Pendampingan bagi remaja Katolik dilakukan sebagai upaya kaderisasi Gereja Katolik. Dalam proses kaderisasi ini diupayakan untuk menemukan kembali, membekali, dan mengembangkan kemampuan para remaja Katolik agar mampu menjadi orang-orang yang memiliki jiwa kepemimpinan dalam hidupnya, memiliki komitmen tinggi dan berani menanggung segala konsekuensi yang menyertai dalam usaha mewujudkan nilai-nilai yang diyakininya. Komisi Pendidikan (KOMDIK), Komisi Kepemudaan (KOMKEP) dan Badan Koordinasi Sekolah (BKS) Kevikepan Yogyakarta Barat (KYBAR) bersepakat untuk “berjalan bersama” dalam “Young Leaders Programme” dengan sasaran adalah para pengurus OSIS SMP Katolik di KYBAR. Program ini akan menjadi ruang belajar bagi para pengurus OSIS SMP Katolik untuk memunculkan karakter kepemimpinan dan menciptakan inisiator-inisiator dari kalangan remaja, agar mereka siap terlibat dan mengambil peran dalam kehidupan bersama di Masyarakat.
Rangkaian program ini akan dilaksanakan dalam 2 tahap,
• tahap 1 akan dilaksanakan pada 10 – 12 November 2023 dengan tema ‘Young Leaders Programme : Be Proactive” dan
• tahap 2 dilaksanakan pada bulan 2 – 4 Februari tahun 2024 dengan tema “Menjadi Pemimpin yang solutif, rendah hati dan cerdas”. Kegiatan ini mengundang pengurus OSIS beserta para pendamping OSIS dari 12 SMP Katolik yang ada di KYBAR.
Kegiatan tahap 1 dihadiri oleh 10 sekolah, masing-masing sekolah mengirimkan 6 orang pengurus OSIS dan 1 orang pendamping OSIS, total 69 orang. 2 sekolah tidak hadir karena disaat bersamaan ada agenda sekolah.
10 sekolah yang hadir :
1. SMP Aloysius Turi
2. SMP Kanisius Pakem
3. SMP Kanisius Sleman
4. SMP Aloysius Sleman
5. SMP Pangudi Luhur Moyudan
6. SMP Pangudi Luhur Kalibawang
7. SMPK Kemasyarakatan
8. SMP Pangudi Luhur Sedayu
9. SMP Putratama
10. SMP Sanjaya Girimulyo
2 sekolah yang tidak dapat hadir :
1. SMP Kanisius Wates
2. SMP Kanisius Bambanglipuro.
Kehadiran peserta di tahap 2 ini dihadiri perwakilan pengurus OSIS dan pendamping OSIS dari 12 SMP Katolik. Sebanyak 71 pengurus OSIS dan 12 pendamping OSIS hadir mengikuti kegiatan. 12 sekolah yang hadir :
1. SMP Aloysius Turi
2. SMP Kanisius Pakem
3. SMP Kanisius Sleman
4. SMP Aloysius Sleman
5. SMP Pangudi Luhur Moyudan
6. SMP Pangudi Luhur Kalibawang
7. SMPK Kemasyarakatan
8. SMP Pangudi Luhur Sedayu
9. SMP Putratama
10. SMP Sanjaya Girimulyo
11. SMP Kanisius Wates
12. SMP Kanisius Bambanglipuro
Untuk memulai dinamika ini, peserta diminta menjawab pertanyaan assessment yang isinya tentang pengenalan potensi diri dalam kapasitas sebagai pengurus OSIS. Dan harapannya diakhir kegiatan nanti, setelah tahap 2, pertanyaan yang sama juga akan diajukan untuk dilihat apakah potensi dan skill mengalami perkembangan paska intervensi melalui kegiatan ini.
Materi SWOT diberikan agar peserta memiliki kemampuan melakukan analisis atas kondisi internal dan eksternal organisasi (OSIS) berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis kondisi terkini dan gambaran masa akan datang ini akan menjadi rujukan dalam pembuatan rencana strategis bagi organisasi dan akan mempengaruhi proses pencapaian tujuan dari sebuah program. Dalam sesi ini, peserta diajak untuk mempraktekkan metode SWOT atas OSIS mereka masing-masing. Mengetahui kekuatan dan kelemahan organisasi mereka, lalu peluang dan ancaman apa yang mungkin saja mereka dapatkan ke depan untuk meningkatkan kapabilitas tim (pengurus OSIS) dan organisasi lebih baik serta mampu bertahan di situasi jaman sekarang. Di akhir diskusi, masing-masing sekolah mempresentasikan hasil analisis mereka.
Kepribadian memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan kepribadian mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan lingkungannya, mengambil keputusan, menyelesaikan masalah, serta menghadapi stres dan tantangan hidup. Kepribadian seseorang juga akan berpengaruh pada relasi antar individu di dalam organisasi dan akan mempengaruhi budaya organisasi tersebut. Maka di sesi kedua ini, peserta diajak untuk melihat apa tipe kepribadian mereka dengan melihat kecendrungan-kecendrungan yang ada di pribadi masing-masing. Metode yang dipakai adalah melalui kuesioner dan permainan. Kemudian dipaparkan penjelasan untuk masing-masing tipe kepribadian oleh narasumber. Dengan mengetahui tipe kepribadian ini peserta bisa menilai mana sifat-sifat positif yang bisa diteruskan dan sifat negatif yang mungkin harus dirubah. Perubahan tipe kepribadian seseorang untuk menjadi lebih baik masih bisa selalu dilakukan kapanpun dan dalam situasi apapun.
Hal lain yang digali dari peserta adalah kemampuan mengutarakan pendapatan dan kemampuan berbicara di depan publik. Hal ini dilakukan untuk membangun kepercayaan diri. Peserta diajak untuk menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri dan kelompok. Sebagai seorang pemimpin, seseorang harus bisa menyampaikan pesan yang jelas dan efektif kepada anggotanya agar dapat mempengaruhi pandangan, perasaan atau tindakan mereka. Maka di sesi ke 3 ini, peserta diberikan satu tema untuk didiskusikan di dalam kelompok kecil. Dalam kelompok kecil ini, sebuah tema digali lebih dalam dari setiap pendapat yang diberikan oleh anggota kelompok dan hasil diskusi itu disampaikan di depan seluruh peserta, sekaligus mempraktekkan teknik public speaking yang benar.
Problem solving merupakan salah satu soft skill mengenai proses untuk memahami tantangan dalam kerja untuk menemukan solusi yang efektif. Kemampuan ini juga dibutuhkan dari seorang pemimpin, agar seorang pemimpin bisa menemukan solusi yang tepat dari sebuah permasalahan yang sedang dihadapi organisasinya. Ketika berbicara problem solving dalam konteks organisasi, maka diperlukan adanya sinergi untuk benar-benar mendapatkan solusi yang tepat. Pendekatan yang digunakan adalah 4D Appreciative Inquiry (Discovery – Dream – Design – Destiny), pendekatan ini berorientasi pada kekuatan, berfokus pada mengidentifikasi dan memanfaatkan aspek positif, kekuatan, dan peluang dalam suatu situasi. Hal ini bertujuan untuk memahami apa yang sudah berjalan dengan baik, apa yang dihargai masyarakat, dan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan. Pola pikir ini menekankan pada membangun kekuatan, aset, dan pencapaian yang ada untuk menciptakan perubahan positif. Di sesi ini, peserta diminta melihat ulang analisis SWOT yang mereka buat, lalu melihat kekutan apa yang sudah dimiliki oleh organisasi mereka. Dari hasil analisa itu lalu dijadikan “Discovery” dalam tabel 4D yang dibuat, sehingga dari proses membuat tabel 4D ini nanti akan menghasilkan sebuah program kerja OSIS, yang menjadi jawaban atas tantangan yang dihadapi. Program ini kemudian dilanjutkan untuk dibuat dalam tabel perencanaan kegiatan dan diharapkan bisa dijalankan di sekolah masing-masing.
Kegiatan ini direncanakan akan berkelanjutan setiap tahunnya dengan melahirkan angkatan demi angkatan. Pelaksanaan kegiatan untuk Angkatan 1 ini akan terus dievaluasi sehingga ada penyempurnaan untuk Angkatan 2, terutama terkait materi. Materi akan mulai dibuat semacam silabus pelatihan sehingga untuk kegiatan berikutnya pengembangan materi merujuk pada silabus yang ada. Hal lain adalah memaksimalkan peran pendamping OSIS, maka materi tidak hanya untuk para pengurus OSIS tetapi juga dikembangkan materi khusus untuk para pendamping. Sinergi antar KOMDIK, BKS dan KOMKEP untuk proses ke depannya semoga semakin baik dan setiap orang yang terlibat dalam proses ini bisa bertumbuh karena proses belajar bersama yang terjadi. Semakin banyak yang terlibat akan semakin membuat proses ini lebih kaya akan kreativitas dan semakin inovatif.