Paidi, seorang karyawan, tampak tertunduk lesu manakala mendapatkan surat PHK dari perusahaan tempatnya bekerja. Ia sempat bertanya di dalam hati, mengapa di masa pandemi ini ia mengalami serangkaian peristiwa berat secara bertubi-tubi, mulai dari persoalan pekerjaan hingga
kebutuhan hidup keluarga yang terus meningkat. Beruntung bahwa Paidi adalah pribadi yang tidak mudah menyerah pada keadaan dan percaya pada seluruh rencana Tuhan yang terkadang membingungkan. Ia teringat perkataan Ayub manakala menjawab ajakan istrinya untuk memberontak
terhadap semua kejahatan yang menimpanya: “Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” (Ayub 2:10).

Sosok Paidi mengingatkan kita akan gambaran Santo Yusuf sebagai seorang bapak yang menerima. Ia mengalahkan egonya dengan menerima Maria tanpa menuntut syarat apa pun. Jalan rohani yang ditunjukkan Yusuf kepada kita bukanlah jalan yang menjelaskan, tetapi jalan menerima.
Hanya berangkat dari penerimaan, dari pendamaian ini, orang juga bisa memahami sejarah yang lebih besar, makna yang lebih dalam (PC, No. 4). Yusuf adalah pribadi yang kuat dan berani. Ia tidak mengambil jalan pintas, tetapi menghadapi semua dengan keterbukaan hati akan bimbingan Tuhan.

Acap kali dalam hidup ini banyak peristiwa yang terjadi tidaklah mudah untuk dimengerti. Bukanlah masalah besar apabila saat ini segala hal tampak berjalan tidak semestinya. Teruslah maju dan berjalan ke depan sebab Allah mampu menumbuhkan bunga-bunga di antara bebatuan. Cari, temukan, dan lihatlah bunga-bunga indah di antara semak berduri! Anda akan mengaguminya.

Renungan dalam bentuk video dapat dilihat DI SINI.