Mgr Rubi Resmikan Gedung Pelayanan Pastoral Bongsari di Hari Kemerdekaan

Twitter
WhatsApp
Email
Tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2024, Bapa Uskup Mgr Robertus Rubiyatmoko meresmikan dan memberkati gedung pelayanan pastoral Grha Argya, Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang, Sabtu sore.

Bongsari – Tepat di hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 2024, Bapa Uskup Mgr Robertus Rubiyatmoko meresmikan dan memberkati gedung pelayanan pastoral Grha Argya, Paroki Santa Theresia Bongsari Semarang, Sabtu sore. Pemberkatan dilakukan dalam Misa Konselebrasi bersama Provinsial Serikat Jesus (SJ), Romo Benediktus Hari Juliawan SJ dan Pastor Paroki Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, serta tiga vikaris parokial. Selain gedung pelayanan pastoral Grha Argya, diresmikan pula Kapel Adorasi Santo Ignatius dan kawasan baru Gereja Bongsari. Peresmian ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Bapa Uskup.

Di hari penuh syukur ini, Bapa Uskup mengajak seluruh umat untuk bersyukur atas selesainya pembangunan gedung pelayanan pastoral Grha Argya. Nama Grha Argya berarti rumah pemuliaan atau persembahan kepada Allah. Lalu apa yang akan kita persembahan untuk kemuliaan Allah? Apa yang kita persembahkan dengan gedung ini. “Persembahan itu tentu persembahan terbaik dan berkualitas, yaitu iman kita,” tandas Monsinyur.

“Saya berharap, iman akan Yesus Kristus dapat berkembang dengan adanya gedung pelayanan pastoral Grha Argya. Karena gedung ini dipakai untuk proses pembinaan iman dan pewartaan secara terus menerus dan dari waktu ke waktu. Dan ini melibatkan anak sampai dewasa. Gedung ini akan menghasilkan buah berlimpah ketika umat yang terlibat memberikan diri penuh ketulusan hati, kerelaan, dan dedikasi, demi kemuliaan Tuhan,” harap Bapa Uskup.

Bapa Uskup berdoa di hadapan Sakramen Mahakudus sebelum memberkati Kapel Adorasi St Ignatius. (dok Elwin)

Sementara itu Romo Didik SJ menyampaikan, pembangunan gedung pelayanan pastoral ini menelan biaya sekitar 12,5 milyar rupiah yang meliputi gedung pelayanan pastoral dua lantai dengan luas 1600 meter persegi lengkap dengan sound system dan furnitur, kapel adorasi, taman, dan penataan kawasan. Dari mana dananya? Romo pun tidak tahu. “Karena kita tidak memulainya dengan simpanan yang ada. Melainkan memulainya dengan Tuhan Yesus dan Bunda Maria, serta tentunya seluruh umat,” tandasnya.

Ignatius Natalis Utomo ketua panitia pembangunan menyerahkan kunci gedung baru kepada ketua PGPM Bongsari Romo Didik SJ, tanda selesainya pembangunan (dok Elwin)

Pada kesempatan tersebut, ketua panitia pembangunan, Ignatius Natalis Utomo, menyatakan syukurnya atas selesainya pembangunan ini. Menurutnya, panitia telah bekerja sejak 2019, atau hampir 5 tahun. Ia pun memperkenalkan satu per satu personil panitia pembangunan. Dengan diresmikannya gedung pelayanan dan berakhirnya pembangunan, Natalis menyerahkan secara simbolis kunci gedung pelayanan kepada ketua PGPM Paroki Bongsari, Romo Didik SJ.

Bapa Uskup menandatangai prasasti peresmian gedung pelayanan pastoral Grha Argya. (dok Elwin)

Sebagai bentuk syukur diadakan pemotongan tumpeng dan penandanganan prasasti peresmian sebelum berkat penutup. Penandatangan prasasti dilakukan oleh Bapa Uskup, Provinsial SJ, dan Pastor Paroki Bongsari. Potongan tumpeng pertama dilakukan oleh Bapa Uskup yang diserahkan kepada Romo Didik SJ. Potongan tumpeng kedua dilakukan oleh Romo Beny SJ, dan menyerahkan potongan tumpeng kepada Natalis Utomo.

Di akhir misa, Bapa Uskup pun menyampaikan proficiat kepada umat Paroki Bongsari. Menurutnya, Paroki Bongsari adalah paroki yang getol, gencar, dan bersemangat dalam pembangunan dan penggalian dana. “Dalam beberapa kesempatan saya berpesan kepada paroki-paroki lain: Contonen Bongsari kae, leh golek dana luar biasa!” seloroh Bapa Uskup.

Tampak hadir saat ramah tamah Julius Kardinal Darmaatmadja SJ bersama para tokoh agama. (dok panitia)

Setelah Perayaan Ekarisi ada acara di 3 lokasi, yaitu di lantai II Grha Argya, di pelataran Grha Argya, dan pelataran gereja. Di lantai II Grha Argya diadakan ramah tamah yang dihadiri oleh Mgr Julius Kardinal Darmaatmadja SJ dan para tokoh lintas agama serta para donatur. Dalam acara ramah tamah tersebut disampaikan pemberian tanda penghargaan kepada lingkungan dan donatur.

Suasana pentas seni di pelataran gedung pelayanan pastoral Grha Argya di malam hari. (dok Elwin)

Di pelataran Grha Argya digelar beragam pentas seni dengan tampilan dari anak-anak PIA, komunitas adiyuswa, musik OMK, gamelan Supra SMA Loyola dan group Paksi Band. Kemeriahan acara yang megah tersebut menggambarkan kegembiraan umat atas keberadaan gedung pastoral paroki. Sementara di pelataran gereja, seluruh umat ada acara pesta umat. Masing-masing lingkungan menyediakan minimal 30 porsi makanan dan minuman. Sambil menikmati sajian makan malam umat menyaksikan pentas seni. (BD Elwin)