Temu Pastoral 2022 Kevikepan Semarang: Pengembangan Ekonomi untuk Mengahadapi Isu Resesi 2023

Twitter
WhatsApp
Email
21 November 2022 dimulai rangkaian Temu Pastoral 2022 Keuskupan Agung Semarang. Rangkaian Temu Pastoral ini dimulai dari Kevikepan Semarang dan berlanjut ke kevikepan-kevikepan di seluruh Keuskupan Agung Semarang.

21 November 2022 dimulai rangkaian Temu Pastoral 2022 Keuskupan Agung Semarang. Rangkaian Temu Pastoral ini dimulai dari Kevikepan Semarang dan berlanjut ke kevikepan-kevikepan di seluruh Keuskupan Agung Semarang. Temu Pastoral yang digelar di The Club Sport Center Graha Padma Semarang ini dihadiri oleh 201 peserta yang terdiri dari perwakilan dewan paroki di Kevikepan Semarang, para ketua komisi, dan kepala Unit Pengembangan Pastoral. Semua peserta antusias dalam mengikuti pertemuan ini, ditambah lagi pertemuan kali ini adalah Temu Pastoral tatap muka pertama setelah pandemi. Temu Pastoral ini memiliki tema utama ‘Tinggal dalam Kristus dan Berbuah: Bersatu dan Bersinergi demi Indonesia Damai’.

Dalam rangkaian Temu Pastoral 2022 ini, masing-masing kevikepan dapat mendalami topik bidang Garapan yang ingin dijadikan fokus dalam programasi paroki di tahun 2023. Di Kevikepan Semarang ini memilih mengulas tema pengembangan ekonomi. Tema pengembangan ekonomi ini dirasa sangat penting karena melihat daya pulih dan bangkit masyarakat selama pandemi dan menilik isu resesi tahun 2023.

 

Romo Yohanes Rasul Edi Purwanto, Pr sebagai Vikaris Jendral Keuskupan Agung Semarang, memberikan pengantar temu pastoral kepada seluruh peserta. Dalam pengatarnya tersebut, VikJen KAS mengingatkan bahwa dasar dari Temu Pastoral dan acuan programsi berdasarkan RIKAS Keuskupan Agung Semarang. Tema yang didalami saat ini, menekankan bahwa Gereja perlu mengambil peran dalam mewujudkan Indonesia Damai. Dalam kesempatan ini pula, Romo Edi mengingatkan prioritas Garapan yang perlu dikerjakan oleh masing-masing paroki.

 

 

Temu Pastoral Kevikepan Semarang menghadirkan dua narasumber untuk memperkuat pemahaman peserta dalam berdiskusi dan bekal peserta dalam membuat programasi. Prof Dr. Drs. Nugroho Sumarjiyanto, MB, M.Si membawakan materi ‘Penyebab, Dampak, dan Antisipasi Menghadapi Resesi’. Prof. Nugroho memberikan penjelasan bagaimana resesi dapat terjadi begitu pula bagaimana masyarakat, gereja, dan umat menghadapi hal ini. Ibu Maria Margaretha Rini Wahyu Hariyanti, SE. MT, memaparkan materi ‘Ketahanan Ekonomi di Masa Krisis’. Dalam kesempatan ini Ibu Rini memberikan kiat-kiat praktis yang bisa dilakukan oleh umat dalam mengingkatkan perekonomian dan ketahanan dalam menghadapi resesi. Kedua narasumber sepakat bahwa kita harus mampu optimis dan melihat peluang yang ada di tengah gempuran isu resesi di tahun 2023.

Setelah mendengarkan pemaparan dari narasumber, para peserta berdiskusi sesuai paroki masing-masing. Para peserta berdiskusi bagaimana langkah kongkrit paroki yang akan diwujudkan dalam programasi 2023.

 

 

Di akhir sesi Temu Pastoral Kevikepan Semarang, Mgr. Robertus Rubiyatmoko sharing hasil sidang para Uskup se-Asia dan Sidang Sinodal Para Uskup Konferensi Wali Gereja. Mgr. Rubi berbagi bagaimana pelayanan pastoral di era baru sesuai dengan konteks sosial yang terjadi di masyarakat. Para peserta diharapkan peka terhadap kondisi sosial yang terjadi di masyarakat. Mgr. Rubi kembali mengingatkan supaya masing-masing peserta selalu menghidupi 100% Katolik 100% Indonesia dan mau mengambil peran di masyarakat.

Berkah Dalem