Dalam kata sambutannya Ketua Komisi KPKC Kevikepan Yogyakarta Barat, Romo Adolfus Suratmo Atmomartoyo,Pr menyampaikan Salah satu pilihan program strategis Komisi KPKC tahun 2024 adalah sosialisasi pemenuhan kebutuhan umat yang berkebutuhan khusus ketika beribadat di Gereja. Tema ini dipilih mengingat mereka adalah umat Allah yang membutuhkan pelayanan yang berdaya guna untuk kehidupan iman mereka. Namun faktanya sering kali aneka keterbatasan sungguh membuat mereka tidak berdaya. Kekurangan fasilitas yang disediakan oleh Gereja menjadi alasan klise yang menampakkan semakin termarginalkannya mereka, bahkan dalam kerangka liturgis sekalipun. Sambutan ini dibacakan oleh Bapak Antonius Ariwidayanto karena Romo berhalangan hadir. Lebih lanjut disampaikan Kesempatan sosialisasi ini diharapkan menjadi wahana baik untuk saling bertukar kabar gembira dari masing-masing paroki dalam kaitannya dengan upaya pemenuhan kebutuhan umat berkebutuhan khusus ini. Komisi KPKC tidak bermaksud menugasi paroki-paroki untuk menyediakan namun berusaha membangun kesadaran bersama akan kebutuhan sangat konkret ini demi kebaikan bersama khususnya mereka yang berkebutuhan khusus di dalam mengikuti kegiatan-kegiatan liturgis. Mereka yang berkebutuhan khusus bukan hanya dimaksud mereka yang lahir demikian namun karena kondisi kesehatan di mana mereka menjadi semakin renta, sulit melihat, susah mendengar dan sebagainya adalah realitas yang sangat akrab dengan keseharian umat khususnya kaum tua.
Buah yang diharapkan muncul dalam proses bersama ini adalah kita memiliki cara pandang yang semakin positif terhadap realitas umat berkebutuhan khusus ini dan menempatkan mereka sebagai kaum beriman yang perlu dilayani terutama dalam kerangka liturgis, sehingga mereka tetap mengalami suka cita Injil.
Acara workshop diselenggarakan oleh Komisi Keadilan Perdamaian dan Keutuhan Ciptaan Kevikepan Yogyakarta Barat yang dilaksanakan pada Hari Kamis 23 Mei 2024 bertempat di Aula Ibu Pirembag Sae Jln. Sanun 23 Wates Kulon Progo; mengundang seluruh perwakilan paroki yang ada di Kevikepan Yogyakarta Barat. Pemateri utama Drs. Farid Bambang Siswantoro,MIP,C-Me menyampaikan bahwa tempat ibadah sudah harus memikirkan kebutuhan kaum disabilitas dalam kegiatan doa atau peribadatan, mulai dari fasilitas jalan yang menyediakan pegangan dan tanda atau simbol-simbol yang bisa diakses oleh kaum disabilitas, pintu masuk dan seterusnya bahkan bila memungkinkan menyediakan pemandu bahasa isyarat bagi yang tuna rungu. Akan lebih detail apabila perencanaan atau pembuatan fasilitas bisa bersama-sama dengan saudara kita penyandang disabilitas. Sebagai acuan dalam perencanaan fasilitas ini adalah Permen PUPR No.14 tahun 2017 tentang Kemudahan Bangunan. Pemateri utama pernah menjabat sebagai Ketua Komite Disabilitas DI Yogyakarta 2020-2023, dan saat ini aktif dalam kepengurusan Forum Disabilitas DI Yogyakarta.
Dalam kesempatan yang sama Romo Antonius Koko Kridtanto,Pr dari paroki Sedayu menyampaikan jangan sampai terjadi kesan diskriminasi kita memberikan ruang pemisahan padahal penyandang disabilitas hanya ingin dianggap sama seperti kita orang normal. Kita orang Katolik harus mempunyai kasih dan solidaritas kepada saudara kita yang difabel. Di akhir sesi Romo Aloysius Budi Purnomo,Pr, menyampaikan adalah baik bila kita sebagai umat beriman mulai memikirkan saudara-saudara kita yang berkebutuhan khusus meskipun suatu tindakan kecil saja tapi sungguh berarti dalam pelayan kepada umat. Ada paroki yang telah menyediakan sarana dan prasarana itu semoga semakin dimanfaatkan. Namun ada pula yang karena aneka situasi belum bisa menyediakan rasanya saat ini bisa menjadi awal untuk serius memikirkannya.