Minggu, 23 Juli 2023 di Gereja St. Yakobus Bantul diadakan peringatan Hari Anak Nasional (HAN). Acara ini diselenggarakan oleh Komisi Karya Misioner (KKM) Kevikepan Yogyakarta Barat. Hari Anak pada tahun ini memiliki tema “Hari Ini, Kita Buat Cerita Yuk” dengan tagline “Wani Milih, Wani Nguripi”. Kegiatan ini sebagai upaya memaknai kepedulian bangsa terhadap anak-anak agar dapat tumbuh dan berkembang. Dalam rangkaian acara ini terdapat ekaristi yang dibawakan oleh beberapa romo. Rm. AR Yudono Suwondo, Pr selaku Vikep Yogyakarta Barat, dan juga Rm Florentinus Hartanta, Pr (Ketua Komisi Karya Misioner Kevikepan Yogyakarta Barat), Rm. Yunarvian Dwi Putranto Direktur Diosesan Keuskupan Agung Semarang, Rm. Laurensius Dwi Agus Merdi Nugroho, Pr (Vikaris Paroki St. Yakobus Bantul), Rm. Paskalis Bayu Edvra Pr (sedang belajar musik liturgi di Austria). Selain kedatangan 5 romo tersebut, ada juga beberapa frater dan suster yang turut membantu dalam Hari Anak ini.
Hari Anak Nasional ini diikuti oleh anak-anak PIA PIR di Kevikepan Yogyakarta Barat. Terdapat 18 paroki dan 2 stasi yang mengikuti kegiatan ini. Paroki Pakem, Wates, Banteng, Warak, Klepu, Bantul, Promasan, Sedayu, Medari, Boro, Ganjuran, Gamping, Brayut, Melati, Nanggulan, Somohitan, Seyegan, Pelem Dukuh, Bonoharjo, dan Pojok. Ada sekitar 1660 anak PIA PIR dan disertai dengan pendampingnya masing-masing. Di setiap paroki ada satu LO yang bertugas untuk mendampingi setiap paroki yang menjadi tanggungjawabnya.
Banyak kegiatan yang dilakukan dalam Hari Anak Nasional ini. Kegiatan ini diawali dengan misa yang dipimpin oleh 5 romo. Homili diisi dengan bernyanyi dan juga sharing mengenai tagline Hari Anak Nasional. “Wani Milih Wani Nguripi” seperti yang terdapat dalam stiker yang dibagi kepada peserta, Romo Hartanto mengajak peserta untuk menirukan gambar yang terdapat dalam stiker. Gambar “Batu, Gunting, Kertas” diperagakan dengan bernyanyi dan mengajak semua perserta sekaligus pendamping untuk mengikutinya.
Setelah selesai misa, para peserta dipersilahkan untuk istirahat makan lalu dilanjutkan dengan fashion show yang diwakilkan 2 anak setiap parokinya. Fashion show ini mengambil tema animasi karena peserta dalam kegiatan ini adalah anak-anak. Kostum yang digunakan tentunya bermacam-macam. Ada kostum yang dibuat sendiri dari plastik, kain dekorasi, dan ada juga yang menggunakan kostum karakter. Anak-anak tampak percaya diri saat menaiki panggung dengan kostum yang telah disiapkan oleh para pendamping. Saat semua perwakilan paroki sudah berada diatas panggung, dilanjutkan menyanyikan theme song dan menari bersama diatas panggung.
Selesai fashion show ada beberapa penampilan dari paroki yaitu Paroki Bantul dan Paroki Gamping. Di sela-sela kegiatan para peserta selalu diajak untuk bernyanyi dan juga menari. Terdapat panitia yang memberi contoh dan mengajak peserta untuk menari bersama. Dalam sesi ini tentunya pendamping juga turut aktif untuk mengajak anak-anak untuk mengikuti alur kegiatan.
Terdapat banyak ekspresi dalam Hari Anak Nasional ini. Keceriaan dan kegembiraan telah dibentuk oleh anak-anak. Sebelum closing ceremony, terdapat refleksi yang dipimpin oleh frater. Pada saat itu juga para LO membagikan hasil karya dari para peserta yaitu bingkai foto yang sudah dibuat oleh anak-anak. Bingkai tersebut ditukarkan dengan paroki lainnya. Dengan menukar bingkai tersebut dapat menjadi sebuah kenangan bagi setiap anak. Kreatifitas anak-anak dalam membuat bingkai dapat dilihat dan tentunya dapat melatih kemampuan anak dalam menghias dan membuat bingkai sendiri.
Closing ceremony dipandu oleh MC dan Romo Hartanto memberikan berkat perutusan. Sebelum pulang, menyanyikan theme song. Para peserta diarahkan saat akan keluar lokasi. Terdapat panitia yang memanggil serta mengatur keluarnya peserta ditiap paroki. (Lucia Devi Riswanda)