Pada hari Selasa, 10 Juni 2025, Komisi Keadilan Perdamaian dan Kelestarian Lingkungan (KPKC) Kevikepan Yogyakarta Timur melaksanakan kegiatan sosialisasi penanganan Tuberkulosis (TB) dan HIV/AIDS kepada 50 ibu-ibu Paroki Pringwulung. Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pemahaman tentang pencegahan dan penanganan kedua penyakit tersebut, khususnya bagi umat Katolik. Sosialisasi TB-HIV/AIDS digabungkan karena penderita HIV/AIDS termasuk kelompok rentan TB yang jumlahnya terus meningkat. Demikian disampaikan Ibu Siwi selaku Ketua Tim TB-HIV/AIDS KPKC Kevikepan Yogyakarta Timur.
Pemaparan Materi oleh dr. Clara Sita Rahmi Sekundarini (RS Panti Rapih):
- Situasi TB di Indonesia:
Indonesia menempati posisi kedua duniasetelah India dalam beban kasus TB global, dengan perkiraan 1,09 juta kasus dan 125.000 kematian per tahun. Penyebabnya adalah bakteri Mycobacterium tuberculosis yang menyebar melalui udara saat penderita batuk, bersin, berbicara, atau bernyanyi. - Jenis & Gejala TB:
- Jenis:TB Paru, TB Ekstra Paru (menyerang kelenjar getah bening, tulang, selaput otak, usus, rongga pleura), TB Laten, TB Aktif.
- Gejala Umum:Batuk >3 minggu (berdahak/berdarah), nyeri dada, demam, keringat malam, lelah, penurunan nafsu makan & berat badan.
- Faktor Risiko TB:
- Kondisi kesehatan (diabetes, gagal ginjal, kanker, HIV/AIDS).
- Gaya hidup tidak sehat (merokok, konsumsi alkohol).
- Lingkungan (padat/kumuh, penghuni lapas, bepergian ke daerah endemis TB).
- Pengobatan & Pencegahan TB:
- Pengobatan:Minum obat anti-TBC rutin selama 6-12 bulan disertai pendampingan psikologis. Obat gratis di Puskesmas. Perhatikan pola makan bergizi, istirahat cukup, olahraga teratur, hindari rokok & alkohol.
- Pencegahan:Vaksinasi BCG pada anak, gunakan masker, tingkatkan ventilasi rumah, terapkan etika batuk (tutup mulut/hidung), cek kesehatan rutin.
HIV/AIDS:
- Penularan:Melalui cairan tubuh penderita (darah, sperma, cairan vagina) yang masuk ke tubuh orang lain, seperti hubungan seksual tanpa pengaman (termasuk sesama jenis), penggunaan jarum suntik tidak steril (narkoba/tato), dan transfusi darah.
- Gejala:
- Awal: Mirip flu (demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, lelah, ruam kulit).
- Lanjut: Penurunan berat badan signifikan, demam berulang, keringat malam, diare kronis, pembengkakan kelenjar getah bening.
- Penting:Gejala awal sering tidak disadari atau tidak muncul selama bertahun-tahun. Tes HIV sangat dianjurkan jika ada riwayat paparan.
- Pengobatan & Pencegahan HIV/AIDS:
- Pengobatan:Terapi Antiretroviral (ARV) seumur hidup untuk tekan replikasi virus dan jaga imunitas. Obat gratis di Puskesmas.
- Pencegahan:Hindari berganti pasangan seksual, gunakan kondom, hindari narkoba (terutama suntik), manfaatkan PrEP/PEP jika berisiko.
Di akhir paparan, dr. Clara menekankan pentingnya:
- Menghindari stigma & diskriminasi terhadap penderita.
- Mendukung pengobatan pasien dan menjaga kerahasiaannya.
- Menyebarkan informasi benar tentang TB-HIV/AIDS.
- Mengikuti skrining dan edukasi kesehatan rutin.
Sesi Tanya Jawab:
Peserta merespons antusias dengan banyak pertanyaan seputar pengobatan TB-HIV/AIDS, seperti usia vaksinasi BCG, cara mendapatkan obat, dan prosedur tes. Semua pertanyaan dijawab lugas dan jelas oleh dr. Clara.
Penutup oleh Ibu Siwi:
Panitia menyampaikan:
- Pertanyaan lebih lanjut dapat dikumpulkan untuk dijawab secara tertulis.
- Peserta diharap melakukan tindakan tepat dan penuh kasih jika ada penderita TB/AIDS di sekitar, sesuai ajaran Tuhan Yesus. Kepedulian pada sesama yang sakit adalah wujud kepedulian pada Kristus.
- Materi sosialisasi diharap disebarluaskan di lingkungan masing-masing untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
Berkah Dalem.