TIADA HARI TANPA BERSYUKUR

Tujuan:

  1. Peserta mampu mensharingkan pengalaman syukur dalam hidupnya
  2. Peserta menyadarai kebaikan dan anugerah Allah yang sedemikian banyak dicurahkan bagi manusia.
  3. Peserta membangun kebiasaan/ habitus berrefleksi

PEMBUKAAN

Lagu Pembuka : Bapa Engkau Sungguh baik

Bapa Engkau Sungguh Baik

Bapa Engkau sungguh baik
KasihMu melimpah di hidupku
Bapa ku berterima kasih
BerkatMu hari ini yang Kau sediakan bagiku

Ku naikkan syukur ku buat hari yang Kau b’ri
Tak habis-habisnya kasih dan rahmatMu
Selalu baru dan tak pernah terlambat pertolonganMu
Besar setiaMu di sepanjang hidup ku

Bapa Engkau sungguh baik
Kasih Mu melimpah di hidup ku
Bapa ku berterima kasih
Berkat Mu hari ini yang Kau sediakan bagi ku
Ku naikkan syukur ku buat hari yang Kau b’ri
Tak habis-habisnya kasih dan rahmat Mu
Selalu baru dan tak pernah…

https://www.youtube.com/watch?v=jxNEzCb-SFA

Doa Pembuka

(†): Tanda Salib

Marilah berdoa:

Bapa di Surga,  kami bersyukur atas segala berkatMu yang melimpah Kau curahkan bagi kami. Engkau senantiasa mengasihi kami. Terutama dalam pengorbanan PuteraMu terkasih,  Tuhan kami Yesus Kristus, Engkau menyelamatkan dan menebus dosa-dosa kami. Saat ini kami berjumpa dan  berhimpun dalam pertemuan APP, di masa pra-paskah. Dampingilah kami, semoga dapat melaksanakan pertemuan dengan lancar dan bermakna. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin

Amin

(†): Tanda Salib

Pengantar

Hal-hal pokok dalam pengantar ini dikembangkan lebih lanjut oleh Tim Pendamping.   

PENDALAMAN MATERI

Kisah Santa Kateri Tekakwitha  

Tim Pendamping menyampaikan kisah berikut ini, atau dapat juga diperbanyak agar dibaca sendiri-sendiri oleh para remaja. Kisah Santa Kateri Tekakwitha ini dikisahkan kembali oleh Agustina Maria. Dikutip dari buku saku umat “Kisah Santo Santa – kumpulan narasi tentang kisah Santo Santa yang pendek, nge-pop, dan menarik. Buku  disusun dan diterbitkan oleh Rumpun Beriman Dewan Pastoral Keuskupan Agung Semarang, tahun 2019.

MALAEKAT DI DADAKU

(Santa Kateri Tekakwitha)

Kateri namaku. Aku dilahirkan di desa Auriesville. Sebuah desa yang subur, tenang, dan damai. Desa itu sekarang bernama New York. Sebuah kota besar di negara Amerika Serikat.

Sudah sebulan aku tinggal bersama om dan tante. Hidup kami makin sulit, sejak ayahku tidak bekerja lagi. Selama ini aku merasa sepi dan terasing. Aku ingin pulang ke rumah.

Aku selesai membersihkan rumah. Tiba-tiba terdengar suara bel pintu. Aku berlari sambil membawa kunci gembok, “Ach…kalau di desa tak perlu pintu rumah digembok”. “Sore Tante,” sapaku

“Sore, apakah pekerjaan rumahmu sudah dikerjakan?” Tanya Tante Agnes

“Sudah Tante, ini baru selesai mengepel lantai” jawabku Tante Agnes masuk rumah. Tante menuju meja makan dan meletakkan makanan yang dibawanya.

“Makanlah ada kue  enak, setelah itu tolong antarkan roti ini pada nenek, yang tinggal di depan rumah kita!”

Halaman rumah nenek tidak terlalu luas. Halaman itu tampak terawat, bersih dan rapi. Aku memencet bel pintu. Tak lama keluarlah seorang wanita muda. Wanita itu yang menemani keseharian nenek.

“Mbak… saya, Kateri, keponakan bu Agnes. Ini ada roti untuk nenek.”

“Masuklah!” Mbak itu mengajakku masuk.

Di ruang tamu terlihat seorang nenek duduk di kursi roda. Nenek itu terlihat murung dan kurang semangat.

“Nek…ini ada roti dari bu Agnes,” kata si mbak. Nenek tersenyum. Ada kilat kegembiraan di mata dan keceriaan di wajah nenek, namun terlihat redup lagi.

“Sampaikan terima kasih nenek pada tantemu! Ternyata masih ada yang memperhatikan nenek,” kata nenek.

Kemudian nenek memintaku untuk bercerita tentang keluarga di desa. Beliau senang mendengarkan.

Nenek juga bercerita.

Saat ia masih tinggal di desa. Sesekali nenek menghela nafas dalam dan wajah kembali murung.

“Sekarang aku sudah tua dan lumpuh, tidak berguna pula,” gumam nenek.

“Tapi kita tetap harus tabah dan semangat!” nenek tiba-tiba berbicara penuh semangat.

Ucapan nenek membuat rasa kangen pada desaku terobati.

Aku segera pamit pulang, mungkin tante Agnes cemas menungguku.

“Nek, aku harus pulang. Terima kasih yaa..nek karena telah memberiku semangat. Aku ingin selalu pulang ke rumah. Tidak betah tinggal di kota.

Setelah aku mendengar. Nenek mengatakan, “Kita harus selalu tabah!”

Aku menjadi kuat lagi. Aku ingin bertahan di kota ini. Aku ingin mencapai cita-citaku.”

Tiba-tiba wajah nenek bersinar, ada kebahagiaan dan keharuan. Tak terasa air matanya mengalir.

“Neneklah yang musti berterima kasih. Ternyata nenek masih bisa bermanfaat bagi orang lain,” kata nenek sambil memegang tanganku.

“Kateri, kita sama-sama berjuang! Nenek akan berjuang melawan penyakit! Kamu pun harus berjuang untuk meraih cita-citamu di kota ini!

Datanglah ke sini kapan saja kamu mau!” kata nenek.

Aku menghapus air mataku, beban serasa sudah berkurang.

“Siti, tolong dorong kursi ini! Nenek mau mengantar Kateri ke depan!”

Nenek memanggil pembantunya. Dalam sekejap mbak Siti sudah muncul.

“Wah…kemajuan sekali. Nenek mau mengantar Kateri ke rumahnya?

Sudah lama kita tidak jalan-jalan ke luar,” kata mbak Siti

“Sampai di depan sajalah, besok kita mulai jalan-jalan lagi!” kata nenek

“Terima  kasih yaa..neng Kateri, sudah memberi semangat nenek,” kata mbak Siti dengan wajah ceria dan penuh semangat.

“Neneklah, yang memberi semangat aku, Mbak,”

Perjalanan pulang, aku merasa aneh. Perjumpaan dengan nenek, membuat semangatku hidup. Begitu pula nenek. Mbak Siti pun juga ceria.

Semua ini berawal dari kebaikan hati tante Agnes. Yang ingin memberikan sedikit perhatian pada tetangga. Aku tidak lagi berpikir ingin selalu pulang ke desa. Aku merasa bersyukur. Karna aku dirawat

om Made dan tante Agnes yang baik hati. Aku juga memiliki kawan.

Seorang nenek yang bersemangat ingin sembuh dari sakit.

Sharing pengalaman dalam kelompok

Tim pendamping menfasilitasi perbincangan antar remaja untuk mendalami kisah Santa Kateri Tekakwitha  . Para Remaja diminta duduk melingkar dalam kelompok-kelompok kecil (jumlah masing-masing kelompok menyesuaikan dengan remaja yang hadir). Pada masing-masing kelompok dibagikan kartu panduan pertanyaan untuk membantu pemicaraan dalam kelompok. Masing-masing anak dalam kelompok diminta untuk secara bergantian menjawab pertanyaan.  

Kartu Panduan Pertanyaan:

  1. Apa kesan kamu  setelah mendengar/ membaca sepenggal  kisah kehidupan Santa Kateri Tekakwitha? Menurut kamu mengapa kisah tersebut diberi judul: Malaikat di dadaku?
  2. Pada bagian akhir kisah disebutkan bahwa Santa Kateri Tekakwitha merasa bersyukur. Mengapa dia merasa bersyukur?
  3. Dari pengalaman kamu: hal-hal apa yang membuatmu jadi mudah mengungkapkan rasa syukur? Berilah contoh!

Laporan pleno

Tim pendamping memberi kesempatan perwakilan kelompok membagikan pokok–pokok jawaban dari pertanyaan di atas. Pokok jawaban dipilih dari jawaban yang dipandang mewakili jawaban kelompok.  Tim Pendamping memberikan tanggapan-tanggapan secukupnya. Semua jawaban hendaknya diapresiasi secara positif. Tim Pendamping juga boleh mensharingkan jawabannya/ pengalamannya sendiri secara singkat.

Belajar menulis refleksi

Setelah mendengarkan laporan pleno dan memberikan tanggapan secukupnya, serta mengapresiasi  secara positif jawaban-jawaban dari para remaja kemudian Tim Pendamping mengkondisikan para remaja untuk berlatih menulis refleksi sederhana.  

Marilah kita mengkondisikan diri untuk tenang, kita duduk bersila dengan baik, konsentrasi pada diri kita masing-masing tanpa menggangu satu dengan yang lain ….

Perlahan-lahan mata kita pejamkan …..

Kita membuat tanda salib: (+) Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh

Kudus

Tuhan Yesus yang baik … kami akan berlatih menulis refleksi, dampingilah proses latihan kami, bantulah kami menjadi remaja katolik yang mampu mengembangkan daya reflektif kami, sehingga hidup kami senantiasa berkembang menuju kebaikan. Bantulah pula kami selalu bisa melihat kebaikan-kebaikan, anugerahMu bagi yang kami alami dalam kehidupan kami ….

Kita hening …. Semakin tenang …. Masuk dalam suasana keheningan ….

Kita tata posisi duduk kita … kita sadari … biarlah kita duduk bersila dengan tenang …. Mata tetap terpejam …. Kita konsentrasi ke dalam diri kita masing-masing …. Bagi yang merasa terganggu untuk memusatkan perhatian … silahkan bisa membayangkan Salib Tuhan dan terus kita focus pada bayangan salib itu … atau dapat juga kita lekatkan ujung jari telunjuk dengan ujung ibu jari kita … kita rasakan denyut nadi di situ … kita hening … dan semakin hening ……

Perlahan-lahan kita atur dan sadari pola pernafasan kita …. Silahkan masing-masing menyadari … saat-saat menghirup udara lewat hidung …. Sejenak kita tahan …. Kita hembuskan perlahan-lahan … kita ulangi lagi …. Tarik nafas …. Tahan …. Hembuskan perlahan-lahan … kita ulang sendiri-sendiri sampai kita merasakan aliran pernafasan kita …. Dan skarang … setiap kali menghembuskan nafas … doakanlah di dalam hati …. Tuhan terimakasih  …. Demikian kita ulang  …  tarik nafas …. Tahan sebentar …. Hembusan perlahan-lahan dan doakan dalam hati :

Tuhan terimakasih …. Biarlah ungkapan Tuhan terimakasih semakin mengalir dalam diri kita … kita bersyukur sebab dapat menikmati pernafasan dengan baik … inilah rahmat Tuhan …  nikmatnya karunia Tuhan…. Tuhan terimakasih, Tuhan kami bersyukur ….….

Sambil terus merasakan syukur atas pernafasan yang baik … kita tetap hening … kita mengingat-ingat pengalaman-pengalaman kebaikan Tuhan dalam hidup kita: … silahkan dalam keheningan ini, mengingat-ingat kebaikan Tuhan dalam hidup kita masing-masing …. (diberi waktu yang cukup agar para remaja hening dan mengingat-ingat pengalamannya) …. Setiap kali kita menemukan pengalaman rahmat Tuhan, sampaikan dalam hati: Tuhan aku bersyukur ……..

(setelah dianggap cukup) … marilah sekarang kita perlahan-lahan membuka mata kita, mengambil alat tulis … kemudian menuliskan pengalaman syukur yang kita temukan dalam proses keheningan tadi:

Tim pendamping memberikan kesempatan para remaja menuliskan refleksinya. Tim Pendamping juga ikut menulis refleksi sebagai teladan bagi para remaja.  

SABDA & DOA

Bacaan Kitab Suci: Mazmur 30: 1-10  

Nyanyian untuk pentahbisan Bait Suci dari Daud.

Aku  akan memuji Engkau, ya Tuhan, sebab Engkau telah menarik aku ke atas, dan tidak memberi musuh-musuhku bersukacita atas aku.

Tuhan, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.

Tuhan, Engkau mengangkat aku dari dunia orang mati, Engkau menghidupkan aku di antara mereka yang turun ke liang kubur.  Nyanyikanlah mazmur bagi Tuhan, hai orang-orang yang dikasihi-Nya, dan persembahkanlah syukur kepada nama-Nya yang kudus! Sebab sesaat saja Ia murka, tetapi seumur hidup Ia murah hati; sepanjang malam ada tangisan, menjelang pagi terdengar sorak-sorai.

Dalam kesenanganku aku berkata : “Aku takkan goyah untuk selama-lamanya!”

Tuhan, oleh karena Engkau berkenan, Engkau telah menempatkan aku di atas gunung yang kokoh; ketika Engkau menyembunyikan wajah-Mu, aku terkejut.

Kepada-Mu, ya Tuhan, aku berseru, dan kepada Tuhanku aku memohon: ”Apakah untungnya kalau darahku tertumpah, kalau aku turun ke dalam lobang kubur? Dapatkah debu bersyukur kepada-Mu dan memberitakan kesetiaan-Mu?

Renungan, Input dan Sharing dari Tim Pendamping

Tim Pendamping memberikan renungan. Pokok-pokok renungan di bawah ini silahkan dikembangkan lebih lanjut sesuai pengalaman masing-masing:

Doa Umat

Tim Pendamping memimpin doa umat.

P  : Ya Tuhan, kami bersyukur atas segala kebaikan yang Engkau anugerahkan bagi kami. Pada pertemuan APP ini, kami diingatkan atas segala rahmat yang senantiasa Engkau karuniakan bagi  kami. Ajarilah dan dampingilah kami, supaya dapat  selalu bersyukur atas karunia rahmat-Mu.  Marilah kita berseru:

U  : Rahmat Tuhan selalu cukup bagiku

P  : Kami berdoa untuk semua orang yang terlibat dalam mengembangkan iman kami, terutama para pendamping  iman kami, berikanlah mereka kesehatan, keselamatan, dan juga kebahagiaan. Marilah berseru:

U  : Rahmat Tuhan selalu cukup bagiku

P  : Ya Tuhan, berkatilah pula teman-teman kami yang pada saat ini tidak dapat berkumpul  bersama kami di sini. Semoga masa  pra-paskah menggungah semangat teman-teman untuk dapat bersyukur atas segala rahmat yang mereka rasakan. Sehingga mereka semakin pantas menyambut perayaan Paskah mulia .Marilah kita berseru:

U  : Rahmat Tuhan selalu cukup bagiku

Hening sejenak menghaturkan doa-doa pribadi

Doa Bapa Kami  

(bersama-sama)

Kotak Dana APP

Kotak Derma APP diedarkan 

PERUTUSAN DAN PENUTUP

Pengumuman

Tim Pendamping menyampaikan pengumuman-pengumuman sejauh dibutuhkan.  

Perutusan: Ikut Berdoa Syukur dalam Pertemuan APP lingkungan.   

Tim Pendamping menyampaikan tugas perutusan kepada para remaja, sebagai berikut:

Doa Penutup

(†): Tanda Salib

Marilah berdoa:

Ya Bapa, kami berterimakasih karena Engkau telah memberkati pertemuan APP ini dari awal hingga akhir. Ajarilah kami untuk membiasakan diri mengucap syukur kepada-Mu atas apa yang telah Engkau berikan pada kami.  Berkatilah niat kami, untuk membiasakan membuat refleksi serta menggunakan media sosial sebagai saran mewartakan kebaikan.  Bapa sebentar lagi kami akan pulang, kiranya Engkau memberkati perjalanan kami agar selamat dan bertemu keluarga di rumah kami masing-masing. Semua ini kami haturkan kepada-Mu, demi Kristus Tuhan kami.Amin

(†): Tanda Salib

Lagu Penutup : Persembahan hati  

Persembahan Hati

Lagu & syair: Natalis Natalianto

Arsm: L. Putut Pudyantoro

Allah Bapa sungguh besar kasihMu
Engkau selalu hadir dalam setiap langkahku
Sungguh indah ku menjadi anakMu
hidup dalam kasihMu, kasih yang tak ternilai
Tak sanggup aku membalas kasihMu,
hanya ini Bapa yang ku bisa
Bapa, trimalah persembahan hatiku,
nyanyian pujian kepadaMu
Ini diriku jadikanlah alatMu,
trimalah Bapa persembahan hati
https://www.youtube.com/watch?v=DwUVXHvSF2A

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *