Minggu (21/5/23), Paroki St. Theresia Salam mengadakan aksi panggilan. Kegiatan yang diadakan di aula paroki ini diikuti oleh anak-anak Pendamping Iman Anak (PIA), Pendamping Iman Remaja (PIA) dan Orang Muda Katolik (OMK). Anak-anak ini didampingi dari komunitas
suster OSF dan komunitas para frater Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan. Pukul 09.00 WIB para suster dan para frater ini sudah siap sedia menyambut dan berdinamika bersama dengan anak-anak PIA, PIR dan OMK. Sepanjang kegiatan, anak-anak diajak bersukacita dan bergembira sebagai anak-anak Allah. Para suster dan frater berbagi sukacita dan kegembiraan atas pengalaman keseharian yang telah dihidupinya. Mereka berbagi kesaksian sebagai pribadi yang dipanggil untuk karya pelayanan Gereja.

Di tengah sukacita dan kegembiraan itu, mereka berbagi juga karya-karya pelayanan. Kongregasi Suster OSF yang didirikan Magdalena Daemen pada tanggal 10 Mei 1835 di Heythuysen, Belanda ini melayani bidang pendidikan, kesehatan dan sosial. Para suster ini mengawali hidup membiaranya dengan menjalani masa aspiran lalu dilanjutkan dengan masa postulan, novis, prasetia sementara dan akhirnya prasetia seumur hidup. Para suster ini tidak hanya berkarya di Indonesia melainkan juga berkarya di berbagai negara seperti Belanda, Jerman, Brazil, Amerika, Polandia, Tanzania-Afrika, Guatemala dan Vatikan sebagai Generalat. Para frater juga berbagai pengetahuan mengenai karya-karyanya. Mereka ke depan tidak hanya melayani umat di paroki, tapi juga berkarya di instansi pendidikan, Unit Pengembangan Pastoral, karya lain di keuskupan luar Jawa, dll. Pendidikan sebagai imam dimulai dari masa seminari menengah, seminari tahun orientasi rohani dan seminari tinggi. Di Seminari Tinggi Kentungan, mereka menempuh pendidikan filasafat dan teologi.

Paroki St. Theresia Salam dikenal cukup banyak pribadi-pribadi yang dipanggil menjadi suster, bruder dan imam. Mereka berkarya untuk karya pelayanan Gereja. Kegiatan ini menjadi kesempatan paroki untuk mengenalkan dan menabur benih panggilan bagi anak-anak sejak dini.
“Tuaian memang banyak, tetapi pekerjanya sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” (Lukas 10:2). Oleh sebab itu, proses pengenalan ini menjadi kesempatan untuk menabur benih panggilan bagi mereka menjadi para pekerja di ladang Tuhan dengan cara hidup membiara. Dengan hadir dan berbagi sukacita para suster dan frater membisikan dengan lembut dalam hati anak-anak panggilan Tuhan. (YKA)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *