Bayi Yesus Lahir di Kolong Jembatan

Twitter
WhatsApp
Email
Cinta itu sarat kreativitas. Katolik itu asyik. Dua kalimat inilah yang mendasari tampilan desain 'Bayi Yesus Lahir di Kolong Jembatan' di Gereja Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang dalam menyambut perayaan Hari Raya Natal 2024.

Atmodirono – Cinta itu sarat kreativitas. Katolik itu asyik. Dua kalimat inilah yang mendasari tampilan desain ‘Bayi Yesus Lahir di Kolong Jembatan’ di Gereja Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang dalam menyambut perayaan Hari Raya Natal 2024.

“Kami membuat suasana yang berbeda. Tidak kandang, tidak juga gua. Melainkan jalan layang atau jembatan layang (Fly Over),” tandas Romo Nano MSF, penggagas dasar desain ini.

Pastor Paroki Atmodirono ini menjelaskan, konsep desain tersebut adalah bahwa Yesus lahir di tengah-tengah kesederhanaan. Bagi orang kota, lebih mudah membayangkan kesederhanaan itu di bawah kolong jembatan (layang) daripada kandang atau gua. “Kami mau menghadirkan suasana kelahiran Yesus dalam kekinian!” ucap imam bernama lengkap Yusup Sunarno MSF ini.

Suasana palungan tempat Yesus dibaringkan di bawah kolong jembatan, saat dikunjungi para gembala. (dok Elwin)

Pesan teologis yang mau disampaikan adalah bahwa Yesus lahir atau hadir sebagai jembatan penghubung antara manusia dan Allah. “Relasi yang sudah rusak atau terputus akibat dosa itu mau dihubungkan kembali oleh Yesus sendiri,” tandasnya.

Pesan lain yang tak kalah menariknya adalah bahwa ‘Katolik itu Asyik’. Katolik itu merdeka. Tidak perlu takut untuk membuat sesuatu yang berbeda. Merdekalah berinovasi dalam Gereja. “Jadilah orang Katolik yang asyik. Tidak sedikit-sedikit takut atau berdosa. Berbeda itu biasa dan malah memberi kesegaran. Itu diperlukan untuk mengembangkan Gereja yang hidup dan penuh kesegaran,” ajak Romo berjiwa seni ini.

Tiga OMK saat mengunjungi dan berdoa kepada bayi Yesus di bawah kolong jembatan. (dok Elwin)

Sementara itu koordinator tim dekorasi Atmodirono, Antonius ‘Kumis’ Arianto mengatakan, inti konsep ini adalah inkarnasi Yesus di zaman modern, yaitu Yesus yang lahir di kolong jembatan.

“Konsep ini menghadirkan 3 hal, yaitu Yesus yang lahir di kolong jembatan, jembatan (fly over) yang melambangkan Diri Yesus, dan mobil jenis Tesla Cybertruck yang melambangkan kita, yang berjalan mengikuti tuntunan Yesus,” ucapnya.

“Secara konsep tak ada kendala karena konsep itu sudah lama kami gagas (2006) dan terealisasi saat Romo Nano yang berjiwa seni memiliki konsep yang selaras dengan kami,” tandas pria berkumis lebat ini.

Dengan beranggotakan 15 orang, tim dekorasi mengerjakan dalam tempo satu bulan. “Kami cukup puas dan bersyukur dengan hasil karya tim kami, meskipun kami bukan orang-orang seni tapi berhasil membuat karya ini. Saya pribadi merasa ini merupakan karya Roh Kudus dalam masing-masing pribadi kami. Dengan kata lain, Tuhanlah yang lebih dulu telah mendekorasi diri kami semua,” refleksi si Kumis. (BD Elwin J)