SURAT GEMBALA USKUP KEUSKUPAN AGUNG SEMARANG
PADA HARI ORANG MISKIN SEDUNIA III
Minggu Biasa XXXIII – Tahun C, 17 November 2019
Dibacakan pada Perayaan Ekaristi
Sabtu dan Minggu, 16 – 17 November 2019
“MENJUMPAI DAN MEMANDANG WAJAH YESUS PADA DIRI ORANG MISKIN”
Saudari-saudaraku, Umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang terkasih,
Tanggal 17 November 2019, yang tidak lain Minggu Biasa ke-33, merupakan Hari Orang Miskin Sedunia III (HOMS III). Bapa Suci Fransiskus, melalui pesannya, mengajak kita untuk merenungkan tema: “Harapan orang miskin tak akan dibiarkan putus”. Tema tersebut diambil dari Mazmur 9:19 “Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara”. Ayat ini berisi pengharapan si Pemazmur bahwa kemalangan orang-orang benar tidak akan berlangsung selamanya. Keadaan itu hanya akan berlangsung sebentar saja. Ungkapan penuh harapan yang senada kerap kali juga kita jumpai atau dengar dalam keseharian kita, seperti “tidak selamanya hari mendung”, “badai pasti berlalu”, “kabut pasti sirna”, dan “habis gelap terbitlah terang”.
Ungkapan-ungkapan itu dengan tepat menggambarkan pengharapan Pemazmur dalam ayat 19 di atas. Atas dasar pengharapan yang kokoh itulah, maka Pemazmur pada ayat selanjutnya berani memohon pertolongan Allah dengan berseru: “Bangkitlah, Tuhan, janganlah manusia merajalela; biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu” (ayat 20). Ia memohon agar Allah sudi bangkit; dan bila Allah bangkit serta bertindak dengan tangan kanan-Nya, maka zaman kekejaman manusia akan segera berlalu.
Saudari-saudaraku terkasih dalam Kristus,
Bapa Suci menegaskan dalam pesannya untuk HOMS III ini bahwa kita tidak pernah bisa menghindar dari seruan dalam Kitab Suci yang mendesak kita untuk memberi perhatian kepada orang miskin. Keadaan orang miskin mengharuskan kita untuk tetap dekat dengan tubuh Tuhan yang menderita dalam diri mereka. Kita dipanggil untuk memberi sentuhan pada tubuh-Nya itu, dan secara pribadi maupun bersama berketetapan hati atau berkomitmen untuk melayani yang miskin sebagai bentuk perwujudan nyata dari semangat Injil. Memberi perhatian kepada orang miskin mesti menjadi pilihan sikap paling utama para pengikut Kristus. Melalui perhatian kepada orang miskin, kita dapat menggapai keselamatan, karena keyakinan bahwa di dalam dan melalui diri mereka kita dimungkinkan menemukan dan memandang wajah Yesus yang nyata di zaman ini.
Kita tahu bahwa kemiskinan masih menjadi masalah besar di lingkungan dimana kita berada. Bahkan setiap hari kita masih dengan mudah menjumpai fakta kemiskinan ini, antara lain: mereka yang kekurangan gizi, tidak mampu berobat, tidak punya kesempatan bersekolah dan bekerja, tidak mempunyai tempat tinggal layak, tidak mempunyai perlindungan dan jaminan masa tua.
Saudari-Saudaraku terkasih,
Mengutamakan orang yang dianggap tidak penting atau tidak beruntung dalam hidupnya, yang terbuang dan tidak diperhatikan oleh masyarakat karena kemiskinannya, haruslah menjadi pilihan utama kita. Bertahun-tahun kita telah diajak untuk mewujudkan cita-cita Gereja, yaitu mengutamakan orang kecil, lemah, miskin, terpinggirkan, dan difabel (KLMTD). Ajakan itu nyata sekali dalam ARDAS dan RIKAS kita. Kita diundang untuk secara nyata bertindak dengan memenuhi sebagian harapan saudari-saudara kita yang termasuk KLMTD tersebut. Mereka sangat memerlukan bantuan makanan, pakaian, dan tempat tinggal; namun lebih dari semua itu mereka sangat membutuhkan cinta dan hati kita. Maka menjadi panggilan kita sema untuk secara nyata menghadirkan kasih dan perhatian Allah bagi mereka.
Saudari dan Saudaraku, umat di Keuskupan Agung Semarang terkasih,
Sabda Tuhan yang kita dengar hari ini memberi pesan penting untuk kita guna berjuang dan bekerja tanpa kenal lelah membantu saudara-saudari kita yang miskin. Kita upayakan agar mereka juga tetap bertekun dalam kerja keras memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Santo Paulus, dalam suratnya kepada jemaat di Tesalonika, berpesan: “Barangsiapa tidak mau bekerja, janganlah ia makan”. Demikian juga dalam Injil Lukas hari ini, Tuhan Yesus meneguhkan kita semua untuk senantiasa bertahan dalam perjuangan dan kesulitan demi menggapai keselamatan. Yesus bersabda: “Kalau kamu tetap bertahan, kamu akan memperoleh hidupmu”.
Marilah kita bekerja bersama untuk mencari, menemukan, dan membantu saudari-saudara kita yang kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel. Dalam diri mereka kita akan berjumpa dan memandang wajah Tuhan yang nyata di zaman ini. Karena itu, demi kasih kita kepada Tuhan, marilah kita mengasihi mereka dengan memperlakukan secara manusiawi saudari-saudara kita yang miskin. Martabat mereka sebagai citra dan kekasih Allah kita junjung tinggi.
Mengakhiri surat ini, saya ingin mengungkapkan ucapan syukur dan terimakasih saya kepada Anda semua yang tidak henti-hentinya membuka diri untuk ngrengkuh dan nggemateni saudari-saudara kita yang miskin dengan penuh ketulusan dan kesungguhan. Dengan cara inilah Anda mewujudkan jatidiri kita sebagai Gereja papa miskin.
Tuhan memberkati kita semua. Berkah Dalem.
Semarang, 1 Nopember 2019
Pada Hari Raya Semua Orang Kudus
† Robertus Rubiyatmoko
Uskup Agung K.A. Semarang