Dibacakan/diterangkan pada hari Sabtu-Minggu, 25-26 Februari 2017


”Kasih Setia Allah Meneguhkan Kita
Menjadi Pelopor Peradaban Kasih”

Saudari-saudaraku yang terkasih

Di tengah-tengah situasi sosial politik kemasyarakatan yang mewarnai penyelenggaraan Pilkada Serentak di beberapa daerah, dan dalam upaya mengamalkan Pancasila dalam masyarakat yang ber-bhineka, kita memasuki masa Prapaskah. Selama masa Prapaskah, kita ingin meneguhkan hidup beriman kita serta dengan tekun setia mendengarkan sabda Allah dan berdoa, dengan demikian menyiapkan untuk merayakan misteri Paskah dengan lebih pantas (bdk. SC 109). Kita yakin sabda Tuhan yang kita dengarkan akan memberikan kekuatan dan peneguhan bahwa di tengah-tengah situasi yang diwarnai keprihatinan-keprihatinan karena berbagai persoalan, Allah selalu menunjukkan kasih setia-Nya yang tanpa batas.

Sabda Tuhan yang kita dengarkan hari ini (Minggu Biasa 8) memberi kekuatan, penghiburan serta harapan kepada umat terpilih akan kasih setia Allah kepada mereka. Melalui nabi Yesaya, Tuhan bersabda, “Dapatkan seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun ia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes 49:15). Sabda Tuhan ini memberikan harapan bahwa di tengah-tengah kesulitan dan tantangan, umat tidak dibiarkan berjalan sendirian karena Allah tetap setia akan janji-Nya. Oleh karena itu sebagai umat beriman kita tidak perlu cemas dan kahawatir. Tuhan Yesus bersabda, “Janganlah kamu kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan dan akan apa yang hendak kamu pakai” (bdk. Mat 6:25). Kita percaya sepenuhnya kepada penyelenggaraan Tuhan.

Saudari-saudara yang terkasih

Sebagai umat beriman kita sering kurang percaya. Umat terpilih juga sering kurang percaya bahkan sering kali jatuh dalam ketidaksetiaan. Mereka melupakan bahkan meninggalkan Allah, membuat allah lain ciptaan mereka sendiri. Meski demikian Allah tidak menghukum mereka, Allah tetap setia dan mengajak umat untuk bertobat dan kembali kepada Allah. Pertobatan inilah yang menjadi salah satu ciri khas masa Prapaskah. Kita sadari bahwa hakekat pertobatan adalah menolak dosa karena dosa adalah tindakan menghina Allah (bdk. SC 109). Dosa telah menjauhkan setiap orang dari Allah yang selalu setia akan janji-Nya. Dosa adalah tindakan yang bertentangan dengan kehendak Allah.

Allah menghendaki kita bersatu dalam kasih namun manusia seringkali justru memecah belah. Yesus mengajarkan kasih, namun dalam hidup masih kita temukan kebencian dan balas dendam. Dalam kehidupan masyarakat majemuk, yang rentan dengan perpecahan dan adu domba, kita didorong menjadi pelopor Peradaban Kasih demi terwujudnya masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman. Kita diajak menjadi orang-orang yang mempunyai kualitas hidup sebagaimana diajarkan oleh Yesus dalam kotbah di bukit.

Injil yang kita dengarkan hari ini merupakan bagian pokok dari kotbah Yesus di bukit. Melalui kotbah-Nya, Yesus menggembleng para pengikut-Nya agar menjadi pribadi-pribadi yang unggul, seperti dikatakan-Nya,”Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga” (Mat 5:20).

Di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang kerap kali masih diwarnai ujaran kebencian, sebagai Pelopor Peradaban Kasih kita dipanggil menyuarakan kebaikan, kasih, kesejukan, persaudaraan dan damai. Secara khusus bagi para OMK (Orang Muda Katolik), marilah kita, menggunakan media sosial untuk menyuarakan kebenaran dan menyerukan ajaran kasih. Dalam menyambut AYD (Asian Youth Day) 2017, bersama para penggerak sosial kemasyarakatan marilah kita menjadi Pelopor Peradaban Kasih yang penuh sukacita, joyful, bekerjasama lintas iman – lintas agama, lintas generasi dan terjun-terlibat hingga dirasakan di tengah masyarakat. Memberi pengaruh positif ditengah masyarakat multikultur.

Di bagian pengantar buku Ajaran Sosial Gereja – DOCAT (Kanisius tahun 2016, halaman 13), Paus Fransiskus menegaskan“Saya berharap mempunyai satu juta orang muda Kristen, lebih baik jika seluruh generasi sezaman, “pergi menjalankan ajaran sosial”. Tidak ada lagi yang mengubah dunia selain orang-orang yang bersama Yesus dan yang mengabdikan hidup untuk perubahan itu, serta yang bersama Dia pergi menjumpai mereka yang miskin dan bertemu langsung di tempat-tempat kotor. Terjunlah juga ke dunia politik. Berjuanglah demi keadilan dan kemanusiaan, secara khusus bagi mereka yang paling miskin di antara yang miskin. Kamu semua adalah Gereja. Lalu pastikan, bahwa Gereja ini berubah, bahwa Gereja ini masih hidup karena mengizinkan dirinya ditantang oleh teriakan mereka yang dirampas haknya, oleh rintihan permohonan kaum miskin, dan oleh mereka yang tidak mendapatkan perhatian”. Kita percaya bahwa kasih setia Allah akan meneguhkan dan menggairahkan usaha dan perjuangan kita.

Saudari-saudara yang terkasih

Menjadi pelopor peradaban kasih adalah panggilan murid-murid Yesus Kristus untuk mewujudkan iman kita. Iman kita mesti berdampak dan berbuah. Buah iman adalah kasih. Buah kasih adalah pelayanan, dan buah pelayanan adalah damai (St. Teresa dari Kalkuta). Pelayanan berlandaskan kasih kepada semua orang, terutama kepada yang miskin merupakan ciri kekatolikan kita. Paus Fransiskus menegaskan,”Jika sampai hari ini masih ada orang Kristen yang tidak peduli terhadap kebutuhan orang paling miskin dari yang miskin, nyatalah bahwa ia bukan orang Kristen” (Kata Pengantar DOCAT, halaman 11).

Kita tidak perlu khawatir. Kalau kita berderma dan membantu sesama, kita tidak akan kekurangan karena Tuhanlah yang mencukupi kebutuhan kita. Allah mengetahui apa yang kita butuhkan. Kita tidak perlu khawatir akan apa yang mau kita pakai dan mau kita makan. Menjadi pelopor peradaban kasih, mewujudkan masyarakat yang sejahtera, bermartabat dan beriman akan membuat kita mengalami sukacita iman karena dengan berbuat kasih kita menyalurkan berkat Allah untuk sesama.

Saudari-saudara yang terkasih

Dalam situasi dunia serta masyarakat yang masih diliputi keprihatinan, tidak jemu-jemu, kita menggemakan peradaban kasih dalam berbagai tempat dan kesempatan. Dari gema itu diharapkan terjadi pertobatan hati bagi banyak orang. Karena hanya pertobatan hati yang mampu membuat dunia dan masyarakat menjadi lebih manusiawi.

Bersama Kolegium Konsultor KAS, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh umat, komunitas dan kelompok / paguyuban yang terus menerus mengupayakan terwujudnya peradaban kasih dalam masyarakat Indonesia yang sejahtera, bermartabat dan beriman. Semoga peran serta dan usaha Anda menjadi lilin-lilin kecil di tengah kegelapan. Kita percaya bahwa kasih setia Allah akan meneguhkan kita menjadi Pelopor Peradaban Kasih. Tuhan Yesus Kristus melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada Anda, keluarga-keluarga, komunitas dan Paguyuban. Berkah Dalem.

Semarang, 11 Februari 2017 pada Hari Orang Sakit Sedunia.
Salam, doa dan Berkah Dalem,

FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr
Administrator Diosesan KAS

PERATURAN PUASA DAN PANTANG TAHUN 2017

Mengacu Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 136 peraturan puasa ditetapkan sebagai berikut:

  1. Hari Puasa tahun 2017 ini dilangsungkan pada hari Rabu Abu tanggal 1 Maret 2017, dan Jumat Agung tanggal 14 April 2017. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
  2. Yang wajib berpuasa ialah semua Orang Katolik yang berumur 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua Orang Katolik yang berumur genap 14 tahun ke atas.
  3. Puasa dalam arti yuridis, berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang dalam arti yuridis, berarti memilih tidak makan daging atau ikan atau garam, atau tidak jajan atau merokok.
  4. Karena peraturan puasa dan pantang cukup ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama, misalnya dalam keluarga, atau seluruh lingkungan, atau seluruh wilayah, atau komunitas pastoran/biara atau komunitas seminari menetapkan cara puasa dan pantang yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat tobat dan matiraga yang ingin dinyatakan sebagai “pelopor peradaban kasih”.
  5. Sebagai sikap pertobatan nyata, beberapa hal dapat dibuat dan sangat kami anjurkan, antara lain:

 

Tema APP tahun 2017 ini adalah: “Aku Pelopor Peradaban Kasih” sebagaimana diuraikan dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Panitia APP Keuskupan Agung Semarang, bisa dijadikan bahan permenungan bagi seluruh umat.

Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 11 Februari 2017

 

FX. Sukendar Wignyosumarta, Pr
Administrator Diosesan KAS