“Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga” (Mat. 18:4).

Di sebuah desa, ada seorang bapak yang hidup sangat sederhana. Jika dilihat sekilas, tidak ada yang istimewa diri dan kehidupannya. Namun, ketika ia meninggal  dunia, orang-orang di sekitarnya terutama umat Katolik mengenangnya sebagai orang yang telah berperan puluhan tahun dalam menyebarkan ajaran Katolik di desa tersebut.

Kerinduan agar banyak orang mengenal Yesus Kristus juga ada pada Santa Teresia dari Kanak-kanak Yesus yang diperingati hari ini. la rela mempersembahkan diri sebagai pemulihan dosa-dosa dengan rajin berdoa dan melakukan tapa. la berkata: “Saya bersedia menderita sedapat mungkin agar banyak orang berdosa bertobat.” Hal ini terwujud pertama kali, ketika ia berdoa bagi seorang penjahat kakap yang dijatuhi hukuman mati, penjahat ini bertobat sebelum menjalani hukuman. Setelah Santa Teresia meninggal, catatan riwayat pribadinya yang berjudul “Kisah Suatu Jiwa” menginspirasi banyak di seluruh dunia dan banyak orang berdoa melalui perantaraannya.

Dalam ensiklik Maximum Illud dikatakan: ada misi yang sangat besar dan luhur yang Yesus Kristus percayakan kepada para murid-Nya yakni “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk” (Mrk. 16:15) (Ml, 1). Perutusan Ilahi ini telah melintasi perjalanan segala abad, ada banyak petugas-petugas dan pelayan Sabda Allah yang mewartakan keselamatan kekal bagi umat manusia. Misalnya saja misi di Benua Amerika yang dilakukan oleh Bartolomeus de Las Casas (Ordo Dominikan).  la rela mempersembahkan diri untuk perlindungan kaum miskin penduduk asli, melawan tirani kejam terhadap umat manusia, dengan tujuan untuk membebaskan mereka dari perbudakan yang sangat kejam dari setan (MI, 2).  Ada pula Fransiskus Xaverius yang berkarya di India Timur dan Jepang demi kemuliaan Allah dan keselamatan jiwa-jiwa (MI, 4).

Misi kita hari ini adalah Memberitakan Injil kepada segala makhluk. Gerakan misi tentu saja dilakukan ke luar, tidak hanya sebatas di dalam diri. Belajar dari Santa Teresia sebagai Pelindung Karya Misi, ia menekuni “jalan sederhana” yang ia pilih, yakni hidup seperti seorang anak kecil, penuh cinta dan iman akan Allah serta penyerahan diri total dengan gembira. Kita dapat mulai dengan melaksanakan pekerjaan-pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cinta kasih murni kepada Tuhan. Selain itu, kita juga dapat belajar dari semangat bapak dalam kisah di atas dengan ikut menyebarkan ajaran agama Katolik di tempat kita masing-masing, tentunya tanpa memaksa. Menjadi teladan dalam kehidupan dengan bertingkah laku penuh cinta kasih sebagai perwujudan ajaran Kristus. Kita dapat pula melakukan hal-hal seperti yang dilakukan Bartolomeus de Las Casas dan Fransiskus Xaverius, ikut berjuang mempertahankan hak-hak masyarakat lokal  setempat dari ketidakadilan karena kekuasaan, atau  dengan mengunjungi kampung-kampung terpencil yang  jarang tersentuh pelayanan Gereja atau sosial. Dan, bagi muda (anak milenial) yang sangat akrab dengan teknologi dan media sosial, dapat melakukan misi ini melalui postingan di media sosial, dengan mengunggah kutipan-kutipan dari Kitab Suci, kegiatan pelayanan Gereja, kegiatan sosial dan aktivitas positif sehari-hari yang dapat menginspirasi orang lain.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *