Kudus – Rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Kevikepan Semarang yang ke-58 tahun ditutup dengan Perayaan Ekaristi yang diselenggarakan pada hari Rabu, 23 Oktober 2024 di Gereja Santo Yohanes Evangelista Kudus. Misa Syukur ini dihadiri oleh sekitar 550 umat se-Kevikepan Semarang. Sebelumnya telah dilangsungkan Wawanhati PGPM dan DPPH Paroki bersama Romo F.X. Sugiyana, Pr., serta Sarasehan, Tirakatan dan Doa Lintas Agama.
Misa Syukur ini dipimpin oleh Mgr. Robertus Rubiyatmoko, (Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang) sebagai selebran utama, bersama Romo J.B. Rudy Hardono, Pr. (Vikep Kevikepan Semarang), Romo Johanes Wegig H.N., Pr. (Ketua Panitia HUT ke-58 Kevikepan Semarang), Romo Yosafat Dhani Puspantoro, Pr. (Wakil Kuria KAS), Romo Petrus Santosa Pancaprasetyo, MSF (Pastor Paroki Kudus) dan sekitar 30-an Romo yang turut hadir dalam Perayaan Ekaristi pada sore itu sebagai konselebran.
Dalam homilinya, Bapa Uskup menyampaikan bahwa usia 58 tahun adalah usia yang sangat bagus, usia yang matang dan mapan. Harapan kita semuanya agar Kevikepan Semarang tumbuh dan berkembang semakin baik. “Engkau Petrus, di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaatKu dan maut tidak akan menguasainya.” – Lukas 18:16. Bapa Uskup menjelaskan, inilah yang menjadi titik awal Tuhan Yesus mendirikan jemaatNya. Ketika memulai komunitas yang percaya kepadaNya, terutama komunitas para rasul. Yesus merasa mantap untuk membangun jemaatNya. Namun kita tahu, bahwa para murid langsung berangkat untuk mewartakan Injil dengan lantang dan penuh keberanian, tanpa takut, melalui tuntunan Roh Kudus. Itulah perwujudan kasih Allah yang nampak dalam diri Tuhan Yesus Kristus. Inilah cara kerja Roh Kudus, Roh Kudus pulalah yang memampukan kita untuk lebih memahami pewartaan Tuhan.
Tema yang dipilih untuk HUT ke-58 ini adalah Quo Vadis, Ecclesia? (Gereja yang tanggap zaman di era society 5.0). Tema ini dipilih untuk menjadi sebuah pertanyaan, serta tantangan bagi Gereja, khususnya di Kevikepan Semarang dalam menghadapi arus zaman yang terus berkembang dan unpredictable. Bapa Uskup menyampaikan, apabila Gereja perlu keterbukaan atas pola pikir dan keterbukaan hati untuk melihat perubahan dan perkembangan zaman sebagai suatu tantangan, bukan sebagai ancaman. Tantangan bagi Gereja untuk terus hadir di lingkup internal Gereja sendiri, maupun di tengah masyarakat. Harapan dari Bapa Uskup, di usia yang ke-58 tahun ini Kevikepan Semarang semakin bertumbuh dan berkembang, serta semakin mampu menjawab tantangan zaman.
Sebelum Misa Syukur berakhir, dilakukan pemotongan tumpeng oleh Romo Vikep, yang kemudian diberikan kepada perwakilan dewan harian paroki yang paling muda, yaitu anak OMK dari Paroki Bongsari.
Setelah Misa Syukur dilanjutkan dengan beberapa acara: santap malam dengan diiringi beberapa hiburan, pengundian doorprize, serta pengumuman pemenang Lomba Film Dokumenter FIBB yang diselenggarakan oleh Komisi Komunikasi Sosial (Komsos) Kevikepan Semarang. Semua umat yang hadir tampak senang dalam mengikuti puncak acara HUT Kevikepan Semarang ke-58 ini. Sampai jumpa pada HUT Kevikepan Semarang berikutnya.
Recap Misa Puncak HUT 58 tahun Kevikepan Semarang dapat disaksikan melalui kanal youtube berikut: