Desa Wisata Brayut, 29-30 Oktober 2022, Komisi Hubungan Antar Agama dan Kepercayaan Kevikepan Yogyakarta Barat (HAK KYBAR) mengadakan kegiatan Srawung Orang Muda Lintas Iman yang bertema, “Berani Bergaul dan Berani Berperan”. Ada tiga hal penting yang akan didalami yaitu Sarasehan Literasi Digital, Kepedulian Terhadap Lingkungan Alam Ciptaan, dan Bedah Budaya. Harapannya peserta semakin berani bergaul dan berperan di dunia digital, peduli pada lingkungan hidup, dan tetap mencintai kekayaan budaya Indonesia. Di samping itu, acara ini hendak membantu orang muda untuk semakin berjejaring. Jejaring yang semakin luas bermanfaat untuk memperluas peran keterlibatan orang muda di tengah masyarakat, sehingga kehadiran orang muda memiliki dampak yang semakin luas. Tidak hanya di dalam kelompok agama dan kepercayaan mereka sendiri saja, tetapi antar kelompok agama dan kepercayaan lain yang ada disekitar mereka.
Acara ini dihadiri kurang lebih 80 peserta yang berasal dari 47 komunitas lintas iman di Yogyakarta. Kegiatan ini akan dibuka dengan memukul kentongan secara bersama-sama oleh Perwakilan dari Kementerian Agama Kabupaten Sleman, Pemda Kabupaten Sleman, Vikep Kevikepan Yogyakarta Barat, Ketua Umum HAK Keuskupan Agung Semarang, dan Kepala Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda Keuskupan Agung Semarang. Pihak-pihak lain yang juga mendukung berjalannya acara ini adalah C. Lilik Krismantoro Putro dari Relawan Mafindo Yogyakarta (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) yang akan membantu peserta untuk mengenali dan melawan hoaks. Hadir juga AG Irawan selaku Ketua FKSS (Forum Komunitas Sungai Sleman) yang akan mengajak peserta untuk memberi kepedulian terhadap lingkungan khususnya Sungai yang seringkali terabaikan. Kemudian, peserta juga akan disemangati untuk semakin mencintai dan bangga terhadap nilai-nilai budaya Indonesia melalui workshop yang akan dipandu oleh Aloysius Sudarmadi, Ketua Pengelola Desa Wisata Brayut.
Selama dua hari satu malam peserta akan menginap di Joglo yang usianya telah mencapai 200 tahun. Joglo tersebut dulunya merupakan Kantor Kelurahan Brayut yang dibangun sekitar tahun 1940-1943. Saat ganti waris, bangunan ini menjadi tempat tinggal. Bangunan ini memiliki lantai yang tinggi. Bahan pintu, jendela, tiang, usuk menggunakan kayu jati murni. Atapnya juga berbahan kayu jati yang dipadukan dengan potongan bambu yang rapi. Ada lima bagian ruang dalam bangunan ini. Mulai dari emperan atau teras depan, ruang utama, pinggitan atau teras tengah, ruang keluarga dan bagian belakang atau sentong. Pada ruang sentong terdiri dari tiga ruang. Sentong kiwa (kiri), sentong tengah dan sentong tengen (kanan). Pada tahun 2015 bangunan tersebut menyandang sebagai rumah cagar budaya dan sudah mendapatkan surat keterangan (SK) Gubernur DIY.
Semoga, melalui acara ini orang muda dari berbagai agama dapat berjumpa, bercerita, dan berencana untuk membangun karsa dan karya bersama, sehingga dengan berani bergaul dan berperan, orang muda semakin menjadi talang berkat-Nya yang memberi kesejukan dan kedamaian bagi semakin banyak orang, baik di Yogyakarta maupun Indonesia.