Ombak laut ibarat tantangan kehidupan yang menerjang. Keyakinan akan rahmat kasih Allah memampukan kita untuk bertahan (ilustrasi foto: dok.pri)

 

Pernahkan Anda bermain-main di pantai? Kalau Anda duduk-duduk di pantainya, Anda bisa menikmati keindahan alamnya saja. Tetapi ketika Anda berani bergerak dan mulai merasakan sentuhan air lautnya, wowww.. sensasi menjadi lebih. Juga ketika Anda semakin bergerak dan mulai merasakan sapaan ombak air laut.. Nah, apakah Anda menikmatinya? Apakah Anda tetap bertahan menghadapi ombak?

Demkianlah gambaran orang yang berani bertolak ke tempat dalam. Semakin dalam ia berada, semakin besar lho tantangannya. Dan dari situ kita bisa mengukur seberapa dalam kesatuan kita dengan Yesus, Sang Pokok Anggur. Apakah kita berani bertahan atau malah memilih ngacir pergi.

Kedalaman relasi dengan Yesus akan menjadikan kita tersenyum walau berada dalam tantangan dan kesulitan. Mengapa? Karena kita percaya Yesus Kristus tidak akan tinggal diam. Kesadaran dan keyakinan ini didasari bukan karena kita mampu, tetapi semata-mata karena IA dekat dan menopang kita. Ini semata-mata karena rahmatNya.

Jadi, bertolak ke tempat dalam, duc in altum, berarti kita diajak untuk terus menerus mencecap rahmatNya yang mengalir tiada henti. Kesadaran dan keyakinan inilah yang akan menjadikan kita tahan banting.