Menghayati Gereja Misioner
Hari ini kita merayakan Hari Raya Pentakosta yang merupakan hari kelima puluh setelah Tuhan Yesus bangkit dan hari kesepuluh setelah Tuhan Yesus naik ke surga. Hari Raya Pentakosta juga istimewa karena dipersiapkan dengan Novena 9 hari mohon karunia Roh Kudus bagi Gereja. Muara peristiwa kedatangan dan pencurahan Roh Kudus atas para murid, yakni Gereja, kita semua ini, adalah bahwa untuk menjadi siap diutus sebagai Gereja Misioner berkat Roh Kudus. Inilah hari berdirinya Gereja, menurut tulisan Santo Lukas dalam Kisah Rasul. Dengan perayaan Pentakosta ini, itu berarti, besok dimulai masa biasa, saat Gereja menjalani hidup sehari-hari di tengah umat manusia dengan mewartalcan Injil dan memberikan kesaksian tentang Tuhan Yesus Kristus dan karya penebusan-Nya kepada seluruh bangsa.
Tugas untuk bersaksi pada zaman ini sebagai orang-orang yang sudah diselamatkan adalah menyatakan kebaikan Bapa yang sudah kita alami melalui hidup kita sehari-hari. “Wajah Allah terpantul pada banyak wajah lain. Sebab dalam diri setiap saudara-saudari kita, terlebih mereka yang paling kecil, rapuh, tidak berdaya, dan berkekurangan, gambar Allah sendiri tampak” (GE 61). Kesaksian hidup kita tidak berhenti hanya sampai pada mengabarkan tentang Yesus Kristus, tetapi tanpa henti kita mewujudnyatakan iman kita dalam aneka keberpihakan serta tindakan nyata dalam hidup sehari-hari. Gereja Misioner adalah Gereja yang peduli dan menjadi bagian dari perjuangan untuk kesejahteraan umum dan kebaikan bersama (Bonum Commune).
Konkretnya, kita perlu menghayati Sabda Bahagia dari Tuhan Yesus (GE No. 65-94): menjadi miskin dalam hati; menanggapi dengan kelemahlembutan dan kerendahan hati; tahu bagaimana menangis dengan sesama; mencari keadilan dengan rasa lapar dan haus; memandang dan bertindak dengan belas kasih; menjaga hati tetap bersih dari segala yang menodai kasih; menabur perdamaian di sekitar kita; menerima jalan Injil setiap hari, meskipun mendatangkan banyak masalah bagi kita. Itulah langkah-langkah kekudusan yang konkret dan nyata yang bisa kita lakukan di lingkungan kita masing-masing.