Jumat, (11/8/2023), Dalam upaya menyongsong tahun politik, Penghubung Karya Kerasulan Kemasyarakatan (PK3) Kevikepan Kedu mengadakan kegiatan belajar bersama dengan umat paroki St. Theresia Salam menjelang pemilihan umum 2024. Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Persaudaraan Sejati Gereja Paroki St. Theresia Salam ini mengambil tema “Bersama Belajar Memberikan Pilihan Terbaik pada Pemilihan Umum 2024 untuk Negeri Indonesia”.

Kegiatan berlangsung mulai pukul 19.00 WIB dan diikuti oleh 89 umat paroki St. Theresia Salam. 89 peserta ini berasal dari 19 peserta dari wilayah Tyas Dalem Mandungan, 14 peserta dari wilayah St. Markus Kemiren, 8 peserta dari wilayah Anthiokia Ngepos, 10 peserta dari wilayah St. Yohanes Rasul Salam, 6 peserta dari wilayah Sang Timur Ngluwar, 9 peserta dari wilayah St. Fransiskus Asisi Jrakah dan 23 peserta dari wilayah St. Mateus Salam.

Pemateri dalam kegiatan ini adalah Rm Yohanes Suyadi, Pr. Rm. Yohanes Suyadi, Pr dalam kesempatan belajar bersama ini menekankan bahwa semuanya perlu juga memperhatikan hal-hal kecil untuk menyongsong tahun politik ini. Umat perlu untuk memastikan sudah terdaftar
sebagai pemilih tetap. Satu suara dari para peserta pemilihan berguna dan menentukan arah masa depan bangsa lima tahun yang akan datang. Tanggal pemilihan umum juga sudah ditetapkan 14 Febuari 2024 digunakan untuk memilih Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Kota serta tanggal 27 November 2024 untuk pilkada serentak. Dengan kejelasan tanggal itu, baik untuk dimanfaatkan sebaik mungkin.

Umat Gereja St. Theresia Salam perlu juga memperhatikan daerah pemilihan (Dapil). Gereja St. Theresia Salam meliputi 3 kecamatan yakni Kec. Salam, Kec. Ngluwar dan Kec. Srumbung. Ketiga kecamatan tersebut masuk dalam daerah pemilihan 6 di kabupaten Magelang dan memperoleh 10 kursi dari 50 kursi anggota DPRD Kabupaten Magelang.

Keberadaan orang kristiani di kursi DPR, DPRD dan pemerintahan menjadi penting. Mereka dapat menjadi utusan dan rasul agar warta cinta kasih Tuhan dirasakan semua orang. Mereka ini dengan segala tugas dan tanggung jawabnya diutus hidup dan terjun langsung ke masyarakat.

Dalam penyampaian materinya, Rm. Yohanes Suyadi, Pr juga menandaskan pesan Bapa Uskup bahwa politik dan berpolitik bukan hal yang tabu atau kotor. Gereja katolik memandang politik sebagai hal penting. Oleh sebab itu, berpolitik secara benar dan baik merupakan bagian dari perutusan. Seruan akhir ekaristi “Pergilah kamu diutus” meneguhkan iman umat dalam hidup sehari-hari dan terlebih dalam hal berpolitik ini.

Secara khusus, Gereja juga menghargai orang-orang yang memiliki panggilan istimewa. Panggilan ini ditujukan kepada mereka yang mempunyai telenta di bidang politik praktis. Dengan orang ini, Gereja menghendaki untuk tetap teguh dalam iman dan ajaran kristiani. Mereka dapat merasul, mendukung kesejahteraan umum dan merintis jalan bagi injil. Dengan jasa mereka, nilai-nilai injil dapat diwartakan. Nilai-nilai injil dapat berupa kejujuran keadilan, kedamaian, kesejahteraan semua orang atau bonum commune. (Yuhanes Kristi Andayanto)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *