Timpel PIOD Paroki Weleri Ajak Peserta untuk Hadirkan Tuhan dalam Hidup

Twitter
WhatsApp
Email
Timpel PIOD Paroki Weleri berhasil dan sukses menyelenggarakan Rekoleksi yang diberi tema "Menghadirkan Tuhan dalam Hidupku" pada Minggu, 10 Desember 2023.

Paroki Weleri – Minggu pagi, 10 Desember 2023, bertempat di Aula Pastoran, Timpel Pendampingan Iman Orang Dewasa (PIOD) Paroki Santo Martinus Weleri sukses selenggarakan Rekoleksi dengan tema “Menghadirkan Tuhan dalam Hidupku”.

Suasana para peserta rekoleksi di Aula Pastoran (dok. Komsos Weleri)

Rekoleksi yang dihadiri kurang lebih 40 umat berusia 36-60 tahun ini berlangsung sangat santai namun mengena, dipandu oleh Ketua Tim Pelayanan (Katimpel) PIOD, Ibu Evi Emilda, dan dengan menghadirkan narasumber Bapak Agus Budiantoro, Ibu Serena, serta pemberi peneguhan adalah Romo Medardus Sapta Margana, Pr., selaku Pastor Paroki.

Rekoleksi dibuka dengan pengantar dari Bapak Tedy Sukono, selaku Kepala Bidang (Kabid) Pewartaan dan Evangelisasi. Dalam pengantarnya tersebut, Bapak Tedy membahas secara singkat tentang Formatio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan (FIBB) yang kini sedang digaungkan di Keuskupan Agung Semarang melalui Tepas yang sudah berlangsung beberapa waktu lalu.

Bapak Agus dalam paparannya menyampaikan kisahnya ketika mengalami jatuh bangun dan pasang surut dalam iman. Kemudian karena beliau menghadirkan Tuhan Yesus dalam hidupnya, sehingga sekarang beliau mengalami kebahagiaan bersama Yesus.

Ibu Serena ketika membagikan pengalaman hidupnya kepada peserta yang hadir (dok. Komsos Weleri)

Sementara itu, Ibu Rena membagikan pengalaman hidupnya ketika divonis mengidap kanker ganas yang membuat dirinya down. Seketika itu ada bayangan kematian, marah, sensitif, tidak mau ketemu dengan orang, dan lain sebagainya. Namun berkat dukungan dari suami, anak-anak, saudara serta para sahabat, akhirnya Ibu Rena bangkit dengan keyakinan tentang ayat “Mintalah……” Puji Tuhan, ternyata setelah melalui proses operasi dan kemoterapi serta doa yang luar biasa, akhirnya Tuhan mendengarkan doanya dan mengabulkan melalui rekam medis dokter yang menyatakan dirinya sudah bersih dan sembuh dari kanker yang sempat dideritanya.

Romo Sapta memberikan peneguhan dengan gaya berkelakar, menyampaikan kenapa kita perlu memiliki pengetahuan, terutama pengetahuan tentang iman, penghayatannya, dan implementasinya dalam kehidupan di masyarakat.

Kesimpulan singkat dari rekoleksi ini adalah bagaimana iman secara bertahap mengalami proses tumbuh kembang melalui peristiwa yang kadang mulus, kadang harus dilalui dengan melewati jurang yang terjal dan menyakitkan, namun pada akhirnya ketika kita benar-benar percaya bahwa Yesus adalah Sang Juru Selamat utama, maka segala persoalan akan ditolong oleh tangan-Nya sendiri. (tedy)