WEDANG KANOPI

Twitter
WhatsApp
Email

“PERBEDAAN ITU MENYATUKAN, BUKAN MEMISAHKAN”

Haloo sahabat komed! Kali ini admin mau memberikan info seputar agenda HARPA 2019 Paroki St. Yoseph Medari. Nah, untuk pembahasan kali ini adalah OMK mengadakan acara Wedang Kanopi yang telah berlangsung pada tanggal 07 September kemarin. Apa itu Wedang Kanopi, siapa yang menjadi pembicara dalam acara ini, berapa jumlah yang datang, dan apa yang dibahas oleh mereka yang terlibat di dalamnya? Yuks kita intip ulasan berikut ini!

Wedang Kanopi adalah sebuah acara rutin yang diadakan oleh Orang Muda Katolik (OMK) Paroki St. Yoseph Medari. Acara ini membahas bersama OMK antar Paroki-Stasi dan berdiskusi bersama membahas isu yang sedang hangat (hot news) di masyarakat, kemudian dikaitkan dengan bacaan di Kitab Suci. Disini, OMK mengambil tema “Perbedaan Itu Menyatukan Bukan Memisahkan” dengan mendatangkan narasumber yakni mas Gigih Adiguna, salah seorang stand up komedian dari Jogja. Selain itu, ada juga mas Ahmad dan mba Anifah yang diundang sebagai bintang tamu dalam acara ini. Mereka berdua adalah anggota dari YIPC (Young Interfaith Peacemaker Community). Dalam sharingnya, Mas Gigih memaparkan hal-hal sederhana yang bersifat ajakan agar kaum muda katolik dapat memberikan kontributif, srawung dengan yang berbeda dengan melihat potensi-potensi yang dimiliki oleh OMK. Kontribusi ini bisa berupa bantu membantu dalam kebersihan lingkungan. Sekarang makin banyak sampah-sampah yang perlu dirapikan dan dimasukkan dalam 1 wadah sampah. Selain itu membantu dalam kegiatan-kegiatan kepemudaan di wilayah gereja. Kita menyadari bahwa gereja kita berada di wilayah kampung dimana dilingkupi oleh warga non katolik. Sehingga kita juga bisa mewujudkan itu sebagai salah satu bentuk kontributif yang positif. Atau melibatkan dalam acara wedang kanopi seperti ini yang bertemakan tentang persaudaraan, dan dari kegiatan seperti ini kita bisa mengundang pemuka dari setiap agama untuk menjadi salah seorang motivator atau narasumber atau bintang tamu. Selain itu, bisa juga berkolaborasi untuk membentuk suatu acara performance-performance, seperti dance, tari-tarian lokal, konser musik lokal, atau membuat lomba-lomba dalam rangka HUT RI 17 Agustus. Dan masih banyak lagi, karena masih ada banyak cara untuk dapat mewujudkan aksi sosial.

Membahas mengenai kontributif atau srawung, timbul pertanyaan dari salah seorang OMK Medari. “Bagaimana caranya mengajak mereka, pemuda-pemudi yang non katolik? Pernah terjadi, ketika diajak mereka seringkali tidak datang”, begitu kurang lebih pertanyaannya. Sebanyak kurang lebih 70 peserta yang hadir dalam wedang kanopi ini kemudian menunggu apa yang akan mereka dapatkan sebagai jawaban atas pertanyaan itu. “Untuk bagaimana bisa mengajak, pasti setiap komunitas mempunyai caranya masing-masing. Ada yang hanya memberikan undangan saja, ada yang memberikan undangan beserta dengan proposal kegiatan, ada yang malah nitipkan undangan itu di teman yang dekat dengan salah satu pemuda/i masjid. Lalu mengapa mereka seringkali tidak datang saat diundang… kita perlu tahu bahwa setiap orang itu pasti memiliki perspektif yang berbeda-beda, memiliki pengertian dari ajakan orang yang berbeda-beda. Nah, mungkin mereka enggan karena belum terbiasa untuk saling berkolaborasi dengan pemuda/i di gereja ini, atau barangkali mereka juga memiliki agenda tersendiri di waktu yang sama. Kita kan gak tau apa yang ada di dalam benak mereka mengenai respon dari ajakan kita, dan mereka juga tidak tahu apa yang ada di dalam benak kita mengenai motif ajakan kita. Maka sebaiknya tetap mengambil kesimpulan yang positif saja”, begitu penjelasan dari mas Ahmad.

Di pertengahan pembahasan, juga diselingi permainan-permainan sederhana beserta gerak dan lagu sebagai penghantar kekompakan dan keakraban. Melalui acara ini dapat kita ambil makna bahwa kita harus selalu ingat bahwa perjalanan hidup berada dalam lingkaran perbedaan. Semoga apa yang kita dapatkan hari ini mampu membawa langkah kita dalam hidup yang bertoleransi. Semangat untuk menempuh perjalanan ke depan masih panjang. Marilah kita selalu mengambil sikap dan tingkah laku yang menyatukan, sikap dan tingkah laku yang menjadikan contoh berkehidupan sosial yang mengarah kepada persatuan.

(Ok/Kom)