G’Byar KEP Atmodirono: Setiap Orang Boleh Ambil 3 Barang Tanpa Bayar

Twitter
WhatsApp
Email
Alumni Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang yang mewujudkan cinta kreatif itu dalam gelar G'Byar (Gerakan Gak Bayar). Ini adalah kegiatan berbagi aneka barang kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Atmodirono – Cinta itu Kreatif. Demikian pula cinta akan Tuhan dan sesama. Adalah Alumni Kursus Evangelisasi Pribadi (KEP) Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang yang mewujudkan cinta kreatif itu dalam gelar G’Byar (Gerakan Gak Bayar). Ini adalah kegiatan berbagi aneka barang kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Aneka barang itu meliputi beragam pakaian (anak dan dewasa, perempuan dan laki-laki), belah pecah, tas, sepatu, jaket, mainan, juga beras 2,5 kg. Masing-masing orang yang datang boleh mengambil 3 barang secara gratis alias tanpa bayar.

“G’Byar siang ini merupakan kegiatan G’Byar pertama (Jumat, 21 Maret 2025) dan sekaligus sebagai trials bagi alumni KEP Atmodirono. Ternyata animo masyarakat terhadap acara ini sungguh luar biasa. Meski rencana baru dibuka pukul 10 pagi, namun tadi kurang dari 15 menit sudah dibuka karena orang sudah banyak yang datang. Malah ada yang datang jam 7 pagi tadi,” jelas ketua KEP Rosa Maria Asijati.

Sebanyak 350 orang memadati gedung Kristiani untuk memilah dan memilih barang pilihan mereka dalam G’Byar KEP Atmodirono. (dok Elwin)

Total warga yang hadir dalam G’Byar sekitar 350 orang, termasuk anak-anak. Sepanjang 2 jam, area parkir gedung Kristiani Atmodirono, tempat menggelar aneka barang tak sepi pengunjung. Orang datang silih berganti. Di beberapa stand pakaian mereka memilah dan memilih baju, celana, dan sebagainya. Mereka tak hanya orang dewasa, bahkan remaja dan anak-anak turut berdesakan mencari pakaian. Rupanya kebanyakan mereka lebih memilih ‘berburu’ pakaian. Ketika ditanya mengapa memilih baju, persiapan lebaran menjadi alasan mereka. “Lumayan bisa untuk lebaran,” ujar seorang ibu yang sedang ‘menjajal’ baju untuk anaknya.

Sebelum keluar area G’Byar setiap pengunjung melewati pengecekan untuk memastikan hanya 3 buah barang yang dibawa. (dok Elwin)
Seorang ibu mencobakan baju untuk anaknya, yang katanya buat baju lebaran. (dok Elwin)

Demi menjaga ketertiban acara, dibuatlah alur mekanisme tersendiri. Orang yang datang menunjukkan KTP dan didata petugas. Selanjutnya mereka memperoleh kartu tanda anggota dan dipersilakan masuk untuk memilih barang. Usai memilih dan mengambil barang, mereka menuju bagian pengecekan barang, yaitu memastikan jumlah barang yang diambil benar-benar 3 buah. Selanjutnya mereka akan pulang membawa kartu tanda anggota yang bisa dipakai jika acara digelar lagi, yaitu sekitar 3 bulan ke depan.

Tim alumni KEP Paroki Atmodirono penyelenggara G’Byar yang memberkati banyak orang. (dok Elwin)

Ide awal dari kegiatan G’Byar ini berasal dari Sylvia Lanny yang terinspirasi dari kegiatan Joli Jolan suatu kegiatan solidaritas dari kota Solo yaitu kegiatan bertukar barang satu sama lain (barter).

“Kegiatan tersebut kami adopsi, namun kami tidak bertukar barang. kami hanya satu arah. Kami mencari donatur dan dari mereka kami berikan ke setiap orang, boleh mengambil apa saja sebanyak 3 barang dan tidak dipungut biaya,” tandas Lanny.

Untuk kegiatan perdana G’Byar ini alumni KEP telah mengumpulkan barang-barang selama 3 bulan. Semua barang tersebut berasal dari para donatur. Semua barang yang mereka bagikan adalah barang yang sudah disortir dan layak untuk dipakai. Jadi semua adalah barang pilihan.

“Kegiatan G’Byar kali ini salah satunya kami adakan memang untuk membantu orang-orang yang akan berlebaran. Setidaknya ada baju ‘baru’ yang bisa mereka kenakan saat merayakan hari kemenangan mereka,” ucap Rosa ketua KEP. (BD Elwin)