atau pun pencarian sendiri.

Memilih menjadi langkah pertamanya. Langkah kedua yang tidak bisa diabaikan adalah menghidupi pilihan itu. Ketika rasa nyaman telah mendorong kita untuk menjatuhkan pilihan kepada Kristus, maka pilihan itu harus terus menerus diperjuangkan sekuat tenaga. Medan perjuangan itu adalah hidup kita sehari-hari. Salah satu keyakinan dasar yang bisa menjadikan perjuangan kita kuat adalah jaminan keselamatan yang telah diberikan Kristus kepada kita. “Akulah jalan, kebenaran, dan hidup!” Apalagi yang kita cari kalau bukan keselamatan? Dan keselamatan itu hanya ada pada Kristus.

Apakah rasa nyaman menyelimuti kita setelah kita memilih Kristus? Kalau iya, kita masih harus berjuang supaya rasa nyaman itu tidak menguap dari hidup kita.