Kegiatan TUKAR MIMBAR & IMAM MENGAJAR ini merupakan tindaklanjut dari Temu Pastoral Keuskupan Agung Semarang tahun 2023 dimana tahun ini menekankan Tinggal dalam Kristus dan Berbuah: Berjalan Bersama untuk Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan”. Dari tema tersebut Dewan Pastoral Harian Kevikepan Yogyakarta Barat tahun 2024 ini juga mengajak Para Imam khusunya yang berkarja di Wilayah Kevikepan yogyakarta Barat untuk berkenan melalukan katekese.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2024, petugas dan tempat terlampir
Beberapa hal yang akan kita dalami adalah pertama, situasi terkini yang dihadapi Gereja. Kedua, beberapa semangat dasar dalam katekese dan pewartaan: tinggal dalam Kristus, “dalam jaringan” dan kesaksian. Ketiga, strategi dalam katekese dan pewartaan. Keempat, relasi antara pewartan dan penerima. Kelima, jenjang penerima pewartaan
Umat yang diundang dalam Katekese Imam Mengajar adalah
Pendamping FIBB [Anak, Remaja, Kaum Muda, Dewasa, Usia Lanjut],
Katekis,
Prodiakon, dan
Pemandu Lingkungan
TUKAR MIMBAR:
Bacaan-bacaan minggu ini berbicara tentang perumpaan Kerajaan Allah dalam dunia pertanian dan tanaman. Pada Bacaan I (Yehezkiel 17:22-24), Tuhan Allah berbicara tentang Pohon Aras (Cedrus Libani). Sedangkan di dalam Injil (Markus 4:26-34), Yesus berbicara tentang biji sesawi. Dua jenis tanaman yang ditampilkan dalam Liturgi hari ini, ada kesan saling bertentangan, tetapi sebenarnya, hendak menampilkan dua sisi Karya Tuhan, yaitu besarnya Kasih-Nya dan kesederhaan iman kita dalam kehidupan harian. Kerajaan Allah diumpamakan dari dunia pertanian dan tumbuhan karena mengandung unsur penyemaian dan pertumbuhan. Warta Gembira bukanlah sebuah paksaan dari orang lain, melainkan proses pribadi yang perlu keterbukaan hati
Imam Mangajar
Beberapa hal yang akan kita dalami adalah pertama, situasi terkini yang dihadapi Gereja. Kedua, beberapa semangat dasar dalam katekese dan pewartaan: tinggal dalam Kristus, “dalam jaringan” dan kesaksian. Ketiga, strategi dalam katekese dan pewartaan. Keempat, relasi antara pewarta dan penerima. Kelima, jenjang penerima pewartaan. Oleh karena itu, marilah kita dalami secara perlahan. Jenjang pengajaran
• Anak Kecil :
Perkenalan amat sederhana dengan Bapa di surga yang baik sekali dan penuh perhatian. Doa-doa singkat sekali, kanak-kanak mencoba mengucapkan dan mendengarkan Sabda-Nya. Anak kecil dibiasakan untuk mencontoh cara berdoa orangtua, eyang, dan orang dewasa yang menemani mereka.
• Anak-Anak
Tujuan: memasukkan anak-anak ke dalam kehidupan Gereja. Mereka bersiap memasuki perayaan Sakramen. Katakese ini bercorak didaktis [pengajaran], tetapi terarahkan kepada kesaksian iman. Anak-anak menjadi gembira menjadi Saksi Kristus. Mereka bisa dilibatkan dalam sekolah minggu dan menghafalkan doa-doa dasar. Selain itu, mereka dikenalkan dengan berbagai ajaran iman yang sederhana.
• Kaum Remaja
[Masa pancaroba-puber- dan masa remaja] memiliki keagungan dan bahaya. Masa anak menemukan diri dan dunia batinnya sendiri, rencana-rencana ideal, perasaan mencintai, naluri biologis seksualitas, rasa kebersamaan, kegembiraan yang intensif. Mereka menemukan banyak pertanyaan yang mendalam, Gereja hadir sebagai teman yang mendengarkan, menjawab, dan membimbing. Yesus Kristus dijadikan ideal, idola, dan pembimbing dalam hidup mereka.
• Kaum Muda
Periode keputusan penting yang pertama. Mereka menemukan kebebasan, suara hati, dan tanggungjawab masa depan. Ada tegangan besar dalam hidup: kebaikan-kejahatan, rahmat-dosa, kehidupan-kematian. Dalam ego-kemurahan hati, mereka menentukan hidup, menerima-menolak nilai-nilai, dan menghadapi berbagai kenyataan. Gereja hadir untuk menjadi sahabat dan “cermin” dalam berdiskresi; sehingga mereka mempunyai jalan sendiri dalam hidup. Mereka perlu diajak dialog yang terbuka dan jujur. Saat mereka didengarkan dan dipahami, mereka bisa berperan di dalam Gereja
• Kaum Dewasa
Pembinaan serius dan sistematis. Gereja menyiapkan para kaum dewasa untuk ambil bagian dalam Amanat Yesus Kristus dalam pewartaan Kerajaan Surga. Selain itu, mereka mempunyai tanggungjawab besar dalam hidup menggereja dan masyarakat. Perlu penyegaran dan pendampingan yang berkala. Mereka perlu mendampatkan tempat untuk mencurahkan seluruh persoalan nyata di dalam hidup berkeluarga dan pekerjaan. Ada “ruang konfidential” yang terbangun antara Gereja dan kaum dewasa.
• Difabel
Mereka yang difabel secara fisik dan mental. Mereka berhak mengenal “misteri iman”. Ketidakidelan yang mereka miliki dimaknai dengan lebih serius dan mendalam, sehingga ada rasa penerimaan diri. Setelah ada penerimaan diri, mereka lebih bisa merasakan kehadiran Yesus Kristus dalam hidup dan menginspirasi banyak orang.
Katekese dan Pewartaan Kabar Gembira
GREGORIUS PRIMA DEDY SAPUTRO, PR
Ketua Komisi Liturgi Kevikepan Yogyakarta Barat