Semarang – Puncak peringatan satu abad Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) dirayakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Jawa Tengah dengan Gelar Budaya dan pameran UMKM, di Wisma Perdamaian Semarang, Minggu (30/6/24). Ada seribuan lebih orang mengikuti acara ini, dan ada 49 UMKM dari 18 DPC dan 31 umum yang meramaikan gelaran ini. Tema yang diusung adalah Geraknya Budi Membangun Pribadi, Mewujudkan Peradaban Kasih.
Hadir dalam peringatan ini Plt Gubernur Jawa Tengah yang diwakili oleh Jully Emmylia (Kepala Biro Perekonomian Provinsi Jawa Tengah), Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang yang diwakili Vikaris Jenderal KAS, Romo FX Sugiyana, Pr., penasehat rohani Wanita Katolik DPD Jateng, Romo FX Endra Wijayanto, Pr. bersama para penasehat rohani Wanita Katolik RI DPC se-Jateng, dan ratusan tamu undangan dan anggota Wanita Katolik RI dari 19 DPC.
Tari Gambyong yang dibawakan secara apik oleh Wanita Katolik DPC Karanganyar, membuka Gelar Budaya ini. Lagu Indonesia Raya, Hymne WKRI, dan Mars 100 Tahun WKRI mengawali rangkaian gelaran budaya siang itu. Seluruh hadirin pun berdiri dengan sikap sempurna menyanyikan ketiga lagu tersebut. Dan secara resmi gelar budaya ini dibuka dengan pemukulan kenthongan oleh Romo Vikjen, Sekda Provinsi Jateng, Ketua Presidium DPD Jateng, dan Anggota Presidium II.
Dalam laporannya Elisabet Sapti Handayani sebagai ketua panitia menyampaikan seluruh rangkaian kegiatan selama kurun waktu satu tahun dalam rangka menyambut satu abad Wanita Katolik RI, yang diselenggarakan oleh DPD Jateng.
“Ada dua bentuk kegiatan yang diadakan, yaitu liturgi dan non liturgi. Kegiatan liturgi meliputi: Ekaristi Syukur 99 tahun WKRI sebagai ucapan syukur, sekaligus mengawali seluruh kegiatan 100 tahun WKRI, yang dilaksanakan pada 26 Juli 2023. Selanjutnya, Doa Novena Satu Abad Wanita Katolik RI yang terlaksana antara September 2023 sampai Mei 2024. Dan Ekaristi Syukur Satu Abad Wanita Katolik RI di masing-masing cabang pada 26 Juni 2024, dan pada 27 Juli 2024 untuk tingkat DPP di Gua Maria Kerep Ambarawa dengan DPD Jawa Tengah sebagai OC,” papar Sapti.
Selanjutnya kegiatan non liturgi meliputi: Sekolah Perempuan Katolik, Resik Kutha di 54 titik di 19 DPC di area DPD Jawa Tengah yang dibarengi dengan lomba video resik kutho yang diikuti oleh 112 peserta dari OMK dan masyarakat umum. Ada pula launching Kronik Wanita Katolik RI DPD Jawa Tengah. Selain itu ada penandatangan MoU antara Wanita Katolik RI DPD Jawa Tengah dengan Fatayat NU Jawa Tengah, serta sarasehan stunting yang bertema Pencegahan Stunting Melalui Komunikasi Perubahan pada Isu Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak. “Ada pula lomba paduan suara yang bertujuan menumbuhkan semangat kebangsaan dan nasionalisme melalui lagu. Dan hari ini dilaksanakan gelar budaya dan UMKM hari ini,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Jawa Tengah, Veronica Pramadini Puji Utami, sejenak mengajak hadirin untuk menyusuri kembali usaha Maria Soelastri dan kawan-kawan mendirikan Poesara Wanita Katolik sebagai cikal bakal Wanita Katolik RI. Menurutnya, Wanita Katolik RI yang lahir pada 26 Juni 1924 terlahir karena dorongan dan panggilan untuk bertindak membela harkat dan martabat perempuan, khususnya buruh perempuan yang tidak mendapatkan upah yang adil dan murah, sehingga mempengaruhi kualitas hidup perempuan dan kesejahteraan keluarga.
“Karenanya Ibu Maria Soelastri mendirikan Poesara Wanita Katolik sebagai wadah untuk mengajarkan baca tulis dan ketrampilan pada perempuan supaya (perempuan) tidak mudah dibodohi karena mereka buta huruf. Selain itu, Ibu Maria Soelastri juga melakukan dialog dan negosiasi dengan pengusaha dan pemerintah kolonial pada waktu ini,” ucap Veronica.
Masih menurut Veronica, di era modern saat ini dimana tingkat pendidikan perempuan sudah berkembang pesat dan posisi perempuan mengalami peningkatan dan perubahan, namun masih saja ada sisi gelap dunia perempuan yang perlu disikapi dengan aksi nyata. Dan di sinilah peran aktif Wanita Katolik RI hadir untuk mewujudkan harkat dan martabat perempuan yang sebenar-benarnya, dan bukan hanya sekedar menerima afirmasi semata bagi kelompok tertentu.
Pameran UMKM yang digelar berbarengan dengan gelar budaya siang itu, bertujuan memperkenalkan produk-produk anggota WKRI dan demi peningkatan perekonomian keluarga. Karena pada masa pandemi covid yang lalu terbukti perempuan mampu menjadi penopang perekonomian keluarga ketika suami terkena PHK, perempuan tampil sebagai penopang ekonomi keluarga, geliat usaha rumahan juga banyak dikelola oleh perempuan. Dan saat ini, Wanita Katolik RI hadir untuk memberikan wadah pendampingan dan promosi bagi perempuan-perempuan pelaku usaha, tandas Vero. Di akhir sambutan Vero mengajak anggotanya memekikkan slogan: ‘WKRI, Lahir Kembali, Semakin Berarti’.
Vikjen KAS Romo FX Sugiyana, pada kesempatan itu, mengajak anggota Wanita Katolik RI untuk menyadari kembali panggilannya sebagai ormas (organisasi masyarakat) katolik. “Nama WKRI merupakan gabungan dua entitas: Wanita Katolik yang menggambarkan entitas Gereja, dan RI yang menggambarkan entitas sebagai warga negara dan bangsa. Maka harapannya adalah WKRI sebagai anggota Gereja sungguh-sungguh bisa menghidupi iman katolik dengan baik, dan sebagai bagian dari warga negara WKRI juga diharapkan ikut serta aktif dan proaktif dalam gerak maju negara Republik Indonesia,” pesannya.
Romo Vikjen juga menyitir subtema perayaan tersebut, yaitu Lahir Kembali Semakin Berarti. Menurutnya, subtema tersebut tak sekedar tema, melainkan sungguh dapat berarti. Berarti untuk masing-masing anggotanya, berarti untuk Gereja, berarti untuk masyarakat, berarti juga untuk bangsa dan negara Republik Indonesia. Itulah yang menjadi harapan besar bagi WKRI yang merayakan 100 tahun ini. Jangan bangga karena sudah berusia 100 tahun, karena tantangan dan harapan-harapan ke depan jauh lebih dibutuhkan untuk membangun bangsa ini.
Pada hari istimewa ini, diluncurkan buku ‘Seabad Wanita Katolik RI Berkarya. DPD Jawa Tengah Lahir Kembali Semakin Berani’, oleh Ketua Presidium DPD Jawa Tengah. Peluncuran ini ditandai dengan dibagikannya buku kepada Emmylia dan Romo FX Sugiyana.
Gelar budaya Wanita Katolik RI ini menyuguhkan berbagai tarian dan seni, termasuk ketoprak, puisi, parodi, dan alunan dangdut. Beragam gelaran budaya ini berasal dari 18 anggota Wanita Katolik RI Cabang, dari seluruh kota dan kabupaten yang masuk dalam penggembalaan Keuskupan Agung Semarang. Ada dari Temanggung, Kudus, Pati, Jepara, Grobogan, Wonogiri, Kendal, Karanganyar, Boyolali, Klaten, Sukoharjo, dan tuan rumah Semarang.
Sementara itu, di luar gedung Wisma Perdamaian ramai oleh stand atau kios dari 49 UMKM. Beragam kuliner dan souvenir dijajakan oleh pelaku UMKM tersebut. Ada pecel, bakso, siomay, aneka camilan, dll. tersedia dalam pameran tersebut. (BD Elwin J)