Salah satu rangkaian kegiatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-56 Kevikepan Semarang adalah Webinar dengan mengenai “Pelayanan Pastoral Yang Ennoble (Meluhurkan Martabat), Enable (Memampukan) dan Credible (Dapat Dipercaya)”. Webinar tersebut diselenggarakan pada hari Jumat, 14 Oktober 2022, pukul 18.00-21.00 WIB .
Dalam kesempatan webinar tersebut, ada tiga narasumber yaitu :
1. Romo Franciscus Xaverius Sugiyana, Pr.
2. Romo Johanes Wegig Hari Nugroho, Pr.
3. Ibu Maria Magdalena Sindajanty
Ketiga narasumber tersebut mengajak umat untuk mengembangkan pelayanan pastoral yang Ennoble (meluhurkan martabat), Enable (memampukan), dan Credible (dapat dipercaya),
Harapannya, pelayanan pastoral ke depannya semakin profesional dan mampu beradaptasi dengan tata organisasi yang baik, sehingga umat dapat terlayani dengan sungguh-sungguh. Harapannya juga, setiap Kebijakan Pastoral Kevikepan dan Paroki dikembangkan Tata kelola pengembalaan, administrasi, dan harta benda yang semakin credible (dapat dipercaya).
Dalam webinar ini juga disadari bahwa pastoral dewasa ini hendaknya pastoral yang mengembangkan kreativitas dengan mencari jalan baru dan berbagai kemungkinan. Untuk itu, pastoral perlu melakukan pembaharuan dan berbagai bentuk kerjasama. Gereja harus berpikir dengan cara baru sesuai dengan tuntutan zaman. Disadari juga, pendampingan adalah seni yang membutuhkan kepekaan dan pembaruan yang terus menerus.
Pada intinya, dalam webinar ini disamping kreativitas dalam berpastoral, juga dibutuhkan efisiensi, transparansi, serta keterbukaan dalam mengambil keputusan. Dewasa inipun, pastoral juga harus didukung dengan data untuk kepentingan prediksi, analisa dan kredibilitas pelayanan. Namun yang tidak dapat dilupakan, bahwa pelayanan pastoral umat beriman juga harus disadari oleh unsur spiritualitas yang mendalam.
Melalui webinar ini, sebenarnya umat diajak untuk menyadari bahwa dalam berpastoral dewasa ini tidak dapat dilepaskan unsur Ennoble, Ennable dan Credible. Artinya, pastoral harus mampu meningkatkan martabat hidup, meluhurkan pribadi, meningkatkan derajat. Dalam hal ini, pastoral harus memperhatikan pribadi seseorang. Membawa martabat lebih tinggi, terhormat lebih sehingga orang merasa didengarkan, dikasihi, dan dilibatkan. Begitu juga, pastoral dewasa ini harus mampu berdampak nyata bagi yang dilayani dan melayani.
Memiliki jiwa kerasulan dan memiliki jiwa bersaksi. Akhirnya, pelayanan pastoral dituntut agar mampu dipercaya orang lain, bukan hanya tata kelola, tetapi pribadinya juga.
Kesimpulan
1. Kita sebagai pelayan dalam melayani juga perlu meningkatkan martabat manusia, contohnya dengan mendengarkan dan mengasihi yang kita layani.
2. Dalam melayani perlu memiliki jiwa kerasulan dan jiwa bersaksi, sehingga dampak dari pelayanan juga dapat dirasakan oleh diri kita sendiri dan juga yang kita layani.
3. Sebagai pelayanan kita mulai dari diri kita sendiri, yaitu menjadi pribadi yang dapat dipercaya.
4. Dalam pelayanan perlu membuat sistem yang efisien, transpansi, keterbukaan baik itu laporan keuangan ataupun kebijakan – kebijakan
5. Jangan lupa melakukan prediksi dan analisis data yang sudah ada, untuk mempersiapkan karya – karya ataupun kebijakan yang akan kita ambil di paroki, kategorial, ataupun komisi – komisi
6. Tata kelola administrasi → pencatatan dan pengarsipan yang baik.
7. Tangkas, sikap, gesit → sat set das des, catatan harus dibuat dengan segera >> Sekali menunda akan kehilangan moment berharga.
8. Lekas berlari cepat, up to date, gelem sinau.
Uraian Kunci
1. Melayani dimulai dari diri sendiri menjadi priibadi yang dapat dipercaya dan memberi daya manfaat untuk orang lain. Contohnya dengan mendengarkan, mengasihi sesama.
2. Melayani bukan untuk dinilai, melaikan melayani dalam profesionalitas dan ketulusan hati.
3. Ingat ALARM : Akurat, Lengkap, Aman, Rapi, Mudah diakses (ALARM)
Webinar Kebijakan Pastoral dapat disaksikan ulang melalui link video berikut: