Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran

Paroki Hati Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran

Alamat dan Kontak

Jadwal Misa

Jam Kantor Sekretariat

Profile Singkat

PAROKI HATI ST. PERAWAN MARIA TAK BERCELA KUMETIRAN YANG RAMAH, MERANGKUL, MEMBAHARUI DIRI, BERDAYA UBAH, GEMBIRA MENGINJIL SETURUT TELADAN BUNDA MARIA

Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran (HSPMTB) beralamat di Jalan Kumetiran 13 Yogyakarta 55272, Telepon (0274) 512817, 518586.

Paroki ini memulai sejarahnya sejak tahun 1944 sebagai pemekaran dari paroki St. Antonius Padua Kotabaru. Pada tahun 2016, pada usianya yang ke 72 tahun (9 windu), paroki ini membawahi 17 wilayah dan 61 lingkungan teritorial serta 14 kelompok kategorial.

Dalam wilayah paroki ada 4 buah Sekolah Taman Kanak-kanak, 4 SD, 1 buah SMP, 1 Akademi yang bernaung di bawah yayasan-yayasan pendidikan Katolik. Paroki ini dianugerahi beberapa tempat berkumpul bagi umat untuk beribadat. Gedung gereja dengan ukuran terbesar yang berdaya tampung 1.200 umat ialah gereja HSPMTB Kumetiran: disusul gereja St. Lidwina Bedog yang mampu menampung 500 umat, kemudian Kapel ASMI Santa Maria Bener yang menampung 100 umat, aula ASMI St Maria Bener yang mampu menampung 1.000 umat, kapel susteran Gembala Baik Gampingan yang menampung 50 orang umat, kapel susteran PMY Helen Keller Wirobrajan yang menampung 25 umat, kapel Sudagaran berdaya tampung 50 umat, kapel adorasi di lantai 1 pastoran Kumetiran dapat menampung 15 umat.

Tempat tinggal komunitas imam-imam Jesuit ada di lingkungan Bener Paroki Kumetiran, sehingga tenaga mereka dalam membantu pelayanan sakramen bagi umat sangat berarti di paroki ini. Jumlah umat per 8 Juni 2023 ialah 7.643 jiwa dengan jumlah KK 3.035. Mayoritas pekerjaan yang digeluti adalah sebagai karyawan swasta, pensiuanan, mengurus rumah tangga, dan wiraswasta.

Paroki ini berbatasan dengan paroki St. FX Kidul Loji dan HKY Pugeran di sebelah selatan, dengan Paroki Maria Assumpta Gamping di sebelah barat, dengan paroki St. Aloysius Gonzaga Mlati dan St. Albertus Agung Jetis di utara, serta dengan paroki St. Antonius Padua Kotabaru di sisi timur Batas timur ialah jalan Malioboro, batas paling barat ialah dusun Bedog ditepi barat ringroad barat, batas utara ialah Desa Trihanggo kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, di ringroad barat daya, dan kampung Pingit, serta ba tas paling selatan ialah kampung Singosaren, Kota Yogyakarta. Jadi, paroki ini meliputi Kota Yogyakarta bagian tengah sampai ke barat laut hingga kecamatan Gamping Kabupaten Sleman, dengan panjang keliling sekitar 10 km.

Tantangan pastoral di paroki ini dari masa ke masa ialah bagaimana membuat Umat Katolik Kumetiran bisa lebih berperan dalam hidup bersama dan memberi pengaruh yang baik. Situasi kota Yogyakarta dan desa Trihanggo yang majemuk dan dinamis menuntut keterlibatan umat yang lebih aktif untuk mempelajari iman Katolik dan mewartakan Kerajaan Allah sebagai sakramen bagi dunia Di dekat gereja ada vihara Budha serta gereja-gereja non-Katolik berbagai aliran serta masjid. Ada pula “kawasan merah Pasar Kembang kampung pariwisata internasional Sosromenduran dan Sosrowijayan sampai ke kawasan Ngejaman yang memangku jalan Malioboro. Paroki ini juga meliputi kawasan yang dihuni para pekerja keras sekitar industri kuliner bakpia Patuk serta kampung-kampung pinggiran Malioboro sisi barat, serta sepanjang bantaran sungai Winongo sejak Pingit, Badran, sampai Gampingan, dan sepanjang kanan dan kiri rel kereta api di dalam kota sekitar utara stasiun Tugu ke arah barat.

Potensi bencana meliputi bencana alam yaitu longsor, banjir, kebakaran. kekeringan, serta bencana sosial yaitu kekerasan dalam rumah tangga dan kekerasan antar kelompok Potensi kemampuan ekonomi umat kurang lebih 25 persen dibantu, 50 persen mandiri, 25 persen mampu membantu.

Gereja ini sering disinggahi umat Katolik dari wilayah lain yang berwisata dan berziarah di DIY. Paroki pun sedang berkembang menjadi kawasan perdagangan, pariwisata perkotaan dan pariwisata pedesaan serta industri. Pelayanan ekaristi berbahasa Inggris dibuat untuk menyapa para wisatawan dan pekerja asing yang sedang berada di kota Yogyakarta Paroki Kametiran biasa merangkul umat yang masih menghayati budaya Jawa dan Tionghoa dengan pelayanan misa tahun baru Suro dan Imlek.