36 Pasutri di Paroki Atmodirono Ikuti Misa HUP dan Bersulang Anggur Merah

Twitter
WhatsApp
Email
Bagi Gereja Katolik perkawinan adalah sebuah Sakramen. Ada aneka cara demi merawat perkawinan suci ini. Satu diantaranya dengan merayakan Hari Ulangtahun Perkawinan (HUP) dalam sebuah perayaan Misa Kudus. Itulah yang dilakukan Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Selasa (1/10/24) petang.

Atmodirono – Bagi Gereja Katolik perkawinan adalah sebuah Sakramen. Ada aneka cara demi merawat perkawinan suci ini. Satu diantaranya dengan merayakan Hari Ulangtahun Perkawinan (HUP) dalam sebuah perayaan Misa Kudus. Itulah yang dilakukan Paroki Keluarga Kudus Atmodirono Semarang, Selasa (1/10/24) petang.

Sebanyak 36 pasangan suami istri (pasutri) merayakannya dalam Misa Kudus yang dipimpin Romo Albertus Edwin Nur Istanto, MSF. Sebelum Misa acara diawali dengan prosesi pemberkatan pasutri. Satu per satu pasutri melangkah bergandengan tangan mesra menuju depan altar untuk memperoleh berkat dari imam.

Pasutri yang ber-HUP bulan Juli berpose bersama Romo Edwin MSF. (dok Komsos Atmodirono)

Mereka adalah pasutri yang merayakan HUP untuk periode Juli, Agustus, dan September. Usia HUP-nya pun beragam. HUP termuda berusia 4 tahun, dan tertua 53 tahun. Demi memperlihatkan kekompakan, beberapa pasutri mengenakan busana senada, baik kemeja maupun kaos. Bagi istri tampilan mereka dilengkapi mengenakan Mantila di kepala.

Romo Edwin memberkati dan memperciki pasutri dengan air suci. (dok. Komsos Atmodirono)

Inti dari perayaan HUP adalah pembaruan janji perkawinan bagi pasutri. Usai homili, masing-masing pasutri berhadap-hadapan sambil berpegang tangan dan mengucapkan janji perkawinan di hadapan imam, dimulai dari suami dan dilanjutkan istri. Usai janji perkawinan ini, Romo Edwin meperciki air suci dan mempersilahkan para suami untuk memberi ciuman mesra kepada istri masing-masing. Tampak ada yang malu-malu, namun banyak pula yang gercep (gerak cepat).

Di depan gerbang gereja para pasutri bersulang minuman anggur merah lambang kesetiaan. (dok panitia

Usai Misa Kudus, para pasutri merayakan kebahagiaan ini dengan bersulang (toast) minum anggur merah di luar depan gerbang gereja. Dengan dipandu MC masing-masing pasutri mengangkat gelas anggur merah, bersulang dengan pasangannya, dan saling meminumkannya. Suasana begitu syahdu dan mesra. Anggur merah merupakan lambang sesuatu yang manis dan menyegarkan, seperti pernikahan di Kana.

Menurut Maria Fabiola Femmy, koordinator Tim Pastoral Keluarga Paroki (TPKP) Atmodirono yang menyelenggarakan kegiatan ini, perayaan HUP periode ini merupakan pelayanan tahun pertama TPKP sejak dilantik Januari tahun ini. Tujuan perayaan ini, untuk membarui dan mengajak pasutri untuk membangun komunikasi dan menyegarkan pernikahan. “Semua demi menumbuhkan kembali api cinta, saling mendukung untuk tetap setia satu sama lain, dan terus saling mendukung sampai akhir,” tandasnya.

Femmy berharap, semakin banyak orang merayakan HUP dan menjadikan momen HUP menjadi sesuatu yang selalu dikenang terus menjadi reminder, untuk meminimalkan permasalahan dalam keluarga. “Perayaan HUP periode berikutnya tanggal 20 Desember 2024, bersama Romo Alexander Erwin, MSF,” ucapnya. (BD Elwin J)