Klaten- Sebastian Michael Kurniawan (24) merupakan seorang OMK (Orang Muda Katolik) Paroki Santa Maria Assumpta, Klaten yang memiliki ketertarikan di bidang entrepreneur coffee shop. Namanya, Kafeine Coffee. Kafeine Coffee sendiri terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 87, Klaten Tengah (Depan SMK Leonardo Klaten). Kafeine Coffee ini telah buka sejak tahun 2020 ketika pandemi COVID-19, tepatnya pada tanggal 26 Desember 2020.

Michael menjelaskan awal mula ketertarikannya di dunia kopi dimulai 5 tahun yang lalu, ketika ia masih kuliah. Ia selalu mencoba ke sana-sini untuk mencari karakter kopi di masing-masing café yang ada di Yogyakarta. Setelah mengenal karakter masing-masing coffee shop yang ada di Yogyakarta, ia memberanikan diri untuk bekerja part time sebagai barista di suatu coffee shop. Dari pengalaman inilah, ia mulai belajar banyak tentang dunia kopi dan karakteristik biji dengan beragam rasa.

“Ketertarikan saya dimulai kurang lebih 5 tahun yang lalu. Awalnya, saya hanya mencoba-coba kopi di berbagai coffee shop di Jogja. Dari coba-coba itulah, saya mengerti karakter masing-masing biji kopi yang unik dan beragam rasa. Akhirnya, saya memberanikan diri untuk mencoba kerja part time menjadi barista di suatu tempat coffee shop. Dari pengalaman kerja itu, saya semakin mengenal proses pembuatan kopi dan mengerti kopi yang enak itu seperti apa,” kata Michael, Selasa (17/01/2023)

Kafeine Coffee buka ketika pandemi COVID-19 sedang meningkat. Michael menceritakan bahwa setelah lulus kuliah (2020), ia berencana mencari pengalaman kerja dengan orang lain. Hanya saja, orangtua Michael tidak mengizinkan kerja dengan orang lain karena mengingat situasi tidak kondusif. Namun orangtua Michael mengizinkan apabila ia membuka coffee shop sendiri.

“Awalnya, saya ingin memulai usaha kopi botolan. Tapi orangtua saya menyarankan dan mendukung saya untuk membuka kedai kopi saja. Setelah deal, saya langsung survey coffee shop yang ada di Klaten untuk melihat menu, peminat kopi di Klaten seperti apa, ambience coffee shop di Klaten seperti apa. Akhirnya, saya memberanikan diri membuka coffee shop,” katanya.

Michael menceritakan secara detail pengalaman suka-dukanya membuka ketika pandemi. Sempat kepikiran bagaimana kedai menjadi sepi karena takut keluar rumah dan ada kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), namun Kafeine Coffe terus berjalan. Selain itu, orangtua Michael juga menyarankan untuk tutup sementara hingga kondisi benar-benar stabil. Dengan gigih Michael tetap membuka Kafeine Coffee karena baginya menutup sementara sama saja mengulangi dari nol.

“Karena pandemi, saya berusaha agar Kafeine Coffee tetap buka. Walau saya harus menguras tabungan untuk menutup operasional. Akhirnya, usaha saya tidak sia-sia. Kafeine terus berjalan hingga 2 tahun dan mengibarkan perkopian Klaten dengan berbagai inovasi, seperti variasi menu kopi susu, mockltail (Minuman campuran jus buah, kopi teh serta perasa lainnya). Terima kasih juga untuk para Kafeiners yang selalu mendukung dan menjadikan Kafeine Coffee menjadi rumah kedua,” katanya.

Kendati Kafeine Coffee sudah memiliki nama, Michael menceritakan bahwa ia mengikuti komunitas kopi untuk meningkatkan skill membuat kopi. Selain itu, ia selalu mencoba mengikuti trend yang sedang diminati banyak orang dan mengimplementasikan ke Kafeine Coffee.

“Untuk meningkatkan skill, kami mengikuti komunitas kopi yang ada di Klaten. Dari sini, kami bisa belajar satu sama lain dan sering melihat konten dari beberapa influencer kopi. Selain itu, Kafeine Coffee selalu ikut trend menu yang diminati banyak orang dan mengimplementasikan dengan cara kami,” katanya.

Sebagai Orang Muda Katolik, Michael berpesan kepada teman-teman OMK agar jangan pernah takut untuk mencoba.

“Jangan pernah takut untuk mencoba! Terkadang orang-orang masih takut gimana ya nanti kalau gagal, gimana ya nanti kalau tidak diterima masyarakat. Dari situ, saya mencoba untuk belajar (bahwa) semua yang dikerjakan dengan hati, pasti akan berjalan dan diberi kemudahan oleh Tuhan. Terutama dalam berbisnis yang terpenting adalah manajemen keuangan serta relasi yang banyak,” katanya. (ADWU)