Ibadat Ekumenis PDS 2025 Rayakan 1700 Tahun Konsili Nicea

Twitter
WhatsApp
Email
Setiap tanggal 18-25 Januari, Gereja Katolik Roma bekerja sama dengan Persekutuan Gereja Protestan dunia menetapkan sebagai Pekan Doa Sedunia (PDS) untuk kesatuan umat Kristiani. Tema PDS 2025 kali ini adalah "Percayakah Engkau akan hal ini?" (Yoh 11:26).

Semarang – Setiap tanggal 18-25 Januari, Gereja Katolik Roma bekerja sama dengan Persekutuan Gereja Protestan dunia menetapkan sebagai Pekan Doa Sedunia (PDS) untuk kesatuan umat Kristiani. Tema PDS 2025 kali ini adalah “Percayakah Engkau akan hal ini?” (Yoh 11:26). Menanggapi hal itu, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan (HAK) di setiap Kevikepan se-Keuskupan Agung Semarang mengadakan Ibadat Ekumene bekerja sama dengan Gereja-Gereja Protestan setempat.

Begitu pula di Kevikepan Semarang. Komisi HAK Kevikepan Semarang bekerja sama dengan Persekutuan Gereja-Gereja Kota Semarang menggelar Ibadat Ekumene selama 7 hari berturut-turut. Ibadat dalam rangka Pekan Doa Sedunia ini diselenggarakan di Gereja Katolik Santo Mikael Semarang Indah, Gereja Kristen Indonesia Peterongan, Gereja Katolik Santo Petrus Sambiroto, Gereja Kristen Jawa Kabluk, Gereja Kristen Indonesia Karangsaru. Selain itu Ibadat Ekumene untuk Kesatuan Umat Kristiani juga diadakan di Gereja Katolik Kristus Raja Ungaran, Gereja Katolik Santa Perawan Maria Jepara, Gereja Katolik Santo Paulus Miki Salatiga, dan Gereja Katolik Santo Petrus Krisologus BSB Semarang.

Romo Ignatius Triatmoko (putih) membuka PDS hari pertama di Gereja Semarang Indah. (dok panitia)

Dalam pembukaan PDS hari pertama di Gereja Semarang Indah, Romo Ignatius Triatmoko MSF menyampaikan, PDS kali juga untuk mengenangkan 1700 tahun sejak Konsili Nicea (325). Inti kebaktian merupakan hasil dari konsili ini, yaitu terumuskannya syahadat Nicea. “Kita datang dari budaya dan pengakuan yang berbeda untuk merayakan iman kita yang sama yaitu iman akan Kristus yang kita yakini ada di tengah-tengah kita,” pesanya.

Ibadat ekumene PDS Kaum Muda di GKI Peterongan pada hari kedua. (dok panitia)

Di tahun 2025 ini, pada salah satu rangkaian ibadat bersama tersebut, untuk pertama kalinya Pekan Doa Sedunia Kesatuan Umat Kristiani diselenggarakan khusus untuk orang muda. Kegiatan ini bertempat di GKI Peterongan dan dihadiri 300 orang muda dari 50 perwakilan Gereja-Gereja di Kota Semarang. Pendeta Christnadi Putra Hendartha sebagai pendeta GKI Peterongan menyambut gembira pelaksanaan Ibadat Ekumene orang muda tersebut.

Sementara itu Pendeta Rahmat Rajagukguk dari GKI Gereformeerd Semarang mengatakan, “Generasi muda saat ini hendaknya jangan terus memperpanjang sejarah luka perpecahan antar gereja. Kini saatnya kita membangun sejarah Gereja yang diwarnai dengan persatuan, kerukunan, dan kerjasama mewujudkan damai sejahtera.”

PDS sekaligus rayakan HUT ke-90 GKI Karangsaru dipenuhi umat. (dok panitia)

Pada kesempatan Ibadat Ekumene di GKI Karangsaru (Jumat, 24/1/25), semua umat diundang untuk bersyukur atas ulang tahun ke-90 GKI Karangsaru dan dilakukan pemberkatan organ pipa yang baru. Pendeta Angga menjelaskan, “Ibadat pemberkatan dimeriahkan dengan puji-pujian dari: Angklung GKI Beringin , Kolintang GKI Peterongan, Karawitan dari GKJTU Srondol, Mlengse Voice Paroki Santa Theresia, dan Komunitas Organis Gereja Semarang. Ibadat ini juga dimeriahkan dengan kehadiran 696 umat, 4 romo, 12 pendeta, dan 4 suster. “

Bersama Vikep Semarang Romo JB Rudy Hardono dalam PDS di Gereja Kristus Raja – Ungaran. (dok panitia)

Kemeriahan juga tampak dalam pelaksanaan Ibadat Ekumene yang diselenggarakan di Gereja Katolik Kristus Raja Ungaran. Ibadat tersebut dirayakan bersama 18 pendeta dan 5 Imam Gereja Katolik. Ibadat ini dipimpin oleh Vikaris Episkopal Kevikepan Semarang Romo Johannes Baptista Rudy Hardono, Pr. Saat acara ramah tamah, turut hadir dan makan bersama Bupati Kabupaten Semarang H Ngesti Nugraha.

Romo Eduardus Didik Chahyono SJ, selaku Ketua Umum Komisi (KUK) HAK se-Keuskupan Agung Semarang, juga Ketua Komisi HAK Kevikepan Semarang merasa terharu atas gerak bersama Ekumene yang terjadi di Keuskupan Agung Semarang ini. Romo Didik SJ berharap, upaya membangun kesatuan umat Kristiani tidak hanya berhenti pada Ibadat Ekumene.

“Ada aktivitas bersama yang dapat dilakukan untuk semakin menguatkan persaudaraan dan berdampak pada kehidupan bermasyarakat. Umat Kristiani bisa mengadakan kegiatan sosial, peduli lingkungan hidup dan aktivitas yang lain. Dengan makin kuatnya kesatuan umat Kristiani, kita dapat menjadi saksi Kristus yang membawa keselamatan,” harapnya. (BD Elwin)