Dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 19-20 Januari 2013

“Beriman Mendalam dan Tangguh Melalui Dialog Ekumenis dan Interreligius”

Saudari-saudaraku yang terkasih,
Sudah lebih dari satu abad, setiap tahun, pada tanggal 18-25 Januari, bersama seluruh umat Kristiani sedunia, kita berdoa untuk Kesatuan Umat Kristiani. Selama satu pekan itu, kita mengalami dan menghayati yang disebut Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani. Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani merupakan buah kerja sama antara Dewan Kepausan untuk Kesatuan Umat Kristiani (Gereja Kristen Katolik Roma di Vatikan) dan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia (Gereja Kristen Protestan di Geneva). Ikut serta dalam gerakan ini juga Gereja-Gereja Ortodoks.

Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani mempunyai landasan alkitabiah dari doa Yesus kepada Bapa, “Semoga mereka semua menjadi satu sehingga dunia percaya” (Yoh 17:21). Yang dimaksud dengan “mereka” dalam doa Yesus adalah setiap orang yang percaya kepada-Nya berkat pemberitaan Injil oleh para rasul. Maka, yang dimaksud dengan “mereka” tidak lain adalah “kita” semua, umat Kristiani, dan siapa pun yang di masa mendatang akan menerima dan mengimani Yesus Kristus.

Dalam rentang Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani, diharapkan umat mendaraskan doa, mendalami renungan, dan menghayati seruan-seruan tema harian sebagaimana ditawarkan oleh Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang. Bahan-bahan itu dapat direnungkan atau didaraskan setiap hari di gereja maupun di komunitas dan lingkungan-lingkungan sejauh dimungkinkan.

Dalam satu pekan selama Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani, selalu ada Hari Minggu. Sejak tahun 2011 yang lalu, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang sebagai bagian dari Dewan Karya Pastoral Keuskupan Agung Semarang, memulai gerakan yang disebut Hari Minggu HAK Keuskupan Agung Semarang. Diharapkan, pada Hari Minggu HAK KAS tersebut, umat Katolik, khususnya di paroki-paroki dan komunitas-komunitas, merajut hubungan antaragama dan kepercayaan melalui praksis dialog sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing.

Saudari-saudaraku yang terkasih,
Tema Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani 2013 adalah “Apa Yang Dituntut Tuhan dari Kita?” Tema ini terinspirasi dari Kitab Nabi Mikha 6:6-8. Dengan tema itu, selama Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani, kita diajak untuk menghayati iman yang mendalam dan tangguh dalam rangka membela kaum kecil, lemah, miskin, tersingkir dan difabel (KLMTD) serta merawat lingkungan yang rusak dan hancur. Dalam situasi itu, kita diajak menghayati iman mendalam dan tangguh bersama dengan komunitas-komunitas lain, baik secara ekumenis (dialog antargereja) maupun secara interreligius (dialog antaragama dan kepercayaan) dengan cara menegakkan kebenaran, keadilan, dan kesejahteraan serta menjaga keutuhan lingkungan hidup. Selama satu Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani kita semua diajak untuk merenungkan tema-tema itu.

Iman mendalam dan tangguh yang dihayati secara ekumenis dan interreligius bisa diwujudkan dalam upaya bersama memberdayakan kelompok KLMTD dan melestarikan keutuhan ciptaan. Itulah wujud keselamatan sebagai kebenaran yang harus “bersinar seperti cahaya dan menyala seperti suluh” (Yesaya 62:1) sebagaimana disebut dalam bacaan pertama hari ini. Iman mendalam dan tangguh yang dihayati secara ekumenis dan interreligus juga tampak dalam upaya saling menghargai berbagai-bagai karunia yang dianugerahkan Tuhan dalam diri kita, komunitas-komunitas dan agama-agama lain, yang bersumber dari Roh Suci yang sama (bdk. 1 Korintus 12:4-11, bacaan II).

Iman mendalam dan tangguh yang dihayati secara ekumenis dan interreligius selalu bersumber dari dan berpusat pada Yesus Kristus. Dia hadir di tengah masyarakat dengan memberikan pertolongan di saat yang tepat sebagaimana dikisahkan dalam Injil Yohanes 2:1-11, saat Yesus mengubah air menjadi anggur dalam pesta pernikahan di Kana. Saat Yesus mengubah air menjadi anggur, Dia menyatakan tanda kemuliaan-Nya yang membuat para murid percaya kepada-Nya. Sebagai persekutuan paguyuban murid-murid Yesus Kristus, kita pun dipanggil untuk menghadirkan tanda-tanda kemuliaan dan keselamatan itu dengan mengubah kebencian dan dendam menjadi kasih dan perhatian, perpecahan diubah menjadi persatuan, ketidakadilan menjadi keadilan, kekurangan menjadi kesejahteraan, kahancuran menjadi keutuhan. Dengan demikian, kita menjadi tanda perdamaian dan sarana persaudaraan yang sejati dengan semua orang.

Saudari-saudaraku yang terkasih,
Kita menghayati Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani dan Hari Minggu HAK Keuskupan Agung Semarang juga dalam rangka Tahun Iman. Dalam Tahun Iman ini, Paus Benediktus XVI mengajak kita menimba sumber iman dari dokumen-dokumen Konsili Vatikan II. Salah satu dokumen Konsili Vatikan II yang penting dalam rangka menghayati iman mendalam dan tangguh secara ekumenis dan interreligius adalah Nostra Aetate, yakni Pernyataan tentang Hubungan Gereja (Katolik) dengan Agama-Agama Bukan Kristiani. Dikatakan dalam Nostra Aetate artikel kedua, “Gereja Katolik tidak menolak apapun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci. Dengan sikap hormat yang tulus Gereja merenungkan cara-cara bertindak dan hidup, kaidah-kaidah serta ajaran-ajaran, yang memang dalam banyak hal berbeda dari apa yang diyakini dan diajarkannya sendiri, tetapi tidak jarang toh memantulkan sinar kebenaran, yang menerangi semua orang. Maka Gereja mendorong para puteri-puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup Kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka.”

Itulah landasan penting bagi kita untuk menghayati iman mendalam dan tangguh secara ekumenis dan interreligius dalam hidup sehari-hari. Marilah, dalam rangka Minggu HAK-KAS ini, kita secara pribadi, kelompok, komunitas maupun paroki-paroki, mempraktekkan gerakan dialog karya dan budaya bersama dengan semua orang yang berkehendak baik di sekitar kita. Semoga dengan cara-cara yang sederhana itu, kita kian menghayati iman mendalam dan tangguh secara ekumenis dan interreligius dalam kehidupan sehari-hari.

Allah yang telah memulai pekerjaan-pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6).

Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, Hari Perdamaian Sedunia, 1 Januari 2013

+ Mgr. Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang