“Kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini (Luk. 10.5)”

Ketika berbincang dengan seorang teman mengenai recana keberangkatannya ke daerah yang baru, ia bercerita telah mencari banyak informasi mengenai daerah seperti bahasa sehari-hari yang digunakan, tempat-tempat wisata dan kuliner, akses terdekat untuk kesehatan, transportasi yang dapat digunakan dan tradisi ritual setempat. Hal itu dilakukan agar ia dapat menikmati kunjungannya dan menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat setempat.

Mempersiapkan sesuatu dengan baik, tidak hanya dilakukan dalam konteks mengujungi daerah atau tempat yang baru, tetapi perlu juga dilakukan dalam bermisi.  Dalam bacaan Injil hari ini dikatakan Yesus menunjuk tujuh puIuh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya (bdk. Luk. 10:1).   Ada hal menarik dari perutusan ini, di mana Yesus memberikan pesan-pesan kepada para murid sebelum mereka berangkat, seperti apa yang tidak boleh mereka bawa, sikap mereka dalam perjalanan, sikap saat memasuki rumah, sikap saat mereka diterima dan ditolak. Yesus memberikan metode bermisi  bagi para murid-Nya, sehingga misi mewartakan Kerajaa-Allah dapat berjalan dengan semestinya.

Dalam Maximum Illud dapat pula kita temukan metode bermisi. Dikatakan bahwa para Uskup atau Vikaris atau Perfektur Apostolik yang memimpin misi-misi suci hendaknya menjadi jiwa dari misinya melalui kata-kata, perbuatan, dan teladan, sehingga dapat menanamkar jiwa dan semangat kepada para imam dan rekar-rekan kerjanya. Mereka diharapkan menjadi bapa yang perhatian, rajin, penuh dengan kesiapsediaan dan kasih; yang merangkul semua dan segalanya dengan semangat  tinggi, yang berbagi sukacita dan dukacita, mendampingi dan mendorong setiap inisiatif yang baik. Selain itu, mereka perlu pula mengatur suatu misi dengan menempatkan orang yang peduli dan juga tepat dalam pendampingan misi, karena banyak orang yang meninggalkan tanah air, keluarga dan kerabat untuk menyebarkan iman Kristiani, bersedia melakukan perjalanan jauh dan berbahaya, serta rela dan siap menanggung berbagai hambatan untuk memenangkan begitu banyak jiwa bagi Kristus (MI, 9-w).

Misi kita hari ini adalah siap mengembangkan dan membawa damai  dimana pun kita berada dan kepada siapa saja. Untuk menjalankan misi ini pun kita perlu membuat persiapan-persiapan atau metode misi, misalnya belajar untuk lebih terbuka terhadap perbedaan karena damai perlu dikembangkan dan dibawa pula kepada saudara-saudari kita di luar umat Kristiani. Belajar bersikap ramah dan murah senyum karena itu menjadi fondasi awal orang dapat menerima kehadiran kita dan membangun suasana damai, belajar bertutur kata yang sopan sehingga tidak menimbulkan pertengkaran dan perselisihan ketika berinteraksi dengan orang lain. Belajar berdamai dengan dan orang-orang terdekat di sekitar kita sebagai permulaan untuk menyebarkan damai kepada banyak orang. Mari, siapkan metode misimu untuk mengembangkan dan membawa damai. (AJ)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *