Paroki St. Yusuf Bandung Wujudkan “Go To Paroki Hijau” Melalui Pelatihan Pengolahan Sampah Organik

Twitter
WhatsApp
Email

Paroki Bandung – Paroki Santo Yusuf Bandung, Kabupaten Gunungkidul, mengambil langkah konkret dalam mengimplementasikan Ensiklik Laudato Si melalui program “Go To Paroki Hijau”. Bidang Diakonia/Kemasyarakatan bersama Tim Pelayanan Kelestarian Ciptaan dan Lingkungan Hidup menyelenggarakan serangkaian pelatihan pengolahan sampah organik untuk mewujudkan paroki yang ramah lingkungan.

Pelatihan di Tiga Wilayah

“Kegiatan ini merupakan implementasi nyata dari Ensiklik Laudato Si untuk mewujudkan paroki hijau,” ujar Faustinus Sugeng Haryono, Ketua Bidang Kemasyarakatan Paroki St. Yusuf Bandung.

Menurut H. Iriyanto selaku Ketua Panitia, pelatihan dilaksanakan secara bertahap di tiga wilayah:

  • Giri Sekar: 18 Mei 2025
  • Wilayah Bogor: 31 Mei 2025
  • Beji: 14 Juni 2025

Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber utama, yaitu Henricus Heri Wantoro dan Drs. P. Kianto Atmodjo, M.Si. Keduanya merupakan animator Laudato Si Chapter Yogyakarta dan anggota Komisi Keadilan Perdamaian dan Kelestarian Ciptaan Kevikepan Yogyakarta Timur.

Konsep Paroki Hijau Sejalan dengan Filosofi Jawa

Drs. P. Kianto Atmodjo, yang juga dosen Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, menjelaskan konsep Laudato Si dan paroki hijau yang sejalan dengan filosofi Jawa “Hamemayu hayuning bawono dhuk angkoromurko” – merawat dan mempercantik bumi yang indah, bukan merusaknya.

“Konsep ini bertujuan agar kekayaan alam pemberian Sang Pencipta tetap dapat dinikmati generasi mendatang,” ungkap Kianto.

Teknologi Pengolahan Sampah Organik

Henricus Heri Wantoro, anggota tim KCLH Paroki Pringgolayan, memberikan pelatihan praktis pengolahan sampah menggunakan berbagai metode:

  • Pengolahan dengan maggot
  • Losida (lobang sisa dapur)
  • Komposter Tas
  • Pot tumpuk

“Proses pengolahan sampah organik dapat berlangsung 1-2 bulan, tergantung bahan organik, organisme starter, dan ketelatenan pembuatnya,” jelas Heri.

Potensi Ekonomi dari Pengolahan Sampah

Hasil pengolahan sampah organik ternyata memiliki nilai ekonomis tinggi. Maggot dapat dipanen setiap 35 hari dan dijual kepada pemancing dengan harga Rp 6.000-10.000 per porsi. Selain itu, dihasilkan juga cacing, pupuk organik cair (POC), dan pupuk organik padat yang dapat dimanfaatkan sendiri atau dipasarkan.

“Harga produk tergantung kondisi daerah dan kebutuhan masyarakat setempat. Kebutuhan akan sangat tinggi saat harga pupuk buatan mahal karena kelangkaan,” kata Heri. Hal ini berpotensi menjadi sumber penghasilan tambahan bagi umat Paroki Bandung yang sebagian besar berprofesi sebagai petani.

Pembuatan Starter Biokatalit

Kianto juga mengajarkan pembuatan starter mikroba atau biokatalit menggunakan sampah buah seperti kulit nanas, pepaya, dan buah-buahan lain yang banyak dikonsumsi masyarakat. Selain itu, peserta juga diajarkan membuat jus biokatalit dari buah-buahan yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk kesehatan. Umat diajak mempraktekan pembuatan yang dibantu oleh para mahasiswa Fakultas Teknobiologi UAJY yaitu  Fioresta Gracia Mongan, Diah Ariyanti, William Khan Wijaya dan Christian Immanuel Harahap.

Respons Positif dan Tindak Lanjut

Setiap sesi pelatihan dihadiri sekitar 50 peserta yang memberikan respons positif. Para peserta berkomitmen untuk menindaklanjuti pembelajaran ini, baik di wilayah gereja maupun di rumah masing-masing.

“Prosesnya mudah, hasilnya pasti, dan didukung oleh tim KCLH paroki,” ungkap salah seorang peserta.

  1. Iriyanto telah menyiapkan sarana prasarana pendukung serta menjadwalkan program pendampingan berkelanjutan.

Visi Paroki Mandiri dan Berkelanjutan

“Harapan besar dengan tindak lanjut ini, Paroki Bandung akan menjadi paroki hijau, paroki Laudato Si yang umatnya mensyukuri rahmat kehidupan dari Sang Pencipta,” ujar Iriyanto optimis.

Lebih jauh, program ini diharapkan dapat menjadikan umat paroki yang sebagian besar petani menjadi petani mandiri dan organik. Mereka tidak lagi tergantung pada pupuk buatan dan mampu menghasilkan panen bermutu yang mensejahterakan umat serta masyarakat sekitar.

Program “Go To Paroki Hijau” ini merupakan bukti nyata komitmen Paroki St. Yusuf Bandung dalam menjaga kelestarian lingkungan sekaligus memberdayakan ekonomi umat melalui pendekatan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan. Laudato Si (KA)