Ikatan Karya dan Hidup Rohani Antar Religius Rohaniwan Daerah Istimewa Yogyakarta (IKHRARR DIY) menyelenggarakan wawanhati bersama Bapa Uskup Keuskupan Agung Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko di aula Fakultas Teologi Wedhabakti Seminari Tinggi St. Paulus Kentungan, Minggu (26/1). Kegiatan ini mengangkat tema “Persaudaraan Insani untuk Indonesia Damai”.
Kegiatan yang dihadiri oleh kurang lebih 244 peserta dari 46 kongregasi ini diawali dengan pemaparan laporan kegiatan dan keuangan IKHRARR serta laporan program kerja IKHRARR dan program kerja kelompok kategorial. Dalam IKHRARR terdapat beberapa kelompok kategorial yang terdiri dari kelompok Cor Unum, KEKANTA (Kelurga Fransiskan-Fransiskanes Yogyakarta), Kevin (Keluarga Vincensian), dan FBB (Forum Biarawan Biarawati yang studi di Yogyakarta).
Sesuai dengan tema yang diangkat pada kegiatan ini, Bapa Uskup menyampaikan fokus pastoral 2020 dan dokumen Abu Dhabi tentang persaudaraan manusia untuk perdamaian dunia dan hidup bersama. Menurut Mgr Rubiyatmoko, dokumen dan fokus pastoral tersebut menjadi landasan utama untuk mengembangkan tema persaudaraan insani demi Indonesia damai.
“Landasan utamanya adalah himbauan Paus Fransiskus saat kunjungan ad limina (11Juni 2019) untuk mengembangkan dokumen Abu Dhabi “Persaudaraan Manusiawi” yang ditandatangani oleh Paus Fransiskus dan Syeikh Ahmad Al-Tayyeb (Imam Besar Al-Azhar). Kedua, pesan sidang KWI yang juga mempelajari dokumen ini dan merekomendasikan agar dokumen ini dikembangkan dalam kehidupan sehari-sehari di tengah masyarakat,” ujar Mgr Rubiyatmoko.
Mgr Rubi juga mengatakan bahwa membangun persaudaraan insani demi Indonesia damai searah dengan RIKAS dan ardas yang sedang berlangsung yakni membentuk Gereja yang inklusif, inovatif, dan transformatif. Selain itu juga sesui dengan semangat kegembalaan Keuskupan Agung Semarang yaitu mencari dan menyelamatkan, Quaerere et Salvum Facere.
Searah dengan fokus pastoral 2020 tentang umat katolik yang transformatif, Mgr. Rubiyatmoko mengajak para rohaniwan dan biarawan/biarawati yang hadir untuk tidak sekedar menjadi agen perubahan tetapi menjadi aktor-aktor yang terlibat langsung dalam transformasi umat katolik.
“Saya berharap agar nanti suster/bruder mencoba membuat gerakan-gerakan, gerakan yang sudah ada dikembangkan terus, yang belum ada diciptakan. Syukur pada Tuhan di KAS ini dialog lintas agama sudah semakin marak dan menjadi referensi daerah lain,” ujar Mgr. Rubiyatmoko.
Tak lupa, Mgr. Rubiyatmoko juga menyampaikan oleh-oleh dari audiensi dengan Paus, pesan sidang KWI, dan agenda keuskupan di tahun 2020. Mgr Rubiyatmoko berharap agar dengan mengetahui agenda keuskupan, para rohaniwan dan biarawan/biarawati dapat terlibat dalam gerak langkah keuskupan. Rama vikep Kevikepan DIY, Rama Adrianus Maradiyo juga menyampaikan agenda kegiatan kevikepan DIY dan mengajak para rohaniwan dan biarawan/biarawati untuk terlibat dalam mengembangkan kevikepan dengan terlbat dalam komisi-komisi.
Monica Warih